Chap 04 | Revisi

17.1K 1.2K 91
                                    

Cicitan burung kecil terdengar merdu seperti sedang bernyanyi mencoba  membangunkan dua insan yang sedang asik berpelukan saling menempelkan kulit mulus masing-masing insan di balik selimut tebal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cicitan burung kecil terdengar merdu seperti sedang bernyanyi mencoba membangunkan dua insan yang sedang asik berpelukan saling menempelkan kulit mulus masing-masing insan di balik selimut tebal.

"Eunghh" lenguhan halus menyapa rungguku, mengeliat sedikit sebelum akhirnya mata bulat nampak jernih itu membuka mata.

Untuk sesaat ijinkan aku menatap sosok malaikat tanpa sayap di hadapanku ini. Pria yang beberapa bulan terakhir mengisi hari-hariku.

Jungkook itu tampan. Tidak bisa hanya di bilang tampan saja, Jungkook itu Sempurna. Itulah sebabnya banyak wanita di luaran sana yang aku yakini mungkin sangat ingin berada di posisiku saat ini, tapi aku sebaliknya justru sangat ingin aku hindari.

Dengan ekonomi yang sangat mendukung dan memiliki wajah serta tubuh yang membuat wanita kejang" hanya dengan sekali melihatnya. Lain hal denganku yang aku butuhkan hanya uang Jungkook. Begitupun sebaliknya, yang Jungkook butuhkan hanya tubuhku!.

Tubuh yang setiap saat bisa Jungkook hancurkan, melayani si pria Jeon yang memiliki hormon berlebih. Kendati demikian tak dapat aku pungkiri kalau memang permainan Jungkook selalu dapat memuaskanku.

Jungkook itu hebat, sangat hebat dalam permainan Jungkook lah yang selalu dominant. Sama sekali tidak membiarkanku memimpin sampai tuntas, tidak membiarkan aku mendapatkan kenikmatan sendirian harus Jungkook yang berperan penuh dalam permainan.

"Sudah puas menatap wajah tampanku?" Katanya.

Jihan mendengus mendengar pertanyaan retorik dari bibir tipis yang sering sekali mengucap kata-kata mesum padanya. "Kau terlalu menganggap dirimu tampan, ya?" Tanya Jihan.

Jungkook berdecak sambil mengerucutkan bibirnya. Manis sekali sih Tunangan orang.

Eh? Tunangan orang ya. Jahat sekali sih aku ini. Hahhh...

Kemarin aku sempat merasa bersalah pada Eunha karena selalu mengambil waktunya bersama Jungkook, Jujur ingin sekali memonopoli Jungkook sendirian. Namun bukan karena aku menyukainya. Ada hal yang membuatku membutuhkan Jungkook bersamaku saat ini."kenapa melamun Hanie?"

Jihan menatap mata Jungkook sesaat sebelum menjawab pertanyaannya.
"Jeon, boleh aku minta sesuatu darimu? Kau bilang akan memberikan apapun yang aku mau." Wanita mendekati Jungkook meletakan telapak tangannya di dada bidang Jungkook.

" Tentu, apapun yang kau mau Ji. Katakan, kau apa yang kau inginkan. Mobil? Uang?" Senyum manis terukir indah dibibir Jihan, mendengar jawaban yang sangat menyenangkan ini— untuk wanita diluar sana mungkin iya. Tapi bagi Jihan apapun yang diberikan Jungkook tidak berarti untuknya.

"Aku ingin Apartemen baru Koo, tapi kali ini atas namaku ya?" Bukan mengiyakan Jungkook malah tersenyum sumringah. Jihan yakin kalau sudah begini pasti ada sesuatu yang di rencanakan Jungkook. Senyum usil yang terpapar jelas di wajah tampannya. Pria itu menyeringai sambil menggapai pinggang Jihan.

SECRETS [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang