[7]

118 22 1
                                    

Hyunjin membenarkan posisinya dan memejamkan kedua matanya.
Author POV END.

=================================

Han Chaesoo POV.
Aku membuka kedua mataku. Sinar mentari sudah mulai berdatangan di kamarku. Ku lihat jam di dinding menunjukkan pukul 05.00.

Aku keluar dari kamar. Tunggu. Aku melihat seseorang tertidur di sofa. Ku lihat betul - betul ternyata Kak Hyunjin.

"Jadi semalaman Kak Hyunjin tidur di rumahku?"

Aku mempunyai ide. Ya, mengerjai Kak Hyunjin lagi. Haha. Aku berjalan hingga sampai di sofa Kak Hyunjin.

Aku berjalan pelan - pelan hingga sampai di ruang tamu. Lalu aku berteriak, "KAK BANGUN INI SUDAH JAM TUJUH!!!"

Sedangkan Kak Hyunjin tetap menikmati tidurnya. Seakan - akan tak bisa mendengar teriakanku.

"Aish. Sulit amat ngebanguninnya. Ganteng sih tapi kok -"

"Apa?" Kak Hyunjin memutuskan kalimatku.

Itupun masih dengan mata yang tertutup. Sungguh aneh orang yang satu ini.

"Jika berbicara, bukalah mata Kak Hyunjin."

"Tak mau."

Semakin lama semakin menjadi. Oh ya ampun.

"Ini sudah pagi, Kak. Cepat bangun. Jika tak bangun, akan ku siram dengan air."

Terlihat galak sih. Namun saat ini bukannya Kak Hyunjin yang emosi karena teriakanku, melainkan aku yang emosi karena ia tak bangun - bangun.

Aku berniat mengambil air, namun langkahku terhenti. Tanganku digenggam oleh Kak Hyunjin. Tiba - tiba saja jantungku berdetak dengan kencang dan aku merasa mukaku mulai merona.

Tak lama kemudian rasa penasaran menyelimutiku karena aku merasa tangan Kak Hyunjin dingin.

"Apa Kak Hyunjin kedinginan?" Batinku.

"Mau kemana kau?"

"Emm, t - tak ke - ke mana - ma - mana." Jawabku terbata - bata.

"Jika berbicara, tatap mukaku." Suaranya terdengar sedikit berbeda dari suara Kak Hyunjin.

"Kok beda sih suaranya?" Batinku dengan perasaan semakin takut.

"Chaesoo, sudah bangun kau rupanya."

Aku menoleh ke sumber suara ternyata Kak Hyunjin baru saja keluar dari toilet sambil memainkan ponselnya.

Lho. Jika Kak Hyunjin baru saja keluar dari toilet, lantas yang menggenggam tanganku siapa?

Aku memberanikan diri untuk melihat siapa ia.

1, 2..., 3.

Aku melihatnya. Seketika aku berteriak, "AAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!"

"Chaesoo..." Kak Hyunjin menghampiriku dan membantuku untuk melepaskan genggaman hantu tersebut.

Hantu tersebut kembali lagi. Aku berusaha melepaskan genggamannya. Susah sekali karena semakin aku berusaha melepaskan, semakin kuat genggamannya. Kak Hyunjin menyerang hantu itu.

"Argh."

Lalu genggaman tersebut pun lepas. Tanganku rasanya ingin lepas saja. Gila! Lalu aku bersembunyi di belakang Kak Hyunjin.

"Dasar hantu sialan! Mengapa kau kembali lagi, huh?" Kata Kak Hyunjin.

"Hanya ingin bermain - main dengan kalian hihihi. Ayo kita bermain - main." Hantu tersebut mulai mengeluarkan bau.

"Bau apa ini?" Batinku.

"Chaesoo, jangan dihirup!"

Setelah itu kegelapan mulai menyelimutiku.
Han Chaesoo POV END.

Hwang Hyunjin POV.
Dengan segera aku menghilangkan bau dari hantu sialan itu. Argh, terlambat. Chaesoo telah menghirup bau tersebut. Aku menahan tubuh Chaesoo sudah tak sadarkan diri. Ku baringkan tubuh Chaesoo di lantai.

"Chaesoo, ku mohon sadarlah."

"Sekarang dia ada di dalam diriku, hihihi..."

Aku menoleh ke arah hantu sialan itu. Chaesoo masuk di dalam diri hantu sialan itu?

"Apa? Hantu macam apa dia itu?" Batinku.

"KAK, TOLONG KELUARKAN AKU DARI SI-"

"DIAM KAU BOCAH!!!" Hantu sialan itu memutuskan kalimat Chaesoo.

"Rasakan ini." Hantu sialan itu menyerangku.

Dengan sigap aku menahan serangannya dengan kekuatanku. Semakin lama aku tak kuat. Serangan tersebut mengenai perutku.

"Argh." Aku memegang perutku yang kesakitan.

Hantu sialan itu semakin kuat. Sepertinya ia telah menyerap energi dari Chaesoo. Sial!

Ku lihat tubuh Chaesoo mulai pucat. Aku mencoba untuk menyerang hantu sialan itu.

"BERHENTI MENYERAP ENERGINYA DASAR HANTU SIALAN!!!!!!" Aku menyerang hantu sialan itu.

Hantu sialan itu menahan seranganku. Karena semakin banyak energi yang ia serap, alhasil kekuatannya kali ini mengenai dadaku.

"Argh." Aku tersungkur dan terbatuk - batuk.

"Hihihi..."

Aku memegang dadaku yang terasa sesak. Nafasku tersengal - sengal. Lalu aku mengelap darah yang mulai keluar dari mulutku.

"Gimana caranya nyelametin Chaesoo?" Batinku.

Tiba - tiba penglihatanku mulai kabur, kepalaku pusing, setelah itu kegelapan mulai menyelimutiku.



Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. 🌙
Mohon maaf lahir dan batin. 🙏
Maafin Tiara yang telat update cerita ini ya. 🙏
Jangan lupa vote and comment jika kalian suka. 💜

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang