[16]

61 12 0
                                    

"Pergi kau dari sini!"
Han Chaesoo POV END.

=================================

Author POV.
Chaesoo menoleh ke arah sumber suara.

Ia mendapati seorang wanita yang melipatkan kedua lengannya di depan dada dan menatap Chaesoo tajam.

"Heera, sudahlah. Dia kan hanya menjenguk Hyunjin." Joonbin selaku ayah Hyunjin berusaha mengurangi amarah istrinya yang bernama Heera.

"Aku tak mau tahu. Dasar perempuan pembawa sial! Pergi kau dari sini!" Heera menunjuk pintu.

Ucapan Heera membuat Chaesoo mengelurkan air matanya keluar membasahi pipinya. Pembawa sial katanya?

Chaesoo pun menuruti perkataan Heera yang marah. Ia sudah tak sanggup jika terus berada di ruangan Hyunjin.

Ketika Chaesoo keluar dari ruangan Hyunjin, ia melihat sekelebat makhluk yang pergi dengan cepat.

"Oh ya Tuhan. Hilangkanlah kemampuan indigo ini." Mohon Chaesoo.

Sedangkan di dalam ruangan Hyunjin...
"Mengapa kau kejam sekali dengan Chaesoo? Dia hanya menjenguk, istriku. Apa salahnya menjenguk? Aku tahu kau terluka saat tahu Hyunjin kecelakaan karenanya. Tapi tak seharusnya kau menyalahkan Chaesoo."

"Jika saja perempuan itu tak di tengah jalan, tak begini ceritanya!"

"Apa kau tahu jika Hyunjin-" Ucapan Joonbin terputus ketika ia mengingat perbuatan Hyunjin dulu terhadap keluarga Chaesoo.

Joonbin hampir keceplosan. Beruntung ia sadar akan hal itu. Ia hanya tak tega jika istrinya mengetahui hal itu.

"Apa? Hyunjin kenapa?" Tanya Heera.

Seketika Joonbin gelagapan. Ia pun menyadari sedari tadi ia bertengkar di depan putranya yang tak berdaya di ranjang rumah sakit. "Eh, emm tak baik jika kita bertengkar di depan Hyunjin. Itu maksudku." Joonbin pun duduk di sebelah ranjang Hyunjin.

"Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Hyunjin yang tak ku ketahui?" Batin Heera yang merasa aneh dengan suaminya.
Author POV END.

Hwang Yeji POV.
Pagi hari yang cerah, aku berangkat sekolah berjalan kaki. Mengapa aku jalan kaki? Yah, karena aku mempunyai kaki hahaha.

Bercanda hehe. Karena jarak antara rumahku dan sekolah sangatlah dekat. Jadi, tak salah bukan jika aku berjalan kaki?

Ku hirup udara segar pagi hari, beberapa burung ada yang berkicau, ada yang berterbangan. "Hmm. Burung aja kalau berterbangan itu berdua. Kenapa aku jalan sendiri ya? Nasib jomblo." Gumamku.

"Apa kau melupakan kami?"

Seketika aku teringat aku mempunyai teman-teman tak kasat mata. "Hehe maafkan Yeji yang imut ini ya."

Aku melihat Kak Hyunjin yang tiba - tiba menunduk. "Ada apa, Kak?" Tanyaku.

"Huh? Eh, tak apa - apa kok." Kak Hyunjin tersenyum ke arahku.

"Jika Kak Hyunjin ada masalah, cerita saja tak apa - apa." Kataku.

Sampailah di depan kelas. Ketika aku ingin melangkahkan kakiku memasuki kelas, tiba - tiba...

"Yeji."

Aku menoleh ke arah sumber suara. Aku mendapati dua perempuan di dalam kelas yang menatap ke arahku. Aku menghela napas perlahan. Shin Ryujin dan Shin Yuna pasti ingin berbuat sesuatu kepadaku.

"Ryujin, Yuna, ada apa?" Tanyaku pada dua Shin lalu aku masuk ke dalam kelas dan menaruh tas di kursiku.

"Tolong kerjakan pr ku!" Yuna meletakkan buku nya di mejaku.

"Punyaku juga. Kau kan anak pintar." Ryujin juga melakukan hal yang sama dengan Yuna.

"Ini kan pr kalian. Mengapa kalian tak mengerjakan pr kalian? Mengapa kalian selalu menyuruhku ini itu? Aku lelah jika terus - menerus menuruti perintah kalian. Ku mohon kerjakan pr kalian sendiri." Mohonku.

Bagaimana tidak? Setiap hari mereka selalu menyuruhku. Entah itu pr ataupun yang lain. Jika aku tak menurutinya, maka mereka akan melakukan hal kejam, seperti menarik rambutku, menamparku dan lain - lain. Aku tahu setelah aku mengatakan hal itu, mereka akan marah lalu menyakitiku.

BRAK!!!

Ryujin menggebrak meja ku di pagi hari yang cerah ini. Semua murid yang ada di kelas, termasuk teman - temanku tak kasat mata pun terkejut dan memusatkan penglihatannya ke arah kegaduhan. Dasar pembuat kebisingan!

Dugaanku benar kan? Mereka pasti marah dengan perkataanku. Jika tadi yang menggebrak meja adalah Ryujin, maka yang menarik kerah seragamku sekarang adalah Yuna.

Oke pertarungan dimulai.

"Kerjakan pr kami atau kau akan tahu akibatnya!" Ucap Yuna penuh penekanan di setiap kata.

Semua murid di kelas nampak diam dan memperhatikan kegaduhan layaknya menonton drama di sebuah pertunjukkan.

Ku lirik teman - temanku tak kasat mata yang prihatin dengan kondisiku. Aku tahu mereka ingin menolongku, namun kenyataannya mereka tak dapat membantuku. Namun Hyunjin sebaliknya. Ia terlihat sangat marah terhadap dua Shin ini.

"Oh ayolah, ku mohon satu hari saja kalian tak memerintahkanku. Bisa? Aku benar - benar lelah." Lirihku.

"Dasar kau ya!" Ryujin yang ingin menarik rambutku yang dikuncir dua ini dipegang oleh seorang lelaki. Kami bertiga menoleh ke arah lelaki tersebut.

"Seungmin." Gumamku.

"Lepaskan!" Ryujin berusaha melepaskan tanganya dari tangan Seungmin.

Namun Seungmin justru mengeraskan tangannya hingga sang empu meringis kesakitan, "Argh! Lepaskan, Seungmin!" Ryujin pun mengayunkan tangannya dengan kencang dari atas hingga ke bawah, namun tangannya tetap tak terlepas dari tangan Seungmin.

"Sayangnya aku tak ingin melepaskan tanganmu. Bagaimana dong?" Seungmin pun semakin mengencangkan cekalan tangannya hingga Ryujin lagi - lagi merasa kesakitan.

"ARGH!!!"

"Lepaskan!" Yuna pun membantu Ryujin melepaskan genggaman erat Seungmin.

"Seungmin lepaskan!" Kata Lia yang baru saja masuk ke kelas.

Semua yang ada di kelas pun menoleh ke arah sumber suara. Seungmin menatap tajam Ryujin dan Yuna lalu menuruti perkataan Lia. "Oke, beruntung kau hari ini." Seungmin langsung kembali ke bangku nya dan kembali membaca novel miliknya.

Sedangkan Lia berjalan ke arah bangkuku. Yah, Lia duduk sebangku denganku. Ia meletakkan tasnya lalu menatap tajam ke arah Ryujin dan Yuna.

"Jika ingin pr kalian selesai, maka kerjakan sendiri. Jangan malas - malasan!" Lia melempar dua buku milik Ryujin dan Yuna ke arah mereka berdua.

Bruk!

Buku tersebut mengenai muka Ryujin dan Yuna. Mereka berdua pun marah dengan apa yang dilakukan oleh Lia.

"Hahaha rasakan itu..." Tawa teman-teman ku tak kasat mata.

"Oh, kau berani ya seka-" Ucapan Yuna terputus ketika bel masuk telah berbunyi.

Teng teng teng...

Tak lama kemudian sang guru pun masuk ke kelas.

"Kalian beruntung saat ini. Lihat saja nanti." Kata Ryujin dan Yuna kepadaku dan Lia lalu mereka berdua kembali ke bangku mereka.
Hwang Yeji POV END.



Jangan lupa vote and comment jika kalian suka. 💜

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang