[19]

61 8 0
                                    

"Lho. Om Joonbin?"

=================================

Seketika aku menjadi teringat akan kejadian yang dimana Kak Hyunjin menyelamatkanku. Betapa bodohnya aku yang melakukan hal konyol itu hingga membuat orang lain terluka. Aku benci diriku sendiri. Oh, ayolah mengapa kejadian itu selalu terlintas di kepalaku?

"Chaesoo..." Panggilan dari Om Joonbin membuat lamunanku buyar.

"Eh, iya Om? Maaf saya tadi melamun hehehe."

Om Joonbin tersenyum, "Jangan terlalu memikirkan Hyunjin. Ia akan baik - baik saja."

"Hehe iya, Om. Jadi, Om mau pesan apa?" Tanyaku seraya mengambil polpen dan buku kecil untuk mencatat pesanan.

"Emm, aku pesan 1 tteokbokki dan 1 kopi susu." Aku langsung mencatat pesanannya.

"Siap, Om." Setelah nendengar ucapanku, Om Joonbin duduk di bangku. Sedangkan aku memberikan catatan pesanan kepada Kim Aeri yang bertugas memasak.

Lalu aku keluar dari dapur dan mengambil piring, gelas, serta sendok dan garpu yang ada di atas piring yang sudah ditinggalkan oleh pelanggan di meja. Aku membawanya ke dapur untuk dicuci.

Oke bagian piring, sendok dan garpu, semuanya sudah ku cuci. Sekarang giliran bagian gelas. Ketika aku ingin mencuci gelas, Aeri berkata, "Chae, sudah jadi."

Aku menoleh ke arah Aeri dan ya, pesanannya sudah jadi di atas nampan yang di bawa oleh Aeri. "Iya." Aku mengambil nampan tersebut dari tangan Aeri.

Aku segera mengantarkan 1 tteokboki dan 1 kopi susu ke bangku yang Om Joonbin tempati. "Ini pesanannya, Om." Kataku seraya meletakkan pesanan tersebut di meja.

"Terima kasih." Ucapnya.

"Sama - sama, Om." Aku segera kembali ke kasir.

Namun langkahku terhenti ketika Om Joonbin memanggil namaku, "Chaesoo..."

Lantas aku menoleh ke arah Om Joonbin, "Iya, Om?"

"Bisa kita bicara?"

Aku yang mendengar pertanyaan dari Om Joonbin pun terdiam. Kira - kira mau membicarakan apa ya?

Karena aku ingin tahu, aku pun menjawab, "Bisa, Om." Aku pun duduk di hadapannya.

"Untuk sementara waktu, bisakah kau tak menjenguk Hyunjin?"
Han Chaesoo POV END.

Author POV.
Yeji menatap tajam Kak Hyunjin, begitu juga dengan ketiga temanku tak kasat. Kami berempat menunggu jawaban dari Kak Hyunjin. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk menatap kasur empuk milik Yeji dan diam.

"Kak, aku bertanya kepadamu! Mengapa kau dari tadi diam? Jawab aku, Kak! Mengapa tadi kau tiba - tiba menghilang huh???" Yeji yang kesal pun melempar bantal yang ada di sampingku ke arah Kak Hyunjin. Namun ia lupa akan satu hal.

Wush...
Bruk!

Bantal yang ia lempar menembus tubuh Kak Hyunjin lalu jatuh ke bawah.

"Dasar Yeji bodoh!" Gumamnya. Ia lupa jika Kak Hyunjin dapat menembus apapun. Namun hal itu didengar oleh makhluk yang ada di sampingnya.

"Memang kau bodoh. Wle." Kata makhluk yang bermarga Han. Ia nampak menjulurkan lidahnya.

"Akan ku potong lidah jelekmu itu!" Perempuan marga Hwang menatap tajam ke arah makhluk yang menjulurkan lidah.

"Gunting saja jika bisa. Kau ini benar - benar bodoh atau bagaimana? Tadi saja kau melempar bantal dan bantal tersebut menembus tubuh Kak Hyunjin. Berarti aku benar kan? Kau memang bodoh! Wle." Han kembali menjulurkan lidahnya.

"Iiihhh... HAN JISUNG...!!! SINI KAU!!!" Yeji mendekati Han. Sedangkan makhluk yang Yeji dekati justru menjauh darinya.

Oke, terjadilah aksi kejar - kejaran.

"Dasar anak kecil." Celetuk I.N. Namun mereka berdua tak menghiraukannya dan tetap melakukan aksi kejar - kejaran.

"Kau sendiri juga anak kecil tahu, I.N." Kata Chaeryeong. Sedangkan I.N menunjukkan giginya yang rapi.

Hyunjin? Ia hanya diam mengamati dua orang yang kejar - kejaran.

"HAN!!! SINI KAU!!!"

"Tak mau. Wle."

"AWAS KAU, HAN JI-" Ucapan Yeji terputus ketika terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok...

Seketika mereka berdua mengakhiri aksi kejar - kejarannya dan Yeji pun menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.

"Yeji, mengapa kau teriak - teriak?" Tanya perempuan yang merawat Yeji di saat orang tuanya bekerja.

Ceklek...
Yeji membuka pintu kamarnya.

"Mengapa kau teriak - teriak, Yeji?" Ulangnya.

"Eh, tak apa - apa kok, Bi. Tadi Yeji teleponan sama temen, terus dia membuat Yeji kesal. Jadi Yeji teriak deh hehe." Mau tak mau, Yeji harus berbohong.

"Bohong, Bi. Dia bohong." Ucap Han. Namun hanya didengar oleh Yeji dan kawan - kawan.

Yeji yang mendengar ucapan Han pun menghela napas perlahan mencoba menahan emosinya.

"Oh, begitu. Ya sudah sekarang waktunya tidur siang. Bibi turun dulu ya?" Ia pun pergi dari kamar Yeji.

"Iya, Bi." Yeji menutup pintu kamarnya.

"Ini semua gara - gara kau." Yeji menunjuk Han.

"Lah. Kok aku sih? Kau saja yang bodoh. Sudah tahu bodoh, bukannya berhenti. Eh, malah diulangi lagi. Aish." Han memutarkan kedua matanya jengah.

"Kau pun sama - sama bodohnya dengan Kak Yeji, Kak. Hahaha." I.N menunjuk Han dengan tertawa. Yeji dan Chaeryeong pun ikut tertawa mendengar tuturan makhluk bermarga Yang.

Yeji dan I.N tertawa terpingkal - pingkal. Bahkan Yeji sampai berguling - guling di lantai.

"Bagaimana ceritanya aku bertemu dengan orang dan makhluk bobrok seperti mereka? Aish." Gumam Hyunjin menepuk jidatnya ketika melihat keempat temannya.

Sedangkan Han mengernyit bingung, "Apa maksudmu?"

"Sudah tahu Kak Yeji bodoh. Kakak malah meladeni Kak Yeji. Bukankah kakak juga bodoh? Hahaha."

"Nah betul. Kau juga bodoh, Han. Hahaha."

Chaeryeong yang melihat Han yang cemberut pun berhenti tertawa dan berkata, "Yeji, I.N sudahlah. See? Han cemberut."

Dua orang yang tertawa pun menghentikan tawanya sebentar dan melihat Han yang cemberut. Mereka saling memandang lalu kembali tertawa.

Sedangkan Chaeryeong dan Hyunjin pun saling memandang lalu kembali memandang dua orang yang tertawa dan berkata, "Ya ampun."

"Teman - teman..." Panggil Hyunjin.

Mereka yang dipanggil pun menoleh ke arah makhluk bermarga Hwang.

"Tiba - tiba tadi aku teringat sesuatu..."



Jangan lupa vote and comment jika kalian suka. 💜

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang