Malam perpisahan mahasiswa magang pun tiba. Acara ini diselenggarakan oleh mahasiswa dan dibantu juga oleh tempat magang masing-masing. Ada 20 mahasiswa magang yang memiliki tempat magang sama dengan Kanan. Mereka berasal dari berbagai jurusan, mulai dari bisnis, administrasi hingga ekonomi. Tamu yang datang di acara perpisahan ini tentunya dari perwakilan universitas hingga karyawan kantor.
Di malam perpisahan, Kanan direncanakan akan menyanyikan sebuah lagu yang sudah dia bersiapkan jauh-jauh hari. Dia memang terkenal lumayan mahir dalam hal memetik senar gitar dan menyanyi sejak duduk di bangku SD. Dia belajar dari sang ayah yang juga punya kegemaran yang sama.
Di balik itu semua, malam ini Kanan sedikit kecewa karena saat dia membujuk Adam untuk datang, tapi bujukannya ditolak dengan alasan tidak jelas oleh Adam. Di dalam diri Kanan sebenarnya ingin Adam ada di saat-saat terakhir berkumpul bersama rekan kerjanya di kantor.
Setelah menunggu, akhirnya acara dimulai dan Kanan pun bersiap untuk tampil di atas panggung. Kanan tampak gugup ketika semua mata tertuju padanya. Dia melihat ke segala arah dengan harapan bisa melihat Adam diantara kerumunan.
Sesaat sebelum dia bernyanyi, harapannya ternyata terkabul, Adam muncul di depan Kanan yang jaraknya cukup jauh dan itu membuat Kanan tersenyum bahagia.
"Selamat malam, saya Kanan. Di sini saya akan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul sempurna, semoga anda semua menyukainya."
Kanan mulai menyanyikan lagu dengan sangat indah, Kanan bahkan terus melemparkan senyaman ke para penonton.
🎶
Kau begitu sempurna
Dimataku kau begitu indah
Kau membuat diriku akan s'lalu memujamuDisetiap langkahku
Kukan s'lalu memikirkan dirimu
Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamuJanganlah kau tinggalkan diriku
Takkan mampu menghadapi semuaa
Hanya bersamamu ku akan bisaKau adalah darahku
Kau adalah jantungku
Kau adalah hidupku
Lengkapi diriku
Oh sayangku, kau begitu
Sempurna, Sempurna..🎶
Adam yang juga menyaksikan penampilan Kanan dibuat terus tersenyum seakan-akan lagu itu ditunjukkan khusus untuknya.
Suara tepuk tangan yang meriah tanda mengakhiri penampilan Kanan di atas panggung. Kanan pun segera turun dan berjalan menemui sosok Adam yang sempat nampak di hadapannya.
"Katanya nggak mau datang, pak? Ucap Kanan sedikit kesal tapi bahagia.
"Surprise dong, kamu senengkan aku datang?"
"Seneng banget." Senyum Kanan pun terukir di wajahnya. Dia sangat bersyukur seseorang yang special baginya ada di sisinya.
Adam pun menggandeng tangan Kanan secara tiba-tiba dan membawanya ke suatu tempat. "Yuk, ikut aku."
"Mau kemana, pak?" Ucap Kanan yang dibuat penasaran oleh Adam.
Tanpa ada jawaban dari Adam, mereka berdua terus berjalan yang ternyata mereka menuju ke rooftop gedung. Sesampainya di rooftop, Kanan dibuat takjub dengan pemandangan kota dari ketinggian, pemandangan yang sangat indah di malam hari. Adam hanya bisa memandang bahagia atas kebahagiaan yang terpancar dari wajah orang yang dia cintai itu.
"Kanan." Suara Adam mengalihkan perhatian Kanan. "Maukah kamu menjadi pacarku?" Imbuh Adam.
Kanan terdiam sejenak di hadapan Adam mendengar penyataan perasaan dari seorang Adam untuk kedua kalinya. Namun kali ini Kanan tidak lagi bimbang dengan apa yang dia rasakan. Dia sudah punya jawaban atas pertanyaan Adam.
Kanan menatap lurus ke mata Adam, hingga akhirnya Kanan meraih kedua pipi Adam dan diikuti ciuman lembut di bibir Adam. Ini adalah ciuman pertama sepanjang hidup Kanan. Dia memejamkan matanya begitu juga dengan Adam. Mereka menikmati kehangatan dari sentuhan keduanya. Kanan akhirnya luluh atas perjuangan Adam dan dia tidak ingin jauh dari Adam.
Kanan akhirnya melepaskan ciumannya ketika dia menyadai Adam membuka matanya. Namun sepertinya Adam tidak mau melepaskan ciumannya, dia langsung menarik tengkuk Kanan dan mencium bibirnya lagi.
*
*
*Hari baru tiba, Kanan yang masih mengantuk berusaha bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya yang kusut. Di depan cermin kamar mandi, Kanan terdiam sembari menyentuh bibirnya dan mengingat-ingat ketika dia melakukan ciuman pertamanya bersama Adam. Ingatan itu pun membuat Kanan senyum dengan malu-malu.
"Kanan, sarapan sayang." Panggil ibunya dari meja makan.
"Iya, sebentar." Pekik Kanan.
Kanan pun keluar dari kamarnya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Adam sudah duduk manis bersama keluarganya. Dia tidak tahu sama sekali rencana kedatangan Adam ke rumahnya.
Sadar dengan kehadiran Kanan, Adam pun tersenyum melihat Kanan yang masih fresh baru bangun tidur. "Pagi." Sapa Adam kepada seseorang yang kini resmi menjadi pacarnya itu.
"Pagi, pak." Jawab Kanan dengan senyuman.
Orang tua Kanan pun ikut tersenyum melihat tingkah lucu Kanan dan Adam. Orang tua Kanan memang sudah mengenal Adam semenjak dia sering antar-jemput Kanan. Pembawaan Adam yang dewasa dan sopan membuatnya mudah diterima oleh orang tua Kanan.
Selesai menyantap sarapan dan bersiap-siap, Kanan dan Adam pun berangkat ke kantor bersama. Kanan berencana akan membereskan meja yang pernah dia pakai sewaktu magang serta berpamitan secara langsung dengan rekan kerjanya yang selama dua bulan terakhir telah membantunya.
"Gimana rasanya sekarang harus keluar dari rutinitas kantor?" Ucap Adam sembari mengendarai mobilnya.
"Pasti sedih, selama dua bulan ini sudah banyak kenangan di kantor. Bahkan ketemu bapak pun di kantor sampai bisa di posisi sekarang." Ucap Kanan dengan matanya memerah.
Adam berusaha menenangkan Kanan dengan menggenggam tangannya.
Setibanya di ruangan kerja, Kanan langsung berpamitan dengan semua karyawan termasuk kepada Danu yang selama ini sudah menjadi mentornya. Tatapan Danu tampak sendu ketika melihat Kanan akan pergi. Selama ini Kanan sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Meski kadang membuatnya kesal tapi Danu sayang dengan Kanan.
Danu memeluk erat Kanan. "Jaga kesehatan, semoga kita masih bisa berjumpa lagi di lain waktu."
"Pasti."
*
*
*Bersambung...
================================
Terima kasih sudah mampir
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me, Please
Romance[Boys Love] Menceritakan kisah mahasiswa semester akhir yang magang di sebuah perusahaan terkemuka dan hidupnya berubah saat dia berjumpa seorang manager di tempat magangnya. Dia menjalani hidupnya bersama managernya dan itu semua memberi rasa dan w...