X - Hasil Tes Syakira

11 4 0
                                    

Jangan lupa untuk tekan tombol bintang nya dulu ya.

Jangan lupa follow aku.

Don't be a silent reader.

Selamat Membaca.

~~~~~

Hari Jumat ini menjadi hari keputusan Syakira dapat diterima atau tidak menjadi dosen pengganti di Universitas Garuda.

Sesuai yang telah diberitahukan kemarin, saat ini Syakira, Caca, serta Nadine sudah berada di ruangan Pak Hardi untuk mengetahui keputusan tersebut.

"Saya sudah mendapatkan laporan dari hasil tes kamu kemarin," ucap Pak Hardi menatap Syakira yang duduk dihadapannya.

"Dan keputusan nya adalah kamu diterima menjadi dosen pengganti disini," lanjutnya.

Syakira yang mendengar hasil keputusan itu pun mengulum senyum senangnya dan menatap Caca serta Nadine yang juga tersenyum karena memang dari awal mereka yakin bahwa Syakira akan diterima.

"Terima kasih Pak, saya akan melakukan yang terbaik untuk menjadi dosen pengganti disini selama tiga bulan ke depannya," ucap Syakira tanpa melunturkan senyum manisnya.

Pak Hardi mengangguk."Sama-sama, setelah melihat hasil tes kamu saya sempat terkejut karena kemampuan kamu sangat luar biasa dan saya yakin kamu dapat menjadi dosen pengganti yang baik untuk mahasiswa disni," ujarnya.

"Alhamdulillah kalau memang kemampuan saya memenuhi kualifikasi untuk menjadi dosen pengganti nya, Pak."

Lalu Syakira tiba-tiba mengingat sesuatu. "Oh iya Pak, saya membawa dokumen-dokumen yang kemarin diminta oleh Bu Laras, tetapi maaf Pak, berkas-berkasnya belum lengkap."

Dia mengeluarkan beberapa map dan kertas dari tas yang dibawanya. Pak Hardi menerimanya. "Baiklah nanti saya akan berikan kepada Bu Laras."

"Iya terima kasih, Pak. Apa ada lagi, Pak?" tanya Raquella dengan sopan.

Sejenak Pak Hardi menatap penampilan Syakira, dia meneliti perempuan itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Hmm sebenarnya saya memiliki permintaan untuk kamu, Syakira."

"Apa itu, Pak?"

"Saya minta sama kamu untuk merubah penampilan kamu. Agar kamu terlihat tidak terlalu muda oleh mahasiswa disini. Bagaimana kamu tidak keberatan kan dengan permintaan saya?" tanya Pak Hardi.

Syakira sempat diam berpikir dan menoleh ke arah Caca dan Nadine seolah meminta pendapat mereka.

Melihat Caca dan Nadine mengangguk, Syakira pun kembali menoleh ke arah Pak Hardi dan mengangguk setuju "Saya setuju Pak," ujarnya.

Pak Hardi tersenyum tipis. "Baiklah mulai Senin minggu depan kamu bisa langsung mengajar."

"Baik Pak," balasnya.

Pak Hardi dan Syakira pun berjabat tangan sebagai simbolis atas kerjasama yang terjalin di antara kedduanya lalu Syakira bersama Caca dan Nadine berpamitan keluar ruangan.

"Ahh gak nyangka sahabat gue ini bisa jadi dosen," pekik Caca dengan merangkul Syakira saat mereka sudah di luar ruangan Pak Hardi.

"Cuma dosen pengganti Ca, jangan lebay deh," ucap Syakira.

"Walaupun cuma dosen pengganti, tapi mba Syakira udah hebat banget." Nadine ikut membuka suaranya, memberikan pendapat atas pencapaian yang diraih oleh Syakira.

"Noh dengerin, lo tuh jangan rendah diri mulu deh," ucap Caca.

Syakira hanya tersenyum mendengar perkataan Caca, ia bukan pribadi yang rendah diri namun ia tak suka jika dirinya terlalu dipuji-puji seperti itu. Walaupun sebenarnya, memang ada rasa bangga tersendiri di dalam dirinya saat dia dapat lulus dalam tes sebagai dosen pengganti.

Nadine melihat jam tangannya. "Mba Caca, Mba Syakira aku pamit dulu ya soalnya bentar lagi aku ada kelas."

Caca dan Syakira kompak tersenyum dan mengangguk.

"Iya Mba, makasih ya Mba Nadine," ucap Caca.

"Iya Mba Nadine makasih ya udah nemenin aku," ujar Syakira yang ikut berterimakasih kepada Nadine.

"Iya mba sama-sama, kalau begitu saya duluan ya Mba," balasnya.

Nadine pun meninggalkan Syakira dan Caca untuk menuju ke kelasnya.

"Udah yuk Ca balik ke kafe," ajak Syakira setelah Nadine pergi.

"Yuk lah," balasnya dengan tangannya yang tak melepas rangkulan di leher Syakira.

~~~~~

Suasana di kelas Davin sangatlah ramai karena dipenuhi oleh mahasiswa-mahasiswa yang asik dengan kegiatannya masing-masing, walaupun ada satu atau dua orang yang memang terlihat ambisius.

Namun, ada satu orang yang tak tertarik dengan keramaian kelas ini, ia hanya duduk di bangku single nya dengan mengangkat kaki kanannya yang diletakkan di atas paha kirinya.

Tatapannya terlihat seperti orang yang banyak pikiran namun sebenarnya hanya ada satu hal yang dipikirkannya yaitu bidadari yang ia yakini bernama Syakira itu.

"Woy Dav ngapa sih lo, gue liatin dari tadi diem aja lo." Alfi tiba-tiba datang dan mengangetkan Davin yang sedang tenggelam dalam lamunannya.

Menghiraukan sahabatnya itu, Davin terus berkecamuk pada pikirannya. Bahkan kagetan dari Alfi tidak berpengaruh apa-apa terhadapnya.

Alfi yang melihat hal itu hanya mendengus kesal karena diabaikan oleh Davin. Dan Nadine terlihat masuk ke dalam kelas lalu menghampiri tempat duduknya yang memang berdekatan dengan tempat duduk Davin dan Alfi yang duduk bersebelahan. Tempat duduk Nadine tepatnya di depan kursi Davin.

"Hai Nadine kok baru dateng?" tanya Alfi yang melihat Nadine baru memasuki kelas.

Davin, Alfi, dan Nadine menjadi terlihat lebih dekat sekarang. Bahkan yang tadi sebelumnya jarang bersapa satu sama lain, kini jika mereka bertemu pasti akan saling menyapa.

"Iya Al, salnya tadi habis nganterin Mba Caca sama Mba Syakira," jawab Nadine setelah mendaratkan dirinya di kursinya.

Davin yang mendengar nama Syakira pun langsung menoleh ke arah Nadine yang duduk di sebelahnya.

"Emang mereka mau ngapain?" tanya Davin penasaran.

"Oh itu mba Syakira itu mau jad---"

Belum sempat Nadine melanjutkan ucapannya, seorang dosen berwajah killer memasuki kelas mereka dan Nadine pun langsung memutar tubuhnya menghadap depan.

"Pagi semua." Suara dosen itu menggema di kelas tersebut. Dengan langkah tegaknya, dia melangkah menuju meja yang berada di pojok kelas.

"Pagi Pak," sahut semua mahasiswa di kelas itu kecuali Davin, ia masih memikirkan ucapan Nadine yang terpotong.

Syakira mau ngapain ya? Batinnya.

~~~~~

Malam hari ini, Syakira dan Caca sepakat untuk menonton film kesukaan mereka di ruang tamu.

Selama film berlangsung, tak ada yang memulai perbincangan baik Syakira maupun Caca. Keduanya larut pada adegan demi adegan di film dengan genre action tersebut, hingga film selesai akhirnya Caca mengangkat suara.

"Sya, nanti kalau lo udah jadi dosen jangan galak-galak sama mahasiswa," ucap Caca sambil memakan popcorn yang memang mereka siapkan untuk menemani acara nonton mereka.

"Iya Ca, emangnya muka gue ini ada tampang-tampang killer nya?"tanya Syakira dengan memajukan wajahnya ke arah Caca.

Caca meneliti wajah Syakira di hadapannya. "Hmm ya killer sih engga cuma horor dikit aja," jawab Caca yang langsung dibalas dengan tatapan tajam dari Syakira.

Caca terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu. "Hehehe bercanda. Oh iya lo udah pikirin belum bakal berpenampilan kayak gimana nanti pas ngajar?"tanya Caca.

"Kalau soal itu belum sih tapi gampang lah bisa diatur nanti," jawab santai Syakira.

"Ish lo mah apa-apa santai mulu. Gini ya Sya, tampang lo ini masih muda banget jadi bakal agak susah buat bikin lo jadi tampang tua," geram Caca melihat Syakira yang begitu santai.

"Yeh gak tua juga kali," balas Syakira yang tak suka dengan kata 'tua'.

"Iya maksud gue tuh ya di tuain dikit, lo gak denger kata Pak Hardi."

"Iya iya Caca. Yaudah gue kan punya lo jadi gue bisa percaya kok kalau lo bakal bantuin penampilan gue nantinya gimana," jawab Syakira yang dilengkapi dengan senyum manisnya.

Caca yang mendengar itu memutar bole matanya malas. "Iya iya nanti gue make over lo biar sekalian jadi kayak lansia," ucap Caca yang langsung berlari meninggalkan Syakira menuju kamarnya.

"CACA!! AWAS LO YAA!!" teriak Syakira lalu berlari menyusul Caca.

~~~~~

To be continued.

~~~~~



STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang