13: Peringatan

696 69 9
                                    

Faul berada di ruangan Reza untuk membahas masalah Osis yang akan mereka rapatkan nantinya.

"Jadi acara tahunan kita dibikin berbeda pak?" Tanya Faul memastikan.

"Iya,kamu paham apa yang tadi bapak sampaikan?" Faul mengangguk.

"Nanti silahkan di bahas dan segera disampaikan ke semua kelas"

"Iya pak"

Faul segera keluar ruangan Reza saat urusannya sudah selesai.

"Ke kelas ah, lagian gue bebas hukuman hari ini" batin Faul senang.

Faul memasuki kelasnya tepat saat pergantian jam kedua, sehingga ia selamat dari hukuman bu Weni yang mengajar di jam pertamanya.

"Pak Irwan belum dateng?" Tanya Faul yang meletakkan tasnya di bangkunya.

"Baru aja bel pelajaran kedua Faul," Jawab Aulia yang duduk di samping Faul.

"Lo darimana aja baru dateng?" Tanya Ridwan.

Faulpun menceritakan tentang kejadian kemarin malam dan membuat sahabatnya membungkam mulutnya.

"Gara gara Selfi berarti Lesti celaka" ucap Aulia menyimpulkan.

"Bukan lah, itu murni kecelakaan" Bela Faul.

"Lo tu gimana sih Ul? Lesti tu suka sama lo udah lama. Lo nya aja yang nggak peka" ucap Ridwan kesal.

"Gue nganggep dia sahabat nggak lebih. Dan Fildan jauh lebih baik dari gue" ucap Faul membela dirinya.

"Maksud lo?" Tanya Aulia

"Fildan mencintai Lesti, dia suka sejak lama. Dan gue nggak akan pernah rebut Lesti dari Fildan"

Aulia,Rani dan Ridwan saling menatap karena baru tahu kebenaran tentang perasaan Fildan yang sebenarnya.

"Kita bantuin aja si Fildan ambil hati Lesti" ucap Rani

"Gue setuju" ucap Ridwan.

"Yaudah nanti kita jenguk Lesti ya" Faul mengangguk.

-

Disinilah Fildan berada, di ruangan serba putih dengan seorang gadis terbaring dengan infus di tangannya.

"Nak Fildan, om sama tante mau keluar sebentar. Tolong jagain Lesti ya" ucap Ramzi

"Iyaa om, Fildan bakal jagain Lesti"

Ramzi dan Inul pergi meninggalkan Fildan yang menatap ke arah Lesti.

''Lo kapan bangun Lesti?" Tanya Fildan sambil menggenggam tangan Lesti yang bebas dari infus.

"Lo pasti sembuh"

"Lagu kita udah selesai Les, jadi Lo nggak perlu marah marah lagi ya"

Fildan mencium tangan Lesti dan menempelkan pada pipinya Fildan.

"Lestii'' Ucap Fildan saat melihat pergerakan dari jari Lesti.

Dengan cepat Fildan memanggil dokter dan tak lama kemudian Lesti membuka matanya.

"Gimana keadaannya dok?" Tanya Fildan saat Dokter selesai memeriksa Lesti

"Alkhamdulillah pasien sudah sadar, dan kondisinya stabil. Tidak ada yang perlu di khawatirkan."

Fildan tersenyum senang, "Makasih dok"

Dokter pun keluar ruangan Lesti bersama beberapa suster yang membantunya.

Fildan duduk di kursi dekat ranjang Lesti, Lesti menatap Fildan yang juga menatapnya.

"Kog Lo disini?" Tanya Lesti

You and MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang