11 | the place of us

201 33 11
                                    


Esoknya setelah pulang sekolah, Siyeon benar-benar diajak ke suatu tempat oleh Jeno. Namun laki-laki itu enggan memberitahunya lebih jelas kemana mereka akan pergi. 

Sebelum berangkat, Ayahnya memberikan sebuah map yang Siyeon tidak tau apa isinya. Ia baru boleh membuka map itu ketika Jeno menyuruhnya nanti. Awalnya ia terkejut karena Ayahnya dan Jeno seperti tiba-tiba bersekongkol dan punya rencana mereka sendiri.

Di perjalanan, Jeno terus mengingatkan Siyeon agar mengatakan apapun yang gadis itu rasakan selama bersamanya.

Dengan iseng Siyeon menjawab, "aku baper kalau sama kamu terus" 

Jeno memutar matanya malas

"Gue serius, kalau sakit atau mual bilang" ucapnya

"Kayak hamil aja" jawab Siyeon

"Kita balik kalau lo bercanda terus" ancam Jeno

Siyeon menjawab dengan kesal, "iya nanti aku bilang!"

Mereka berdua terdiam, Jeno sibuk menyetir dan Siyeon yang sesekali melirik wajah Jeno yang sangat serius sejak menjemputnya tadi. Bahkan orang tuanya mengantarnya sampai pintu keluar dengan raut muka yang sama seriusnya dengan Jeno.

Siyeon semakin yakin bahwa sebenarnya Jeno kenal baik dengan keluarganya dan ada hal yang disembunyikan selama ini. Anehnya hanya Siyeon yang tidak tahu apa-apa.

"Yuk ikut gue" ajak Jeno setelah memarkirkan mobilnya

Siyeon melihat sekeliling

"Ini SMP?" tanyanya

Jeno mengangguk, "inget gak sekolah siapa?"

"Sekolahku lah" 

"Iya sekolahku juga" ucap Jeno lalu ia melotot sendiri karena tiba-tiba mengikuti gaya bicara Siyeon

Siyeon terkejut mendengar hal itu, "Kok aku gak tau? Kita sekelas?"

Jeno mengangguk, "Waktu kelas tujuh dan delapan, gak inget kan? Iyalah" jelasnya dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah sedih

 Siyeon memegangi kepalanya, Jeno langsung panik

"Pusing?" tanyanya dengan wajah khawatir

Namun Siyeon menggeleng, ia hanya merasa sangat aneh dan seperti ada yang hilang dari sebagian ingatannya. Semakin bingung lagi ketika Jeno khawatir seperti itu.

"Jangan bilang aku pernah amnesia" ucap Siyeon

Jeno bingung sendiri memikirkan apakah hal itu bisa dibilang amnesia atau bukan. Tiba-tiba Jeno memegangi kepala belakangnya.

Ia mengerang, menahan sakit. Rasanya seperti sedang ada yang menusuk kepalanya dengan benda tajam. Siyeon panik lalu memegangi Jeno yang sekarang duduk bertumpu lutut.

Tidak jauh berbeda dengan Jeno yang merasa heran disamping rasa sakitnya, karena menurut perkiraannya dengan Ayah Siyeon seharusnya Siyeon lah yang berpotensi merasakan pusing.

Setelah sakitnya sedikit reda, Jeno mendongak dan menatap Siyeon yang ekspresinya seperti menahan tangis. 

"Lo kenapa?" tanya Jeno

Siyeon menggeleng, "Gapapa, kamu jangan sakit gini dong" jawabnya dengan mata berkaca-kaca

Jeno reflek mengelus rambut Siyeon dengan lembut, sambil mengangguk dan tersenyum. Lalu Jeno mengajak Siyeon ke tempat berikutnya. Ia benar-benar menelusuri satu persatu tempat yang bisa membantu Siyeon menemukan fakta yang gadis itu cari.

___

Jeno membuka pintu mobilnya setelah sampai di tempat berikutnya, tiba-tiba Siyeon menahan tangannya, "kamu udah gapapa?" lalu diangguki oleh Jeno

Pluvios [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang