Hari itu kau beranjak dari kursi tuamu
Berkata jika iman adalah sebuah input dalam kehidupan
Ilmu adalah proses
Sedang amal adalah output dari keduanya
Perlahan kucari makna dari setiap perkataanmu
Aku arungi pagi, dan aku selami sunyi nan heningnya malam
Tiga kata itu tak pernah lepas dari lintas imajiku
Seoalah kehidupan ini hanya bercerita tentang mereka bertiga
Aku memang tak pandai memahami setiap ucapan yang kau tanamkan ke dalam benakku
Aku pergi
Seperti dia menyuruhku untuk mencari jawaban itu sendiri
Aku selalu menerka-nerka tentang kebenaran yang akan aku temukan di luar sana
Tentang mereka bertiga
Banyak hal yang tidak sempurna di dunia ini, hingga aku anggap itu menjadi hal yang biasa
Mata yang tak mampu melihat
Telinga yang tak mampu mendengar
Dan hari itu datang begitu saja, hari ketika aku melihat dua merpati putih
Mereka bertengkar tentang siapa yang paling beriman di antara mereka
Mereka juga bertengkar tentang siapa yang paling berilmu di antara mereka
Aku perhatikan mereka jauh dari sudut pandang mereka
Merpati pertama terlihat lebih beriman
Sedang merpati kedua terlihat lebih berilmu
Pertengkaran itu masih berlanjut, tak satupun dari mereka yang ingin mengalah
Hingga akhirnya terlintas jelas dalam benakku
Mengapa iman yang kuat tak mampu untuk bijak, juga ilmu
Karena ilmu adalah proses, maka tidak sedikit salah menyapa kepada mereka yang
prosesnya kurang karena merasa iman yang sudah kuat, begitupun sebaliknya
Mereka musuh yang nyata selalu mempunyai banyak cara untuk mencari pengikutnya
Aku ingin kembali
Aku harap angin ini membawa salamku untukmu
Aku tak sempat mengatakan betapa aku berterima kasih kepadamu, juga kepada-Nya
Aku ingin kau tahu
"Aku merindukanmu, aku ingin mendengar kisah laiinya darimu dan maaf, aku harap kau masih menungguku kembali. Ayah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasihat dalam Puisi
PoetryJika kau merasa sendiri itu sulit. Maka, sekali lagi genggam tanganku. Aku akan berusaha menjadi peneman terbaikmu.