Sekarang Aku Sadar

32 0 0
                                    

Ada satu malam yang membuatku tepekur

Tentang apa yang selama ini aku pertanyakan

Apakah mungkin, ataukah hanya keragu-raguan

Aku hanya seorang hamba yang tak pandai merangkai kata

Bahkan, untuk mengungakapkannya sedikit saja

Aku menggigil karena takut

Hingga saat ini ketakutan itu pun kian mengakar

Dan aku malu

Malu jika kelak aku menatap wajah-Mu

Dibandingkan dengan peluk-Mu

Tak pernah sekalipun kau indahkan apa yang aku pinta dari apa yang aku butuhkan

Yang selama ini hanya kusadari sebagai jerih payahku sendiri

Yang hari demi hari kian aku banggakan

Aku

Aku berikan air mata

Tangisan tulus dari mata sang perindu

Harapan kecil yang terbalut dengan salah dan sesal

Tertunduk dingin mataku dan juga hatiku

Aku enggan, enggan mengakui dan mengartikan setiap bahasa dalam lembaran suci-Mu

Seolah aku buta dengan hal yang sama

Hal yang selalu membuatku tak tahu kemana aku harus berlari

Andai aku dapat menemukan secercah cahaya

Yang sinarnya bisa membimbingku untuk terus berjalan

Yang kuharap tak pernah memudar

Hanya itu

Apa yang ada dalam hatiku dan juga pikiranku

Itu saja

Masih seperti saat ketika aku diam dalam pekatku, aku tak tahu

Aku benar-benar tidak tahu

Aku selalu membayangkannya

Yang merah penuh amarah itu

Pintu yang mungkin akan aku masuk kedalamnya

Di atas seperti sehelai rambut yang terbagi tujuh nan tajam

Dan aku hanya mampu tenggelam dalam ketakutanku

Apakah akan terlalui?

Kembali lagi aku membutuhkan secercah cahaya itu, dimanakah dia?

Dan akhirnya malam semakin pekat

Mataku berkaca-kaca karna haru, lidahku kelu, aku tersungkur, tubuhku lemas hingga sulit untukku berdiri, aku menyesal, sesal dalam setiap nafas yang engkau berikan kepadaku atau bahkan langkahku

Sakit ini semakin nyata

Terlintas dari apa yang kau ciptakan

Apa arti dari setiap nasihat-Mu yang menghampiri dengan berbagai cara

Kembali lagi aku membutuhkan secercah cahaya itu

Aku kehilangan arah-Mu

Begitu juga dengan asaku

Aku masih tidak tahu harus kemana

Apa memang semua salahku?

Bahkan, menyapa-Mu saja aku tak mampu

Aku hanya mampu berbisik dalam hati

"Aku membutuhkan-Mu, dan maaf, setelah sekian lama. Aku baru menyadarinya sekarang"

Nasihat dalam PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang