Setelah mengatakan hal tersebut, Jungkook kembali diam. Jihan juga begitu, dia memilih tidak menjawab apapun. Karena jika dia salah bicara, suasana akan semakin menyesakan. Jihan malas kalau harus berdebat, sudah berdebat juga sebenarnya. Perdebatan kecil, perihal makan siang yang dibatalkan secara tiba-tiba."Sudah kubilang seharusnya aku tetap berada di perusahaan saja. Ada banyak pekerjaan yang belum kuselesaikan, Jung. Aku bisa pergi makan siang sendiri, Ibu-mu akan marah jika tahu kau membawaku juga." Jihan menghela napas panjang.
"Jihan, bisa diam saja tidak? Kita akan tetap pergi makan siang. Hanya tempatnya saja yang berbeda. Ibu-ku tidak akan marah kalau dia tidak tahu, Jihan." Jungkook sedikit kesal, karena Jihan tidak mau mendengarkan. Dan masih merenggek minta di turunkan di tengah jalan. Tidak baik untuk Jihan jika harus pergi bersama Jungkook dan Eunha, apa yang akan ada di pikiran Eunha jika Tunangan itu membawa wanita lain saat ingin menghabiskan waktu berdua. Jihan seperti parasit yang terus menempel, padahal Jihan tidak ingin dianggap seperti itu.
Sedangkan Jungkook sama sekali tidak perduli. Dan tetap keras kepala mengajak Jihan, berakhir dengan dia yang tidak bisa menolak lagi. Saat memasuki perkarangan rumah Eunha, Jungkook di sambut si pemilik rumah. Gadis cantik bertubuh mungil berlari kepelukan Jungkook. Karena reflex, Jungkook memeluk bahu Eunha.
Jihan turun dari mobil, menyaksikan adegan yang terbilang cukup manis jika di lihat orang lain. Tidak untuk Jihan, wanita itu tersenyum kecut, miris sekali melihat Eunha yang senang berada dipelukan Jungkook. Nyatanya dia disini menjadi pengganggi hubungan keduanya.
Menyadari ada presensi lain, Eunha melepaskan pelukannya. Melihat sosok wanita cantik yang sedang bersender di pintu mobil, Eunha cukup tahu siapa wanita yang turut serta bersama calon suaminya itu.
Mencoba tersenyum, menutupi rasa penasaran yang mengrogoti hati. Eunha bergerak menelisik penampilan sekretaris Tunangannya itu. Seksi sekali. Cantik. Ternyata rumor di perusahaan benar adanya, kalau Jungkook selalu membawa Jihan kemanapun dia pergi.
Sadar jika tunangannya itu sedang memperhatikan Wanitanya. Jungkook buru-buru menyadarkan Jihan yang sedang memejamkan mata sambil bersandar.
"Jihan.." Suara Jungkook mengalun lembut di indra pendengarnya. Wanita itu tersentak lantas berdiri tegak, menghampiri Jungkook yang sedang menatapnya.
Jihan tersenyum lembut menyapa Eunha dengan sedikit membungkuk.
"Selamat siang, Nyonya Jeon?" Rahang Jungkook mengeras mendengar Jihan memanggil Eunha dengan sebutan Ny Jeon. Sedangkan yang di panggil tersenyum senang, mendapatkan panggilan manis semacam itu."Selamat siang juga, sekretaris Yoon." Well. Eunha jauh lebih muda darinya, terpaut tiga tahun lebih muda. Eunha tersenyum pongah! Merasa senang bahwa wanita di depan nya ini mengetahui posisinya, yang berkerja sebagai sekretaris Tunangan nya.
Sebelum suara pria Jeon mengintrupsi mereka berdua. "Sudah selesai saling menyapanya?" Ada rasa bersalah saat melihat raut muka Jihan. Saat dimana Eunha menatap wanitanya dengan pandangan ketus, seolah Jihan bukan apa-apa dibandingkan dengannya. "Bisa pergi sekarang, aku sudah lapar."
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRETS [M]
RomanceTerlampau naif untuk Jihan menolak , Juga teramat bodoh jika Jihan menerima Tawaran untuk menjadi Wanitanya dengan embel-embel kehidupan yang mewah serba berkecukupan. Tanpa sadar Jihan telah masuk kedalam neraka yang menjanjikan nya surga dengan se...