Part Six

729 51 0
                                    

Waktu berjalan begitu cepat, hingga tak terasa sisa waktu Kanan magang segera berakhir dalam sepekan. Banyak hal yang sudah Kanan alami, mulai dari pertemuan dengan Adam hingga sampai saat ini mereka semakin dekat meski belum ada status yang jelas di antara mereka. Adam masih terus berusaha dan sabar sampai kata terima diucapkan olah Kanan.

"Pagi pak, ini laporan untuk bulan ini dan perencanaan bulan depan." Kanan memberikan dua berkas yang langsung diterima oleh Adam dengan tangan Adam yang berusaha menggenggam kedua tangan Kanan.

"Pak." Ucap spontan Kanan atas tindakan manajernya itu.

Menyikapi hal itu Adam justru berdiri dari kursinya dan mendekat ke arah Kanan. Perlahan namun pasti, kini Kanan sudah ada di pelukan Adam yang nampak nyaman di sana. Tingkah laku Adam sangatlah berbeda ketika berdua dengan Kanan dan ketika berhadapan dengan karyawan lainnya. Adam sangat lembut, jauh dari kesan dingin yang selama ini melekat padanya.

Mereka memang sudah mulai berani melakukan sentuhan fisik seperti pelukan atau saling menggenggam tangan satu sama lain. Namun hal itu semua mereka lakukan di tempat yang tidak ada orang melihatnya. Terkhusus Kanan yang masih menjaga kedekatan mereka supaya tidak diketahui orang lain.

"Sebentar saja." Ucap Adam dengan lembut dengan tangan yang masih memeluk erat Kanan.

"Emm." Kanan hanya tersenyum dengan apa yang Adam lakukan padanya. Mulutnya tidak bisa lagi terus menolak ketika tubuhnya secara sendirinya sudah menerima Adam.

"Sebentar lagi kamu bakal kembali ke kampus, aku pasti bakal kangen sama kamu." Ucap Adam sembari melepaskan pelukannya.

"Kan bisa bertemu di luar, bapak juga tau rumah saya, kan?" Ucap Kanan meyakinkan.

"Emm, kalau begitu aku bakal lebih sering main ke rumahmu buat ketemu sama calon mertua dan calon pasanganku." Ucapan Adam dengan percaya diri.

Kanan terdiam sesaat mendengar ucapan Adam yang semakin hari semakin berani dan membuat jantungnya berdetak lebih kencang.

"Jangan aneh-aneh dulu, saya masih mau kuliah, punya kerjaan yang bagus, terus punya rumah, dan masih banyak lagi."

"Nggak masalah, aku bakal tungguin."

Kanan segera melepaskan pelukan Adam darinya. Dia takut kalau terlalu lama di dekat Adam, jantungnya bisa lepas dari tempatnya.

"Saya pergi dulu." Ucapnya tanpa basa-basi.

*
*
*

Waktu makan siang telah tiba, kali ini Kanan menolak ajakan Adam untuk makan bersama. Kanan berjanji akan makan bersama Danu. Dia sudah jarang makan bersama mentornya itu karena selama ini Kanan lebih sering makan dengan Adam meski dengan alasan pekerjaan ketika keluar meninggalkan kantor.

Sebenarnya sejak dahulu Adam sangat cemburu dengan kedekatan Kanan dan Danu. Dia menganggap Danu bisa berpotensi untuk merebut Kanan darinya meski dia tidak tau apakah Danu juga suka pada Kanan. Semua prasangka Adam berdasar dengan alasan Danu masih muda dan tak kalah tampan dibandingkan dengan dirinya.

"Setelah lulus rencananya mau kemana?" Ucap Danu membuka pembicaraan yang lebih serius tentang masa depan Kanan.

"Belum tau, untuk sekarang mau fokus ke laporan magang sama skripsi dulu. Kalau sudah selesai baru dipikir masalah lainnya."

"Jangan terlalu santai, sekarang cari kerja susah, banyak pengangguran walaupun lulusan S1." Danu mencoba menasehati Kanan.

"Iya sih, kasih saran dong kak, kira-kira kerja dimana."

"Di sini aja, apalagi lo magang disini kan. Lo juga udah tau tentang perusahaan ini, mungkin aja ada penilaian khusus buat lo."

"Iya sih, semoga nanti bisa di sini lagi." Jawab Kanan dengan senyuman.

"Gua tunggu lo masuk sini lagi." Ucap Danu dengan penuh harap.

*
*
*

Matahari nampak sudah kembali ke peraduannya. Langit mulai gelap ketika Adam selesai fitness. Adam setidaknya tiga kali seminggu untuk pergi ke tempat fitness. Adam bukan orang yang ingin memiliki tubuh yang sangat berotot, dia lebih suka dengan tubuh yang berotot tapi masih ada lemak di tubuhnya. Adam juga beranggapan dengan tubuhnya yang sekarang, Kanan lebih suka ketika dipeluk.

Kebiasaan Adam ketika selesai fitness pasti mampir ke rumah Kanan karena tempat fitness-nya melewati rumah Kanan. Sesampainya di rumah Kanan, kali ini Adam langsung disambut senyuman manis dari orang yang dia sangat sayangi yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kanan.

"Udah di depan aja." Ucap Adam ketika melihat Kanan beriri di depan gerbang rumahnya.

"Iya lah, udah hafal pasti bapak numpang lewat kalau selesai fitness."

Adam mengacak-acak rambut Kanan. "Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu ya, sudah malam."

Kanan hanya mengangguk merespon ucapan Adam dan membiarkannya melangkahkan kaki meninggalkan rumahnya. Kanan pun melambaikan tangannya sampai Adam mulai menghilang dari pandangannya.

*
*
*

Bersambung...

================================

Terima kasih sudah mampir

Hug Me, Please Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang