Selfi tiba di rumah sakit tempat Lesti dirawat, ia segera menuju ruangan Lesti dan tibalah dia di depan pintu.
"Apaan kamu Lesti? Selfi itu adik kamu" Teriak seseorang yang Selfi tau adalah orangtuanya.
Selfi mengurungkan niatnya untuk membuka pintu dan memilih untuk tetap berdiri di depan pintu.
"Kalau Lesti tau pa, Lesti nggak akan sudi terima darah dari pembunuh itu pa" Ucap Lesti marah.
"Lesti, jaga bicara kamu" Teriak Inul yang mulai emosi
"Kenapa kalian begitu menyayangi pembunuh itu Hah? Sampai kalian sering melupakan Lesti papaa Mama..Hiks..hiks.. Kalian nggak tau.. Hiks.. Setiap malam Lesti selalu menangis karna kalian yang sering ke Bandung menemui Selfi" ucap Lesti menangis.
"Nenek yang menjauhi Lesti..Hiks..Hiks.. Lesti juga pingin dimanja kayak dulu"
"Tapi apa..Hiks..Hiks.. apa yang Lesti dapet Apa?" Teriak Lesti
Selfi yang mendengar hanya bisa meneteskan air matanya.
"Lesti nggak pernah sedikitpun ngrasain kasih sayang kalian..Hiks.. Kalian selalu sibuk sama Selfi."
"Apa Lesti bukan anak kalian Iya?"
"Seandainya Lesti bisa milih, Lesti nggak sudi punya adik kayak dia"
"Dia cuma buat Lesti menderitaa" Teriaknya membuat Ramzi langsung menamparnya.
Plakkk...
"Jaga bicara kamu" Teriak Ramzi
Lesti memegangi pipinya sedangkan Inul berusaha menenangkan Lesti dengan memeluknya.
"Lesti baru sakit aja papa berani nampar Lesti kan..Hiks.. Apalagi kalau Lesti sehat" Ucap Lesti tersenyum miris.
"Seandainya Lesti tau, Selfi yang donorin darahnya. Lesti nggak sudi terima darahnya"
"Lestiii" Rintih Inul yang masih menangis memeluk Lesti.
"Aakkhhh..." Teriak Lesti merintih kesakitan.
Selfi menghapus air matanya ketika mendengar rintihan Lesti.
"Kamu kenapa Lesti?" Tanya Inul panik
"Perut Lesti sakittt maa.. Hiks.. akhhh"
"Papa panggil dokter sekarang" ucap Ramzi sambil memencet tombol yang disediakan untuk memanggil dokter.
Selfi berdiri mematung di depan pintu, "Selfi pingin masuk liat keadaan kakak. Tapi Selfi takut kakak akan semakin benci Selfi kak" Ucapnya lirih
Tak lama kemudian, Irfan datang bersama beberapa suster yang akan membantunya.
Irfan menatap Selfi yang menghapus air matanya.
"Jangan bilang kalau Selfi disini om" Irfan menatap Selfi dan mengangguk.
"Kamu hutang penjelasan sama saya" Selfi meneteskan air matanya dan mengangguk.
Irfan segera masuk dan mengecek kondisi Lesti.
Sedangkan Selfi masih saja menangis di depan pintu, Ramzi dan Inul tidak keluar karna memang diperkenankan untuk mendampingi Lesti.
"Lesti kenapa Fan?" Tanya Ramzi.
"Kita akan melakukan beberapa pemeriksaan kepada Lesti,karna dicurigai adanya kerusakan pada ginjalnya" ucap Irfan.
"Apa?" Lesti menangis begitupun dengan Ramzi dan Inul.
"Hasilnya akan keluar besok, jadi ini masih dugaan" Ucap Irfan.
"Makasih Fan"
"Yaudah kalau gitu, saya permisi dulu" ucap Irfan

KAMU SEDANG MEMBACA
You and Music
Fiksi PenggemarMusik adalah penghibur hati. Musik adalah teman ketika sendiri. Musik adalah senandung nada indah yang membuat hati tenang. Namun, tidak untuk 'Alfian Randa Dirgantara' Pria dingin yang begitu benci dengan musik. "Lo cowok aneh, musik itu buat hibur...