XVI - Terungkap

19 5 0
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu ya.

Jangan lupa follow aku.

Don't be a silent reader.

Selamat Membaca.

~~~~~

Hari demi hari berganti, tepat sudah satu bulan Syakira menjalankan pekerjaannya di Jogja.

Jujur ia sangat merindukan Mama dan Oma nya di Jakarta, namun Syakira tidak boleh lemah, dia harus menunjukan kepada mereka terutama kepada Oma nya kalau Syakira dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri.

Selama satu bulan menjadi seorang dosen pengganti di Universitas Garuda, Syakira terus dibuat tak tenang karena perilaku salah satu mahasiswanya yang tak lain adalah Davin.

Bagi Davin tidak ada hari tanpa menggoda dosen cantiknya itu, cowok itu terus berjuang untuk menunjukan perasaannya pada Syakira.

Syakira menanggapi semua sikap Davin dengan cuek, seperti saat Davin mencoba merayunya maka Syakira seolah tak mendengar apapun yang keluar dari mulut cowok itu, lalu jika Davin mengiriminya pesan ia hanya menjawab dengan singkat tetapi tidak pernah dia membacanya saja, karena baginya semua orang patut untuk dihargai.

Dari semua balasan Syakira yang singkat itu tak membuat Davin patah semangat, malah membuatnya semakin ingin menunjukan jika ia benar-benar menyayangi Syakira.

Saat ini Syakira sedang mengajar di kelas Davin, dia begitu serius untuk menjelaskan materi yang diajarkannya.

Perempuan itu melihat semua mahasiswanya memperhatikannya dengan tenang dan serius, hingga tiba-tiba pandangannya bertemu dengan Davin.

Davin yang sedari tadi memang memandangi Syakira pun lantas cukup terkejut saat pandangan mereka bertemu lalu ia menampilkan senyuman manisnya kepada Syakira.

Dari semua mahasiswa di kelasnya, hanya Davin lah yang terlihat tidak mendengarkannya dengan serius.

Davin memang melihat ke arahnya namun ia merasa bahwa mahasiswa nya itu tidak memperhatikan apa yang sedang ia jelaskan melainkan sedang memperhatikan dirinya.

Syakira berdehem. "Davin tolong kamu jelaskan tentang makna dari setiap sila yang terdapat di Pancasila dan berikan contohnya."

Davin hanya menanggapi permintaan Syakira dengan santai, lalu tiba-tiba ide untuk menggoda Syakira terlintas di pikirannya.

"Hmm... gue akan jawab kalau lo nanti mau gue anterin pulang, gimana?"

Syakira yang mendengar ucapan Davin pun dibuat heran olehnya, apa tidak bosan cowok itu selalu menggodanya tanpa pikir tempat, waktu, dan suasana. Pikirnya.

"Tolong Davin, ini kelas dan tidak sepatutnya kamu mencampurkan masalah pribadi di dalam kelas seperti. Dan saya pun tetap tidak mau menerima ajakan kamu itu," tolak Syakira dengan tegas.

"Kenapa Sya bukannya waktu itu lo bilang kalau gue ajakin pulang bareng lo akan nerima?" sergah Davin.

Davin berbicara pada Syakira seolah melupakan bahwa dirinya masih berada di kelas bersama teman-teman lainnya. Dan mahasiswa yang lain pun hanya memandang dosen dan temannya itu dengan bingung, mereka seperti sedang disuguhkan dengan perdebatan sepasang kekasih.

"Maaf tapi ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan itu," tutup Syakira.

Syakira sadar dirinya berdiri di kelas ini sebagai dosen dan ia harus bertanggung jawab penuh dengan jabatannya itu.

"Tapi Sya gu---"

Ucapan Davin terpotong karena tiba-tiba bel berbunyi menandakan jam untuk mata kuliah di kelas sudah berakhir dan berganti dengan jam istirahat.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang