09 | digging in

190 34 1
                                    


Siyeon berniat tulus untuk membantu Jeno agar laki-laki itu tidak membenci hujan lagi namun Jeno sendiri yang selalu menghindar ketika waktunya mencari solusi

Berulang kali Siyeon membujuk Jeno pelan-pelan agar setidaknya memberi petunjuk tapi akhirnya Jeno selalu menghindari pertanyaan Siyeon

Namun sebenarnya Siyeon merasa bahwa Jeno ingin pulih dari perasaan semacam traumanya itu, hanya saja laki-laki itu terlalu tertutup mengenai penyebabnya

Padahal meski misalkan ceritanya memalukan pun Siyeon tidak masalah dan tidak akan menertawakan

Siyeon pasrah, ia tidak yakin bisa membantu jika Jeno tidak mengetahui penyebabnya

Sekarang, hal lain yang membuat Siyeon penasaran ialah foto yang pernah ia lihat di kamar Jeno, foto itu juga sempat langsung membuat Siyeon curiga karena respon Jeno sendiri

Mengenai hal ini, mungkin Siyeon tidak bisa langsung bertanya pada Jeno seperti biasa, tapi Siyeon berharap bisa mencari tahu sendiri

Siyeon berjalan cepat keluar kamar dan menghampiri orang tuanya yang sedang duduk bersantai sambil menonton televisi

"Siyeon mau tanya sesuatu dong" ucapnya

Melihat ekspresi wajah Siyeon yang terlihat serius membuat orang tuanya sedikit penasaran

Setelah diizinkan untuk bertanya,
"Dulu aku pernah punya teman yang dekat banget sama aku gak sih, Bun?"

"Mungkin ada, kamu gak ingat?" ucap Bundanya

Siyeon menggelengkan kepalanya mendengar hal itu

Orang tua Siyeon saling menatap satu sama lain, di bagian memori otak mereka terpampang satu kejadian yang sama

Siyeon merasa tidak puas dengan jawaban Bundanya, ia berdiri dan berlari menaiki tangga menuju lantai atas

Dengan menghilangnya Siyeon dari hadapan mereka, di dalam hati dua insan yang menjadi alasan kehadiran Siyeon di dunia ini tumbuh rasa khawatir mengenai hal yang selama ini mereka tutupi dengan baik

____

Siyeon tidak menuju kamarnya tapi malah ke gudang yang berada di ruangan paling ujung di antara ruangan lain di lantai satu rumahnya

Ia langsung masuk karena pintunya tidak dikunci dan mulai memusatkan perhatiannya pada setiap kardus yang telah tercatat namanya

Setelah lama mencari, ia tidak juga menemukan sesuatu yang bisa memberinya petunjuk tentang foto itu

Bahkan Siyeon sudah mencoba mencari di kardus yang jelas bukan berisi barang-barang miliknya, namun ia tetap tidak menemukan yang ia mau

Siyeon terduduk lelah, dengan keringat mengucur dan hidung sekaligus kulit wajahnya memerah karena terkena debu-debu yang menempel, bahkan tidak sekali-dua kali ia bersin dan matanya berair

Ia merapikan semua barang yang berantakan karena ulahnya dengan perasaan yang hampir putus asa

Setelah itu, ia kembali ke kamarnya dan duduk di kasur, tiba-tiba air matanya menetes tanpa disuruh

Siyeon memegangi dadanya yang entah kenapa terasa sakit, ia menangis dan merasa sesak namun juga terheran-heran karena biasanya sekesal apapun dan terhadap apapun itu ia tidak semudah ini menangis

Sekarang rasanya benar-benar sakit, ia sangat ingin tahu mengenai foto itu karena jelas-jelas ia dan keluarganya bersanding dengan keluarga Jeno, foto itu juga diletakkan di tempat yang mudah untuk dilihat

Jika foto itu tidak penting, maka tidak ada alasan bagi Jeno untuk meletakkannya disitu dan sekaligus menyembunyikannya dari Siyeon

Siyeon lelah, semuanya terasa sulit dan rencana yang ia buat tidak satu pun yang berhasil, tidak ada yang bisa ia ajak diskusi tentang hal ini

Pluvios [2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang