[28]

84 8 0
                                    

Yeay Bonus Chapter... ️🎉️🎉

"Chaesoo, terima kasih sudah melengkapi hidupku. Biarkan aku bertanggung jawab atas kesalahanku dulu. Aku akan selalu menjagamu dengan seluruh kemampuanku dan membuatmu terus tersenyum. Mari kita hidup bahagia bersama - sama." Kata hatiku.
Hwang Hyunjin POV END.

=================================

Han Chaesoo POV.
"Ibu..." Aku yang sedang menyapu rumah pun menoleh ke arah sumber suara dan mendapati seorang anak kecil yang memakai seragam TK, rambutnya yang dikuncir dua, dan menampakkan giginya berlari ke arahku.

Apa kalian tahu siapa anak kecil itu? Ia adalah Hwang Rannie, anak dari seorang Hwang Hyunjin dan Han Chaesoo. Mata, hidung, rambut dan kulitnya mirip dengan Hyunjin. Namun alis, pipi, mulut, gigi, dan tubuhnya mirip denganku.

Ayah Joonbin di kantor. Ibu Heera sedang membantu bibi park di dapur. Ah, mulai sekarang tugas rumahku tak separah dulu.

"Rannie..." Aku merangkul tubuh mungilnya lalu menggendongnya.

"Bagaimana sekolahnya tadi hmm?"

"Asyik sekali, Bu. Tadi Lannie sama teman - teman menyanyi belsama." Maklum lah, Rannie masih kecil. Jadi, masih belum bisa mengucapkan huruf 'R'.

Rasanya senang sekali melihat Rannie tersenyum. "Rannie menyanyi? Wah..."

"Menyanyi bersama? Benarkah?" Sahut Hyunjin yang menjemput Rannie. Yah, mulai sekarang aku memanggilnya tanpa embel - embel 'Kak' lagi. Ia sekarang lebih suka langsung dipanggil namanya. Kutanya apa alasannya. Ku kira karena sekarang kami sudah menjadi sepasang suami - istri. Eh, ternyata katanya biar kelihatan seumuran denganku. Dasar!

"Iya, Yah. Tadi Lannie menyanyi belsama. Teman - teman Lannie olangnya selu. Kok dali tadi ayah tidak pelcaya sih?" Rannie terlihat mengerucutkan mulutnya.

Hyunjin? Ia tertawa terbahak - bahak. Dasar! Suka sekali menggoda Rannie. Aish. Ia bahkan mencubit pipi gembul Rannie.

"Iiihhh... Ayah gemas nih... Punya pipi kok sama gembulnya dengan ibu sih? Iiihhh..." Hyunjin nampak gemas.

"Iiihhh... Ayah..." Rannie berusaha menepis tangan Hyunjin namun tak membuat Hyunjin berhenti mencubit pipinya. Hyunjin malah semakin tertawa.

"Sudahlah, Jin. Nanti pipinya semakin lebar kalau kau terus mencubitnya." Akhirnya Hyunjin berhenti mencubit pipi Rannie.

"Haha. Ibu percaya kok. Jangan hiraukan ayah ya? Ayah orangnya memang begitu. Rannie ganti baju dulu ya? Nanti setelah itu kita mencubit pipi ayah. Oke?" Rannie kembali tersenyum dan mengangguk.

Hyunjin berkacak pinggang, "Aish. Untungnya aku sayang."

Aku dan Rannie tertawa. Aku mengantar Rannie ke kamarnya untuk ganti baju.

Ah, sekarang aku bisa berkata bahwa aku beruntung. Iya, aku beruntung. Beruntung memiliki seorang lelaki yang baik, mempunyai banyak teman saat masih kuliah dulu dan menjadi keluarga yang harmonis.

Walau terkadang aku suka menangis karena tiba - tiba teringat keluargaku, Hyunjin, ayah Joonbin, ibu Heera dan Rannie mampu membuatku kembali tersenyum.

Kabar Rannie, sekarang ia kelas 1 SD. Ia memiliki bakat menari dan menyanyi. Ia anak yang periang. Kuharap semoga Rannie bisa terus menjadi anak yang periang.

Sekarang aku sedang melihat bulan dan bintang di balkon. Di sana mereka nampak indah sekali. Aku tersenyum. Tersenyum untuk keluargaku yang ada di atas sana. Ku harap keluargaku melihatku tersenyum.

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang