Kanan dan Adam membuat janji akan makan siang bersama hari ini. Adam sedikit takut karena luka di tangannya belum sembuh karena memang lukanya cukup parah. Dia berusaha mencari alasan dan menutupinya supaya Kanan tidak curiga dengan lukanya.
"Maaf abang, sudah lama ya nunggu?" Tanya Kanan ketika sampai di restoran.
Kanan memang berangkat sendiri tanpa dijemput oleh Adam, sebab dia sedang ada di luar untuk membeli sesuatu yang jaraknya tidak jauh dari restoran tempat mereka makan siang.
"Iya, ini abang juga baru sampai kok." Ucap Adam diikuti sebuah senyaman.
Ketika asik bersama Kanan, tanpa sadar Adam meletakkan tangannya yang terluka di atas meja yang sedari tadi sudah dia sembunyikan supaya Kanan tidak melihatnya. Kanan pun langsung teralihkan pandangannya dan melihat kearah tangan Adam yang dibalut perban dengan titik-titik merah yang terlihat jelas di mata Kanan.
"Tangan abang kenapa?" Tanya Kanan tiba-tiba.
"Oh, ini tergores waktu kemarin fitness." Adam gugup dan langsung menarik tangannya ke bawah meja.
"Coba sini liat." Kanan sedikit memaksa untuk bisa melihat tangan Adam.
Tanpa daya akhirnya Adam menunjukkan tangannya yang terluka. Kanan pun menggenggam lembut tangan Adam dan meniupnya tepat di lukanya.
"Aku sudah tahu kok kejadiannya." Ucapan Kanan yang mengagetkan Adam. "Tadi aku ketemu sama Raka. Dia minta maaf dan menceritakan semua kejadian waktu itu, termasuk menceritakan abang yang tiba-tiba datang ke tempat tinggalnya dan mukulin dia. Aku paham abang marah, tapi bukankah lebih baik menyelesaikan masalah tanpa kekerasan?" Ucap Kanan sembari menatap Adam.
"Maaf, kemarin aku gegabah begitu tau dia pelakunya. Aku salah nggak berpikir panjang." Jawab Adam dengan rasa bersalah.
"Iya, yang penting lain kali jangan diulangi lagi." Ucap Kanan dengan senyuman manis.
Mereka berdua akhirnya mulai menyantap makanan yang sudah mereka pesan. Setelah beberapa saat menghabiskan makanan dan ngobrol, Kanan tiba-tiba mengajak Adam pergi ke taman kota yang letaknya tidak jauh dari restoran. Kanan ingin mengatakan sesuatu kepada Adam yang sudah seharusnya dia tahu.
Setelah berkeliling taman sambil membicarakan hal-hal ringan. Kanan akhirnya memberanikan diri untuk membicarakan hal yang menjadi tujuannya mengajak Adam ke taman.
"Bang." Ucap Kanan membuka pembicaraan.
"Iya, kenapa?"
"Ada yang mau Kanan omongin ke abang, tapi abang jangan potong dulu sebelum Kanan selesai." Ucap Kanan sedikit takut.
"Iya, abang nggak akan potong omongan kamu." Ucap Adam sedikit cemas.
Kanan pun menceritakan semuanya kepada Adam tentang cita-cita yang dia miliki. Dia menceritakan bahwa dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 di Inggris. Pada awalnya Kanan tidak lagi berniat mengambil beasiswa itu karena sudah ada Adam di sisinya dan dia tidak mau pergi jauh darinya. Namun belakangan niatnya untuk mengambil beasiswa itu muncul lagi dan dia mau minta izin kepada Adam.
Adam hanya terdiam mendengar hal yang sebenarnya tidak mau dia dengar. Dia tidak mau jauh dari Kanan, bahkan membayangkan saja Adam tidak mampu. Tapi Adam juga tidak mau membatasi apa keinginan Kanan. Adam tidak mau dia menjadi penghambat baginya.
"Ya udah, kalau itu yang kamu inginkan dari dulu, abang nggak bisa menghalanginya. Abang nggak mau jadi penghambat bagi kamu. Sulit memang jauh dari kamu bahkan membayangkan saja abang nggak mampu. Tapi perlu diingat, kamu tetap menjadi milik abang dan akan selalu jadi milik abang." Ucap Adam dengan mata berlinang air mata.
"Jadi intinya kalau kamu mau lanjut S2, abang izinkan." Lanjutnya dengan sebuah senyuman.
Kanan pun tersenyum dan memeluk Adam dengan erat sebagai wujud cintanya kepada Adam. "Terima kasih, bang. Kanan juga minta maaf karena udah egois mau ninggalin abang."
"Nggak perlu minta maaf, kamu juga berhak punya masa depan. Kita pasti bisa lalui ini semua sampai bisa ketemu lagi."
Kanan menyadari Adam sangat sedih mendengar keputusannya untuk pergi. Itu pun yang juga dirasakan olehnya bahkan jauh sebelum akhirnya memutuskan untuk memberitahukannya kepada Adam.
*
*
*Bersambung...
================================
Terima kasih sudah mampir
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me, Please
Romance[Boys Love] Menceritakan kisah mahasiswa semester akhir yang magang di sebuah perusahaan terkemuka dan hidupnya berubah saat dia berjumpa seorang manager di tempat magangnya. Dia menjalani hidupnya bersama managernya dan itu semua memberi rasa dan w...