"Kakak kalian beneran nggak pulang?" tanya Papa Lee saat sarapan keesokan harinya.
Jeno mengangguk pelan lalu menyendokan kembali nasi goreng dimulutnya
Sedangkan Saerom yang baru saja menyendokan nasi ke atas piring menatap takut sang papah.
"Kurang ajar" gumam sang papa yang bisa didengar satu meja.
"Udahlah Pah habisin dulu sarapannya" sahut sang mama yang barusan dateng dari dapur membawa bekal untuk Saerom dan Jeno.
"Nih ya sayang" ucap Mama Lee kemudian duduk disamping Papa Lee.
Sang Papa menoleh ke arah Saerom, "Kamu jangan kayak kakak kamu— suka ngebantah dan kurang ajar sama orang tua, udah syukur di masukin bimbel bagus gitu" peringat Papa Lee.
Saerom mengangguk pasrah lalu menoleh ke arah bawah tangga, "loh papah-mamah mau kemana?" tanyanya begitu melihat beberapa koper.
"Ke Singapura ngurus anak cabang yang baru di diriin disana—kalian jaga diri ya jangan suka keluyuran dan jangan bolos les!" sahut sang mama halus penuh penekanan.
Jeno dalam hati sih udah sorak bahagia, dia bisa bebas main games kapanpun yang dia mau. Saerom juga lah—nggak ada mamah papah artinya bebas ngapain aja.
"Kan-kan seneng kan kalian" sahut sang Papa.
"Papah soktau nih, lagian nggak mungkin dong kita nangis, kan aku sama Jeno udah gede" sahut Saerom.
"Bilang enggak tapi senyum-senyum sendiri denger papah mamahnya pergi—"
Jeno dan Saerom reflek ketawa denger ucapan sang mamah yang nggak perlu diraguin instingnya.
"Yaudah mah biar mamah aja yang pergi papah dirumah aja jagain anak-anak" sahut Papa Lee.
"Eh jangan pah!" pekik Jeno secara tak sadar, Saerom merutuki Jeno dalam hati kenapa bisa keceplosan sih!
Bukannya marah, sang papah dan mamah tertawa melihat reaksi Jeno, "Dasar Lee Jeno! mau papah pukul ha?!" sahut sang papah dengan nada seolah-olah marah.
Saerom dan sang mamah tertawa melihat Jeno yang sudah meringis kecil mendengar perkataan sang papa.
Lucu ya, sang papa bisa serem dan jadi seorang papa yang hangat. Saerom suka bingung.
Eunha kebangun gara-gara telfon sang papa yang udah berisik banget,
"Halo pah" ucap Eunha.
"Kamu udah sarapan? mamah bilang kamu nginep di apartemen semalem" tanya sang papa diseberang.
Eunha emang punya apartemen yang letaknya cukup dekat sama sekolah, alesannya sih karena Eunha kadang suka nggak pulang ke rumah buat jaga Jaehyun di rumah sakit, tapi sang papa taunya dia tidur di apartemen karena beratnya tugas yang memungkinkan buat Eunha harus pulang malem dari sekolah.
"Belom pah, ini baru mau makan" sahut Eunha sambil beranjak membuka gorden jendela dikamar Jaehyun.
"Kamu tuh udah jam 6 lebih nanti telat lho" ucap sang papa perhatian.
"Iya gampang"
"Besok ikut papah yuk ke nikahan anak rekannya papah"
Eunha terkekeh kecil tumben banget nih diajak papah nya pergi, "mamah emang kemana?"
Terdengar kekehan kecil juga diseberang, "sekali-kali ajak anaknya masak nggak boleh, katanya mamah kamu tuh mau pergi kerumah nenek"
"Kok aku tertarik ikut mamah ya pah hehe" sahut Eunha, jujur aja males banget harus ketemu rekan papahnya yang pasti bahasanya politik, bisnis kalau nggak tunangan Eunha, Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
cold stone; eunha & taeyong // discontinued
FanfictionEunha tunangannya Jungkook, tapi Jungkooknya suka Chaeyeon. [stuck] second story of scseries