Selang beberapa menit lalu, Jihan memutuskan untuk melepas pelukan hangat dari Jungkook. Memilih untuk menjauh dan duduk di kursi dekat meja makan dengan diam, setelah tadi sempat menukar pakaiannya terlebih dahulu. Jihan berpikir bagaimana caranya agar dapat menyelesaikan hubungannya dengan Jungkook yang sebenarnya tidak perlu lagi diselesaikan, sebab semuanya sudah selesai sejak dia memutuskan untuk pergi.
Hanya saja dalam beberapa menit berlalu tak satupun kata yang keluar dari celah bibirnya, sama hal nya dengan Jungkook yang hanya memandang paras cantik sang mantan simpanan. Sudah berapa lama ia tidak melihat mantan wanitanya ini, sejemang Jungkook menelisik wajah Jihan yang nampak lebih tirus dari sebulan lalu.
Padahal jelas disini Jungkook lah yang paling sulit untuk sekedar mengisi perut. "Bagaimana kabarmu Ji?" Tanya Jungkook pada akhirnya memutus keheningan. Jihan mendongak menatap manik kelam milik Pria Jeon itu manakala suaranya menyapa rungu. Mengigit bibir dalamnya Jihan lantas berujar lirih.
"Cukup baik, bagaimana denganmu?" Ada rasa sesak di dada saat menunggu jawaban dari sosok pria diseberang sana yang Jihan sendiri merasa tahu apa yang akan ia dengar dari bibir yang dulu menjadi candunya, Barang kali akan tetap sama sampai sekarang.
Hanya saja Jihan tidak sanggup untuk mendengar penuturan Jungkook dan memilih untuk melontarkan pertanyaan lainnya. "Ah, kurasa tidak perlu menjawab pertanyaanku. Jungkook bagaimana kau bisa masuk?" Ini yang ingin sekali Jihan tanyakan, bagaimana Jungkook bisa masuk flatnya? Apa dia lupa menutup pintu. Yang jelas tidak mungkin karena tadi Jihan cukup yakin dan memastikan pintu sudah terkunci.
Jungkook hanya tersenyum samar, tidak butuh waktu lama untuk Jihan menyadari itu. Jihan memakai sandi yang sama dari Apartemennya dulu. "Jungkook, ingin makan malam bersama? Kebetulan aku memasak banyak makana." Jungkook menggeleng dengan Jihan yang mengangguk mengerti."Kalau begitu kau bisa menungguku di ruang tamu atau pulang pun tak apa-"
"Aku tunggu kau di ruang tamu Ji." Jungkook berjalan ke arah ruang tamu yang terletak tidak jauh dari tempat Jihan. Agaknya Jihan merutuki ucapannya beberapa saat lalu yang menyerukan pilihan, seharusnya Jihan menyuruh Jungkook pulang saja. Karena Jihan tidak ingin menunda jam makannya.
***
Di ruangan kecil yang hanya terisi satu sofa panjang dan sofa kecil yang berada di seberang berbatasan meja kecil di tengahnya. kedua orang itu duduk seraya menyeruput kopi yang sudah tersuguh di atas meja, Jihan maupun Jungkook mereka berdua sama-sama terdiam bingung. Tidak tahu ingin membahas apa, menganggap tidak ada masalahpun mereka berdua justru terlihat sedang memiliki masalah yang bahkan menimbulkan rasa canggung.
Hanya saja tidak ingin berlarut lama dalam suasana hening pun Jihan tak ingin semuanya menjadi semakin rumit jadi tubuh ringkihnya ia tegakan, membenarkan posisi duduknya seraya berujar dengan nada yang ia buat setenang mungkin."Jungkook, ada yang ingin kau tanyakan padaku?" Tanya Jihan langsung pada intinya, sudah cukup melepas rindunya saat ini Jihan berpikir untuk segera mengakhiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS [M]
RomanceTerlampau naif untuk Jihan menolak , Juga teramat bodoh jika Jihan menerima Tawaran untuk menjadi Wanitanya dengan embel-embel kehidupan yang mewah serba berkecukupan. Tanpa sadar Jihan telah masuk kedalam neraka yang menjanjikan nya surga dengan se...