Chap 22.

10.9K 1.1K 115
                                    

"Kak, apa kau tahu? Ibuku pernah bilang padaku kalau seseorang tingkat kepercayaan dirinya terlalu tinggi itu tidak bagus untuk kesehatan jiwamu nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak, apa kau tahu? Ibuku pernah bilang padaku kalau seseorang tingkat kepercayaan dirinya terlalu tinggi itu tidak bagus untuk kesehatan jiwamu nantinya." Ujar Jihan seraya menyeruput milk shake stawberry kesukaannya jika mengunjungi kafe ini.

"Tidak. Memang apa hubungannya dengan jiwa?" Tanya pria itu serius, menanti jawaban selanjutnya dari Jihan. Akan tetapi Dong Wook telah lebih dulu menyadari hal apa yang akan Jihan lontarkan. "Ah. Wanita ini! Kau mau bilang aku gila begitu?" Jihan tertawa keras hampir tersedak dengan minuman di mulutnya.

"Aku tidak bilang Kakak gila lho, hanya mengingatkan sebagai adik yang baik sudah seharusnya untukku mengingatkan Kakak." Candanya lalu menyeruput kembali milk shake tersebut hingga habis. "Kak Wook-ya memintaku datang kesini, untuk apa?" Melihat benda digital yang melingkar cantik di pergelangan tangannya untuk memastikan pukul berapa saat ini, sebab nanti Jihan perlu waktu untuk bersiap-siap.

"Untukmu. Pakai gaun ini ke acara nanti malam." Pria itu menyerahkan papperbag biru muda pada Jihan. Sedangkan Wanita itu sudah mengernyit bingung dan bertanya-tanya dari mana Pria itu tahu kalau nanti malam Jihan akan pergi ke acara. "Aku tahu Bosmu itu akan membawamu ke pesta nanti malam Ji. Tidak perlu memasang wajah bodohmu itu." Ketus Pria itu dengan tangan yang terulur untuk mengacak-acak rambut Jihan.

"Wow. Kakak ini benar-benar tahu banyak soal Jimin, ya? lalu bagaimana dengan Kakak, Siapa yang akan menjadi pasanganmu malam ini?" Tanya Jihan setelah tangannya meraih papperbag tersebut. "Terima kasih Kak! Kebetulan sekali aku kekurangan gaun." Dong Wook mengulas senyum manis dan mengangguk singkat.

"Harusnya sih denganmu, tapi tidak jadi karena Ayah memintaku untuk hadir dengan putri temannya." Jihan tersenyum menanggapi ucapan Dong Wook. Ia tahu dan menyadari garis takdir dari para orang kaya itu seperti apa. Karena dulu mantan prianya juga seperti itu.

"Tidak usah memasang muka sedih begitu. Karena aku yakin putri temannya Ayah kakak itu pasti cantik." Seru Jihan lalu melahap potongan stawberry yang berada di hiasan gelas. "Tapi tidak akan secantik aku." Ia tertawa dengan mulut penuh stawberry.

"Hahah. Tingkat percaya dirimu melebihi aku rupanya." Pria itu tertawa lantas bangkit dari duduknya. "Ayo aku antar kau pulang, sudah terlalu sore jika harus menunggu taksi." Jihan bangkit mengikuti langkah Dong Wook sampai di depan mobil yang terparkir di depan kafe tersebut.

Dong Wook mengantar Wanita itu sampai Apartemen barunya yang tidak jauh dari flat lamanya. Apartemen yang dua hari lalu ia sewa tidak cukup mewah tapi layak dan lumayan besar dari flat sebelumnya. Tidak perlu banyak omong atau basa basi karena Jihan tidak suka banyak bicara terlalu membosankan, jadi setelah sampai di lobby apartemennya Jihan turun hanya dengan dua kata 'terima kasih'.

Dong wook itu orang yang mengenalkan Haera pada Jimin. Dia pria yang Jihan anggap Kakak— karena Dong Wook banyak membantu Jihan. Baik dan sangat dewasa sekali, yang pasti tidak suka bermain wanita.

SECRETS [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang