17

7.7K 820 278
                                    

Dear Dream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dear Dream



















































"Aku tidak punya mimpi,"

"Aku tidak punya harapan,"

"Aku tidak punya masa depan,"

"Aku... Orang yang menyedihkan."

Jaemin membuka pelan matanya, tenggorokannya tercekat, pandangan yang pertama kali ia tangkap adalah langit-langit bernuansa putih yang terlihat tinggi di depan matanya.

Pemuda itu berdehem pelan, meraih sesuatu yang bertengger di bawah hidungnya dengan segera begitu merasa ada benda aneh yang membuatnya semakin tak nyaman.

Ahh... Ternyata selang oksigen, pantas saja ia merasa sangat-sangat risih. Terdiam untuk beberapa saat, Jaemin mengedarkan pandangannya, matanya masih kesulitan untuk mengatur cahaya.

"Sedikit lebih baik?"

Jaemin menoleh cepat begitu suara ringan itu menusuk indra pendengarannya, pemuda itu tercekat begitu mendapati seorang wanita berambut pendek yang kini terduduk di samping ia berbaring.

Ini bukan di rumah sakit, ruangan itu terlihat seperti kamar tidur, tapi... Jaemin tidak mengenali kamar ini sepenuhnya. Segalanya terasa asing, bahkan wanita yang terduduk di sampingnya itu.

Yang Jaemin tahu, wanita itu adalah seorang aktris, Jaemin tidak begitu mengenalinya. Mengetahui fakta bahwa wanita itu adalah lawan main drama sang Ayah membuat apapun yang bersangkutan dengannya terasa begitu membosankan.

"Aku melihatmu pingsan di roof top tadi, apa yang kau lakukan? Kau mengalami syok septik."

Jaemin melepas selang oksigennya, "Bae Suzy sunbaenim," Jaemin berucap dengan suara yang nyaris habis, pemuda itu menelan salivanya dengan susah payah, "Benar?"

Bae Suzy, wanita itu tertawa kecil mendengar nada ketakutan dari Jaemin, "Ya, benar." Sahutnya sambil mengangguk mantap, matanya tak dapat terlepas dari Jaemin yang kini masih terlihat bimbang.

Jaemin memejamkan matanya, sampai saat ini dadanya terasa sesak, apalagi kepalanya. Kenapa ia harus pingsan? Padahal hampir Jaemin melangkahkan kakinya ke bidang yang kosong dan terjun dari gedung tinggi itu dengan bebas.

Yang Jaemin ingat, kakinya kembali melangkah mundur karena kepalanya yang tiba-tiba merasa berat hingga kesadarannya menghilang.

Tiba-tiba Jaemin kesal menyadarinya, harusnya tidak begini. Bagaimana bisa ia bertemu dengan calon istri Ayahnya? Sedangkan di sisi lain Jaemin masih menyimpan banyak luka mendalam atas kejadian hari ini.

Ia terlalu sedih dan kebingungan, hingga untuk menangis saja ia merasa tidak mampu. Jaemin merasa hidup sendiri, tak ada seorangpun yang bisa mengerti dirinya.

[✓] Dear DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang