[4]

170 25 8
                                    

"Ya ampun. Aku melihat hantu lagi." Batinku.

=================================

Seseorang menyentuh bahuku. Aku terkejut dan menoleh ke arah orang yang menyentuh bahuku.

"Ada apa?" Tanya pemilik rumah tersebut.

"Emm, tak apa - apa kok." Aku tersenyum.

Ia juga tersenyum, "Ooo ya sudah. Ini uangnya."

Ia memberikan uangnya dan aku menerimanya. Tunggu. Uangnya lebih dan aku tak membawa uang untuk kembaliannya.

"Emm, apakah tak ada uang yang pas?"

"Ambil saja kembaliannya." Ia tersenyum kepadaku.

"Benarkah?"

Ia mengangguk.

"Terima kasih."

"Sama - sama."

Setelah itu aku segera menaiki sepeda dan pergi dari tempat tersebut.

Perjalanan. Perasaanku sudah tak enak. Aku merasa ada yang mengikutiku. Tapi siapa? Aku menghentikan sepedaku dan menengok ke belakang. Ku lihat tak ada siapapun di belakangku. Daripada membuang - buang waktu, lebih baik aku segera pergi.

"Ya Tuhan. Tolong lindungilah aku dari gangguan para hantu."

Sampailah di kedai makanan. Dengan segera aku memberikan uangnya kepada Pak Jungwon yang ada di ruangannya.

"Pak, ini uangnya. Tadi uangnya lebih. Katanya disuruh ambil kembaliannya." Aku memberikan uang kepada Pak Jungwon.

Ia menerima uangnya dan berkata, "Hmm, baiklah. Tunggu sebentar ya."

Ia mengambil uang di loker mejanya.

"Ini kembaliannya kau ambil saja."

"Benarkah?"

Pak Jungwon mengangguk. Pak Jungwon ini memang mengerti keadaanku sekarang. Namun tentang kemampuan indigoku ini, tak ada yang tahu kecuali Kak Hyunjin.

"Terima kasih, Pak."

"Sama - sama."

Aku berniat keluar dari ruangannya, namun...

"Chaesoo..."

"Iya, Pak?"

"Kau terlihat pucat, nak. Apakah kau sakit?"

Terlihat pucat? Benarkah? Mungkin karena efek ketakutanku tadi ya?

"Mungkin saya hanya kelelahan, Pak. Tapi saya masih sanggup bekerja kok." Aku tersenyum kepada Pak Jungwon.

Memang benar aku kelelahan. Namun bukan karena pekerjaan, melainkan karena makhluk tak kasat mata.

"Ku harap Pak Jungwon tak bertanya apa yang terjadi padaku selama aku mengantar makanan." Batinku.

"Benarkah?" Pak Jungwon menaikkan alisnya sebelah.

"Iya, Pak." Aku berusaha meyakinkan Pak Jungwon.

Pak Jungwon menghela nafas perlahan lalu berkata, "Ya sudah. Kau boleh melanjutkan pekerjaanmu. Tapi jika sudah tak sanggup, jangan paksakan dirimu. Mengerti?"

"Mengerti."

Aku pergi dari ruangan dan menuju ke dapur. Ku lihat masih ada beberapa orang yang ada di dapur. Lagi - lagi piring, gelas dan sendok menumpuk. Oke akan ku bersihkan sekarang.

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang