Chap 17

10.8K 1.1K 189
                                    

Langkah sepatu yang beradu keras dengan lantai, terdengar begitu tergesa-gesa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah sepatu yang beradu keras dengan lantai, terdengar begitu tergesa-gesa. Terlihat jelas pula jika Pria yang kini berlari menggapai lift yang sebentar lagi akan tertutup itu, raut wajahnya nampak resah dengan rambut yang sedikit basah. Lantaran keringat yang sudah memenuhi dahi menggucur hingga kerahang tegasnya.

"Brengsek!" Kesalnya saat pintu lift sukses tertutup. Meninggalkan dirinya yang kini meluapkan emosi dengan caci maki yang entah kepada siapa. "Argh! Sialan." Menendang tempat sampah yang berada di dekatnya. Jarinya tidak berhenti menekan tombol lift agar segera terbuka, Napasnya ia buang kasar.

Pintu lift terbuka dengan tungkai yang ia bawa masuk. Ponsel yang sedari tadi ia cengkram kuat-kuat tidak lepas dari pandangannya, masih berusaha menghubungi nomor kontak yang kini tidak lagi aktif." Jalang sialan! Angkat telepon nya Brengsek!" Makinya lagi, dan bertepatan dengan pintu lift yang tebuka lebar.

Pikirannya seketika berkecambuk dengan apa yang ada di depan mata, sukses membuat isi kepalanya kian meluap, berjalan menuju almari yang juga menambah kobaran emosi semakin memuncak."Argh! Sialan. Kemana kau Jihan." Rahangnya menegang bersamaan dengan tungkainya yang ikut merosok. Duduk bersimbuh di tepian ranjang besi yang saat kini terasa amat dingin. Menggeram marah seraya menjambak rambutnya sendiri. Dengan kepala yang tiba-tiba terasa pening, "Sialan Yoon Jihan!"

Jungkook tidak menduga kalau Jihan akan pergi darinya, sama sekali tidak. Padahal beberapa jam yang lalu, Jihan masih bersamanya. Apa yang membuat wanita itu tiba-tiba memutuskan untuk pergi dari apartemen. Sebelumnya Jihan hanya menggertak saja dan tak benar-benar pergi, tidak mungkin pergi karena Jungkook tahu betul seperti apa Jihan.

Sekalipun ini bukan pertama kalinya Wanita itu berniat lari darinya. Acap kali Wanita itu melontarkan kata jika ingin terlepas dari genggamannya. Hanya saja Jungkook tidak pernah mengambil pusing atau menganggap remeh semua ucapan wanita itu, walau sejujurnya ada sedikit rasa takut dan itu selalu ia tekan jauh-jauh hingga tidak lagi memikirkannya.

Dari pada rasa takut, Jungkook justru lebih memilih untuk mencari cara agar ikatan itu tidak dapat di lepas dan semakin kuat menekan Wanitanya. Sampai tidak ada lagi kesempatan untuk lari darinya. Makanya Jungkook sempat mau menghamili Jihan saja, dengan begitu Jihan tidak ada kesempatan untuk pergi.

Jihan Pov

Aku sempat berpikir kalau mengirimkan pesan seperti itu tidak akan ada gunanya. Toh Jungkook tidak akan memperdulikan, Pria itu terlalu acuh denganku seperti yang sudah-sudah diabaikan. Tapi nyatanya respon Jungkook cukup membuatku terkejut.

Jungkook menghubungiku terus menerus. Sampai Taehyung yang merasa risih dengan nada dering dari ponselku, hingga berakhir aku menonaktifkannya sebelum Jungkook dapat melacak keberadaanku.

"Sana masuk, kenapa diam saja. Mau tidur diluar?" Aku memutar bola mata malas.

Kau tidak mau masuk dulu?" Tanyaku yang di balas gelengan."Tidak Ji. Hanna menungguku dirumah, tidak apa kan?" Decakan kecil lolos dari bibirku, pertanyaan konyol yang seharusnya tak perlu ditanyakan.

SECRETS [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang