CHAPTER 47

508 36 7
                                    

Annyeong yeorobun (>•<) Mianhe aku baru bisa up lagi(=_=) Karena aku sedang mengalami musibah (~_~) ini udah aku usahain up lagi jadi semangat bacanya yeorobun (^ ^)
Happy reading

_______________&&&______________



"Gomawo sudah mau kembali untukku, aku akan menjagamu dan tidak akan aku biarkan seseorang menyakitimu walaupun hanya sedikit". Kataku dengan mencium tangannya.

Aku menemani Yoongi disampingnya, memegang erat tangannya dan menatap indah wajahnya. Karena lelah akupun tertidur disampingnya dengan terus memegang tangan yoongi.

Setelah beberapa jam, Yoongi mulai membuka matanya dan sadarkan diri. Dia melihat sekitar dan menadapatiku tengah tidur disampingnya seraya memegang tangannya.

Walaupun sudah sadar Yoongi hanya diam karena tidak ingin membangunkanku hingga aku terbangun saat Yoongi menggerakkan jarinya.

"Oppa sudah sadar!". Kataku saat melihat Yoongi sudah siuman

"Aku akan memanggil dokter". Kataku seraya pergi tapi Yoongi menghentikan langkahku

"Kajima! Duduklah disampingku". Ucap Yoongi yang masih lemas

"Oppa istirahatlah, lukamu masih belum sembuh". Kataku dengan kembali duduk disampingnya

Yoongi mengulurkan tangan kanannya dan berusaha menggapai ku. Aku pun segera mendekat dan menggapai tangan kanannya.

Yoongi menarikku dalam pelukannya, semua perasaan sedihku saat Yoongi ingin meninggalkanku kini aku tuangkan dalam pelukannya. Begitu hangat pelukannya tak seperti beberapa saat tadi ketika aku memeluknya.

"Kenapa Oppa ingin meninggalkanku??apa itu yang Oppa katakan cinta??". Tanyaku sembari menangis dipeluknya

"Mianhe". Jawabnya dengan memelukku

"Aku merasa jika Oppa akan benar-benar meninggalkanku sendiri". Kataku kepadanya

"Aku tidak akan meninggalkanmu lagi". Ucapnya dengan halus

"Oppa". Panggilku seraya melepaskan pelukannya

"Nee". Jawabnya

"Saranghaeyo". Sambungku seraya memeluknya kembali

"Nado Saranghaeyo". Jawab yoongi kepadaku

Semalaman aku hanya berada dipelukkan Yoongi, walaupun dia sudah siuman tapi dia tidak ingin aku panggilkan dokter. Dia hanya ingin aku bersamanya malam ini dan terus menemaninya.

Matahari sudah memunculkan sinarnya, aku masih tertidur dipelukkan Yoongi begitu tenang dan nyaman berada disampingnya karena aku sangat mencintainya.

"Oppa masih tidur sebaiknya aku panggil dokter untuk menanyakan keadaannya". Ucapku seraya melepaskan pelukan Yoongi dengan pelan pelan

"Kajima". Yoongi yang menyadari jika aku akan pergi langsung menarik tanganku

"Oppa harus diperiksa". Kataku kepadanya

"Gwaenchanayo". Ucapnya dengan menatapku

"Jika Oppa tidak memperdulikan kesehatan Oppa setidaknya perdulikan lah kesehatan Oppa untukku karena sekarang aku bukan pembantumu lagi". Tegasku kepadanya

"Aku tahu karena sekarang kamu adalah milikku". Ucapnya seraya menatapku

"Jika aku milikmu maka biarkan aku panggil dokter terlebih dahulu, aku akan segera kembali". Kataku meyakinkan Yoongi

"Arraso cepatlah kembali". Ucapnya dengan melepas tanganku

"Nee oppa". Ucapku seraya pergi meninggalkannya

Semenjak siuman sikap Yoongi kepadaku mulai berubah, sedikit demi sedikit sikapnya mulai tidak dingin dan cuek. Aku senang saat dia bersikap baik kepadaku tapi aku lebih suka sikapnya yang dingin dan cuek itu.

"Dokter tolong periksa keadaannya". Pintaku saat dokter sampai diruangan Yoongi

"Keadaannya sudah membaik hanya saja karena kecelakaan itu bahu kirinya mengalami patah tulang". Jelas dokter setelah memeriksa keadaan yoongi

"Mwo??apa itu parah dok??". Tanyaku cemas

"Tidak perlu khawatir memang butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan tulang yang patah tapi luka itu bisa sembuh hanya butuh kesabaran untuk merawatnya". Jelas dokter kepadaku

"Nee dokter ". Ucapku

"Nee saya permisi dulu". Ucap dokter itu seraya pergi keluar

Aku menatap Yoongi dengan rasa cemas tapi aku tidak boleh menyerah begitu saja karena aku harus merawatnya sampai sembuh. Yoongi kembali menatapku, tatapannya begitu sayup dan lemah.

"Kemarilah". Ucap Yoongi yang memintaku mendekat

"Aku akan merawat Oppa sampai sembuh, aku janji". Kataku seraya memegang tangannya

"Aku percaya denganmu". Jawab yoongi

"Ya!hyung akhirnya kau sadar juga". Ucap seseorang dari pintu

"Hoseok Oppa". Panggilku sembari berdiri

"Ini aku bawakan baju, kamu gantilah pakaianmu itu". Ucap hoseok seraya memberikannya kepada ku

"Nee Oppa gomawo, Oppa datang sendiri hari ini??". Tanyaku kepadanya

"Ani, mereka sedang memarkirkan mobil mereka nanti mereka juga masuk". Jawabnya sambil mendekati Yoongi

"Arraso Oppa". Ucapku seraya pergi untuk ganti pakaian

"Hyung apa kau tahu, apa yang dilakukan saat Hyung dinyatakan meninggal??". Tanya hoseok yang duduk disampingnya

"Bagaimana aku tahu jika aku sendiri sudah mati". Jawab yoongi

"Hyung benar juga, aku akan menceritakannya kepada Hyung". Ucap hoseok dengan semangat

"Arraso". Jawab yoongi

"Saat dokter keluar dari ruangan dan memberitahukan jika Hyung sudah meninggal, Yura langsung jatuh didepan pintu lalu berteriak memanggil nama hyung, aku terkejut saat Yura berteriak tapi aku tahu jika dia juga takut kehilangan hyung. Setelah itu, Yura masuk kedalam ruangan, aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu karena saat aku masuk kedalam, Yura membisikkan sesuatu ditelinga Hyung lalu pergi keluar. Dan beberapa saat kemudian, Hyung kembali bernafas. Aku berterimakasih kepada Yura karena membisikkan sesuatu kepada Hyung jika tidak kita pasti tidak akan bertemu kembali". Jelas hoseok kepada yoongi

"Ya!Yoongi kami merindukanmu". Ucap Seokjin yang masuk keruangan

"Hyung bagaimana rasanya mati suri??". Tanya taehyung

"Ya! taehyungie kamu ingin tahu rasanya??". Tanya Jimin

"Nee!". Jawab taehyung semangat

"Kalau begitu kamu harus mati suri dulu nanti kamu akan merasakannya". Jelas Jimin dengan tertawa

"Ya!". Teriak taehyung kepada Jimin

✓°✓°✓°







Yeorobun!! mianhe jika ceritanya kurang menarik(-_-)
Dan gomawo sudah meluangkan waktu untuk membaca wattpad ini (>•<)
Jaga kesehatan ya dan selalu stay safe at home (^_^)
Jangan lupa VOTE dan COMENT nya (>•<)
Happy weekend (>•<)

Seven Guardian AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang