Part Sixteen

738 41 8
                                    

Hari keberangkatan Kanan ke Inggris akhirnya tiba. Kanan mulai membawa berbagai keperluannya ke ruang tamu yang juga dibantu oleh ibunya. Ada 2 koper besar dan 1 ransel yang Kanan bawa. Semua itu berisikan pakaian, dokumen, laptop dan beberapa makanan khas yang tidak ada di Inggris.

Di ruang tamu sudah ada Adam yang siap mengantar Kanan ke bandara. Adam duduk bersama ayah Kanan yang nampak sudah sangat akrab. Mereka nampak sedang membicarakan hal-hal serius tentang Kanan.

"Apa keyakinanmu sudah bulat melepas Kanan?" Tanya ayah Kanan kepada Adam.

"Iya yah, saya tidak mau jadi penghambat cita-cita Kanan. Apalagi persiapan Kanan juga udah matang." Jawab Adam percaya diri.

"Kalau memang sudah yakin, ayah cuman mau pesan sama kamu. Tetap jaga dia meski kalian berjauhan, oke?"

"Siap yah, Adam pasti akan selalu jaga Kanan." Jawab Adam dengan mantap.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Kanan dan ibunya muncul dengan barang bawaannya. Adam pun langsung mengambil alih koper yang dibawa oleh ibu Kanan. "Saya aja bu yang bawa."

Suasana pun berubah haru ketika Kanan benar-benar harus berpamitan. "Kanan berangkat dulu." Ucap Kanan dengan suara bergetar di pelukan ibu dan ayahnya.

"Iya sayang, jaga diri di sana, jangan lupa selalu kasih kabar ke ayah sama ibu." Ucap ibu Kanan dalam tangis.

Ini merupakan kali pertama bagi keluarga Kanan melepaskan anak semata wayangnya pergi jauh seorang diri. Meski begitu mereka yakin Kanan akan bisa sukses dan kembali dengan selamat.

Setelah berpamitan dengan orangtuanya, kini Kanan dan Adam sudah dalam perjalanan menuju bandara. Mereka hanya diam dengan satu tangan Adam menggenggam erat tangan Kanan.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mereka sudah tiba di bandara. Segera Kanan menuju loket untuk melakukan check-in keberangkatan.

Pesawat yang akan ditumpangi Kanan dijadwalkan berangkat 30 menit lagi. Dia dan Adam pun menunggu di ruang tunggu sambil melihat orang-orang berlalu lalang dengan koper yang mereka bawa.

Setelah menunggu, akhirnya waktu penerbangan Kanan pun sudah tiba. Kanan dan Adam pun saling berpelukan untuk yang terakhir kalinya sebelum Kanan benar-benar pergi untuk sementara waktu.

"Kanan pergi dulu, bang." Ucap Kanan.

"Iya, hati-hati di sana, jangan nakal apalagi di sana banyak yang ganteng-ganteng." Ucap Adam sedikit meledek.

Kanan tertawa. "Iya, abang juga jangan nakal sampai Kanan pulang."

"Nanti kalau sudah di sana, langsung kasih kabar."

"Iya."

Pelukan mereka pun harus dilepas kala panggilan bagi penumpang pesawat sudah terdengar. Kanan pun pergi meninggalkan Adam yang masih berdiri seorang diri memandang ke arahnya. Sakit memang yang dirasakan Kanan dan Adam, tapi mereka harus rela berpisah untuk sementara waktu sampai kembali dipertemukan.

"Kamu tetap jadi milikku, Kanan." Ucap lirih Adam mengantar kepergian Kanan.

Sesaat setelah pesawat yang membawa Kanan lepas landas, Adam yang masih ada di ruang tunggu tak kuasa lagi menahan tangisnya. Rasa rindu ditinggalkan Kanan sudah menerpa dirinya walaupun belum lama mereka berpisah.

Itulah cinta, terkadang kita harus siap dengan segala situasi meski itu menyakitkan bagi kita dan percayalah semua akan indah pada waktunya.

*
*
*

Tamat

================================

Akhirnya selesai juga. Aku cuma mau ucapin banyak terima kasih buat semua yang sudah support. Semoga ini bukan tulisan aku yang pertama dan terakhir.

So, mohon dukungannya.

Hug Me, Please Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang