II - Davin Arius Moraga

28 8 0
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu.

Jangan lupa follow aku.

Don't be a silent reader.

Selamat Membaca.

~~~~~~~~~~

“Davin bangun Vin," ucap seorang laki-laki yang diketahui ialah sahabat dari sosok cowok yang masih bergulat dengan mimpinya di pulau kapuk.

“Ailahh ini anak susah banget dibangunin. WOYY BANGUN WOYY!”

Cowok itu kembali bersuara lebih keras untuk membangunkan sahabatnya dengan tangan yang terus mengguncangkan badan cowok di kasur tersebut.

Enghh apasih cantik," ucapan khas orang yang sedang mengigau.

“Ihh najis geli banget gue dipanggil cantik. Nah gua punya ide, gua jamin nih bocah langsung bangun," ucap sosok cowok itu dengan sringai di bibirnya.

“DAVIN WOYY GILA CEWEK CANTIK BANGET BOYY BENING BENER BEUHH BADANNYA MONTOK ABISS WOYY," teriak cowok itu untuk membangunkan sahabatnya, dan terbukti caranya berhasil karna sahabatnya langsung bangun dan melompat dari tempat tidurnya.

“MANA WOYYY CEWEK BOHAI GUA MANAA????” teriak sosok cowok bernama Davin itu.

Ia langsung bangun dari tidurnya dan melompat setelah mendengar perkataan sahabatnya.

“HAHAHAHA bangun juga kan lo, giliran masalah cewek aja nomor satu lo dasar playboy cap tikus,” tawa dan ejekan sahabat Davin membuat Davin mendengus kesal melihatnya.

“Kurang ajar emang lo ya, gak dapat restu dari gue, nangis berdarah lo liat aja!” ancam Davin kepada sahabat sekaligus sosok pacar dari adik kembarnya.

“Yahh jangan gitu dong kakak ipar, maaf deh abis lo dibangunin nya susah, peace," rayu sahabat Davin yang bernama lengkap Alfi Daniel Putra, biasa dipanggil Al atau Alfi.

“Bodo amat udah ah gua mau mandi ganteng," ucap Davin sambil melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi meninggalkan Alfi.

~~~~~~~~~~

“Eh liat deh Davin makin hari makin cakep aja ya," ujar salah satu mahasiswi kampus terkenal di Yogyakarta tepatnya Universitas Garuda.

“Ih iyaa ganteng banget calon pacar gue," ujar mahasiswi lainnya ikut memuja Davin dengan pandangan kagum.

“Mimpi lo denger ya se playboy-playboy nya Davin dia juga gak bakal milih lo jadi pacar nya," ucap sarkastik teman mahasiswi tersebut.

Pandangan dan ucapan kagum dari banyaknya mahasiswi sudah menjadi makanan sehari-hari untuk seorang playboy bernama lengkap Davin Arius Moraga itu.

Memiliki wajah yang tampan dan tubuh proporsional dari kegiatan olahraga rutinnya membuat Davin mudah mendapatkan cewek sesuka hatinya, tidak ada seorang cewek yang dipacari Davin lebih dari 2 minggu itupun sudah termasuk lama sekali.

Ck kapan coba gue dapat tatapan dan pujian kayak gitu?” Alfi berdecak melihat semua mahasiswi hanya terkagum-kagum dengan Davin bukan dirinya.

Padahal jika dilihat-lihat Alfi juga memiliki wajah manis namun sayangnya semua mahasiswi tak tertarik dengan Alfi karena mereka telah mengetahui bahwa Alfi memiliki seorang pacar yang sangat posesif dan galak terhadap cewek yang berani mendekati Alfi, pacarnya.

Siapa lagi kalau bukan Fayza Aries Moraga, walaupun Fayza tak berkuliah disini namun jangan lupakan sosok Davin yang merupakan kakak kembar dari Fayza dan kapan saja bisa mengadu kepada Fayza jika ada cewek yang mendekati Alfi.

“Lo mau gue aduin ke Ijah, hah?!” ancam Davin yang memanggil adik kembarnya dengan panggilan Ijah.

Mendengar nama kekasihnya disebut Alfi langsung mendelik takut dan menggelengkan kepalanya.

“Udah yuk kantin," ajak Davin kepada Alfi. Mereka pun berjalan ke arah kantin dengan suasana yang tak berubah selangkah pun yaitu masih tetap dipenuhi tatapan kagum dan beragam pujian dari mahasiswi di kampus.

----

Kantin kampus ini memang tak pernah sepi, namun Davin dan Alfi tak dipusingkan dengan mereka yang tak akan kebagian tempat duduk di kantin. Mereka berdua telah memiliki singgasana khusus di kantin lebih tepatnya di sebelah pojok kanan.

“Neng pesen mie ayam dua sama es jeruk dua ya," teriak Alfi kepada salah satu pedagang kantin.

Alfi memanggilnya dengan sebutan 'Neng' padahal pedagang itu sudah tua dan lebih wajar jika dipanggil Bu atau setaranya.

“Iya siap mas Alfi tunggu sebentar," sahut pedagang kantin bernama Wati itu. Untuk Alfi, dia memanggil 'Neng Wati' , untuk Davin 'Yang Wati' , dan untuk mahasiswa yang lainnya 'Bu Wati'. Jadi bisa disimpulkan siapa mahasiswa yang tergolong mahasiswa kurang adab.

Davin dan Alfi fokus berkutat pada ponsel mereka masing-masing, namun tiba-tiba seorang cewek cantik datang menghampiri mereka.

“Hai Davin sayang...” ucap cewek itu yang langsung duduk di samping Davin dan mengalungkan tangannya di leher Davin.

Hmm,” jawab singkat Davin tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel nya yang sedang menampilkan game Mobile Legend itu.

“Ih kok cuek banget sih sayang, aku kan pengen makan bareng kamu, " cewek itu berucap manja kepada Davin yang telah menyuekinya.

Namun Davin tetap tak menengok kepada cewek itu, ia terus bermain game di ponselnya.

“Davin ihh kamu liat aku dong jangan liatin hp mulu, emangnya hp lebih cantik dari aku?” ucap kesal cewek itu kepada Davin seraya memandang cowok itu dengan tatapan merajuk dan tangannya berniat mengambil hp di tangan Davin namun langsung ditepis kasar oleh pemiliknya.

“Apasih lo ganggu gue aja," sentak Davin dan melepaskan tangan cewek itu dari lehernya.

Perempuan bernama Maudy itu langsung berdiri karena Davin yang membentaknya. "Aku kan pacar kamu Davin kok kamu gitu sih?’’ ujar Maudy kesal kepada Davin.

“Sejak kapan lo jadi cewek gue?” tanya Davin tanpa memandang Maudy, dia telah kembali fokus kepada game nya.

“Seminggu yang lalu kita resmi pacaran masa kamu lupa?!” Maudy menaikkan satu oktaf ucapannya, ia kesal karena Davin tak ingat dengan waktu jadian mereka, bahkan Davin tak ingat jika ia adalah pacarnya.

“Oh yaudah kita putus aja, udah seminggu ini kan?” ujar santai Davin sambil menatap mata Maudy yang mulai berkaca-kaca.

“APA?! PUTUS?! ENGGAK AKU GAK MAU PUTUS DAVIN!” tolak keras Maudy yang langsung mengalihkan perhatian seluruh pengunjung kantin.

“Ya terus lo mau apa kalo gua nya mau putus, hah?! Mau tetap pacaran? Yaudah itu hak lo kalo lo masih anggap kita pacaran, tapi gue ingetin aja kalo gue gak pernah nganggep lo sebagai cewek gue," ucap Davin dengan emosinya yang mulai tersulut.

Tetapi hanya sesaat, karena cowok itu kembali bersikap santai layaknya manusia tanpa dosa. Bahkan ia langsung menyantap pesanan mie ayam nya yang baru saja datang. "Makasih Yang Wati, tau aja aku udah lapar," goda Davin kepada Bu Wati yang mengantarkan makanannya.

Bu Wati hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah pelanggan setianya itu.

"DAVIN! KOK LO MALAH DENGAN SANTAINYA MAKAN SIH??!!!"

Maudy kembali mengeluarkan kesalahannya, tetapi sayang, Davin tak menghiraukannya. Mie ayam dihadapannya lebih menggiurkan baginya.

“LO JAHAT VIN GUE BENCI SAMA LO-- HIKS--GUE SUMPAHIN SUATU SAAT CINTA--HIKS LO GAK BAKAL TERBALAS--HIKS," ucap Maudy terbata-bata karena tangisnya yang semakin menjadi.

Ia pun melangkahkan kaki keluar dari kantin karena telah dipermalukan oleh Davin.

Mendengar ucapan Maudy tersebut Davin hanya mengangkat bahunya seolah berkata ‘ emang gue peduli’. Namun tak bisa dipungkiri hati kecil nya yang paling dalam sedikit gelisah akibat sumpah serapah itu.

“Gila lo Vin kasihan tuh cewek," Alfi yang daritadi hanya memandang keributan Davin dan Maudy akhirnya angkat bicara.

“Bodo ah ngapain juga dipeduliin,  udah lanjut makan aja.”

Seolah benar-benar tak peduli, Davin pun melanjutkan acara makannya.
Alfi yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya dapat geleng-geleng kepala dan berharap suatu saat nanti Davin dapat menemukan cinta sejatinya dan berhenti mempermainkan hati semua perempuan.

~~~~~~~~~~

To be continued.

~~~~~~~~~~

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang