Felix menatap Claude dengan tatapan terkejut.
Claude, yang tampaknya memikirkan sesuatu sendiri, tiba-tiba menggumamkan sesuatu yang tak terduga dengan nada dingin, membuatnya Felix heran.
Claude tidak memberikan penjelasan apapun kepada Felix. Sekarang dia merasa buruk yang tiba-tiba muncul dari dalam.
Meskipun dia bertanya-tanya apakah itu mungkin, sejujurnya dia merasa tidak nyaman dengan memikirkan itu.
Jika mungkin ini setahun yang lalu, dia hanya akan mendengus sekali, bahkan jika apa yang dipikirkannya nyata.
Tetapi sekarang dia tidak mengerti mengapa dia merasa sangat aneh dan suram.
"Besok, pangil Athanasia ke Istana Gannett."
Claude memerintahkan Felix dengan wajah masam. Tapi Felix tidak menyadari suasana hati Claude, jadi dia mengabaikannya.
"Saya mengerti Yang Mulia. Apakah Yang Mulia ingin diwaktu yang sama seperti biasanya?"
"Iya."
Felix sangat senang dengan pemikiran bahwa Claude akhirnya mau keluar dari dalam ruang kerjanya dan mencoba menghabiskan waktu dengan putrinya. Kemudian Claude menghentikan gerakkan jarinya disandaran kursi pada kata-kata Felix berikutnya.
"Sudah lama sejak kamu menikmati minuman dengan princess Atanasia. Aku yakin princess juga akan bahagia. Yang Mulia tidak pernah menemuinya akhir-akhir ini, jadi sepertinya dia merasa kesepian."
"Athanasia kesepian?"
"Tentu saja."
Tangan Claude mengetuk sandaran tangan lagi. Matanya, menatap wajah Felix yang sedikit tirus.
"Bukankah wajar bagi princess merasa kesepian karena dia tidak melihatmu? seperti dua hari lalu, dia bertanya-tanya mengapa dia belum mendengar kabar dari ayahnya akhir-akhir ini."
Felix tetap membawa topik ini dengan wajah cerah.
"Aku yakin princess bertanya tentang yang mulia karena dia merindukanmu. Tapi dia tahu kamu sibuk, jadi dia tidak pernah lebih dulu datang ke Istana Garnett. Princess Athanasia masih kecil, tapi dia sangat pengertian dan perhatian dengan Yang Mulia."
Felix memberikan perhatian penuh pada sikap pengertian Athanasia mengenai Claude.
"Athanasia melakukannya?"
Keraguan sedikit muncul diwajah Claude.
"Ya, aku yakin princess akan sangat senang bertemu denganmu besok pagi."
Felix berkata dengan senyum cerah seolah-olah dia ingin besok cepat datang. Claude menatap Felix sejenak dan segera memberi isyarat padanya.
"Tinggalkan aku."
"Baik, Yang Mulia."
Tapi wajah Claude sepertinya tidak begitu dingin dibandingkan sebelumnya. Tentu saja, dia tidak menyadari sedikit pun tentang itu.
* * *
Kalau dipikir-pikir, ini lucu dia merasakan perubahan hatinya secara drastis karena hal sepele.
Meskipun jarak antara Athanasia dan Claude sedikit berkurang dari setahun lalu, tapi masih ada dinding antara dia dan anak itu.
Jadi seharusnya kehadiran seorang anak tidak mungkin membuatnya dirinya bodoh sendiri. Karena bagi Claude, anak itu tidak memiliki tempat sebesar itu dalam pikirannya.
"Papa!"
Claude berpikir begitu lalu menatap Athanasia yang berlari ke arahnya.
Sekali lagi, anak itu berada dalam gendongan Felix, dan begitu dia melihat Claude, dia turun ke lantai dan mulai berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story 4 : I Became A Father [Suddenly, I Became A Princess]
Kurgu OlmayanBUKAN FANFICTION! Side Story Suddenly, I Became A Princess Translet pertama pake gugel, cuma karena bahasanya amburadul, jadi diterjemahin sendiri. Mangkannya ngga 100% sama bahasanya kayak novel, ada yang ditambah, diubah, atau dikurangi kata-katan...