[6]

139 23 4
                                    

Setelah itu hantu tersebut pergi dan aku merasa hidungku mengeluarkan darah.

=================================

Hal itu terjadi karena aku telah memaksakan diriku untuk mengeluarkan kekuatan disaat kondisiku lemah.

Aku memegang perutku yang terasa sakit. Lalu aku menghampiri Chaesoo yang melihatku dengan khawatir.

"Chaesoo, kau baik - baik saja?"

"Justru Kak Hyunjin yang tak baik - baik saja. Kak Hyunjin duduk dulu ya."

Aku di tuntun oleh Chaesoo hingga duduk di ranjang Chaesoo.

Ku lihat jam di dinding menunjukkan pukul 01.00.

Lalu tiba - tiba Chaesoo mengelap darah yang ada di hidungku dengan tissue.

Tatapan kami bertemu. Kami menikmati aksi pandang - memandang selama beberapa detik.

Tak lama kemudian Chaesoo berkata, "Emm, maafkan aku jika tak sopan. Tapi aku tak ingin hidung Kak Hyunjin mengeluarkan banyak darah."

Aku tersenyum, "Terima kasih."

"Emm, sama - sama."

Aku mengambil tissue yang Chaesoo gunakan dan ku keluarkan darah di hidungku dengan tissue tersebut.

Ku lihat terdapat tong sampah kecil di bawah meja belajar Chaesoo. Ku lempar tissue yang ku pegang ke tong sampah tersebut dan...

"Yes, masuk."

Sedangkan Chaesoo melihat apa yang ku lakukan, memutar kedua matanya malas.

"Ada - ada saja. Aku ambilkan kotak obat dulu."

Ketika Chaesoo ingin mengambil kotak obat, aku memegang tangannya.

"Tak perlu. Ini karena kekuatan hantu. So, rasa sakitnya hanya bisa dihilangkan dengan kekuatan."

Chaesoo mengernyitkan dahi. Aku melihat tangan Chaesoo yang ku pegang, terluka.

"Lihat ini." Aku mengobati tangan Chaesoo dengan kekuatanku.

Hanya membutuhkan beberapa detik untuk mengobati tangan Chaesoo yang terluka.

"Sudah lebih baik?" Tanyaku.

"Wah. Iya." Chaesoo terlihat senang.

Ia menggerakkan tangannya dengan senang.

Menggemaskan.

Itu yang dapat ku simpulkan tentangnya untuk saat ini.

"Tapi maafkan aku. Aku hanya bisa menghilangkan rasa sakit saja. Untuk bekas luka, butuh beberapa waktu untuk menghilang."

"Tak apa - apa. Terima kasih telah mengobati tanganku."

"Sama - sama."

Aku mengobati perutku yang terluka dengan tangan kananku.

"Ngomong - ngomong, terima kasih telah menolongku dari hantu jahat itu, Kak."

"Senang bisa membantu." Aku mengacak rambut Chaesoo dengan tangan kiriku.

Tiba - tiba Chaesoo menunduk. Aku tak dapat melihat mukanya. Karena tertutup oleh rambut panjangnya.

"Aduh. Ku harap Kak Hyunjin tak melihat mukaku." Aku mendengar suara batin Chaesoo.

"Ada apa dengan mukanya?" Batinku.
Hwang Hyunjin POV END.

I Wanna Be Calm ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang