Part 2

77 37 2
                                    

"Apapun yang akan terjadi hari esok, Biarkan semua menjadi
Rahasia Yang Maha Kuasa"

Pukul 05:15

Aku terbangun, kulihat jam sudah menunjukkan pukul Lima lewat lima belas menit, aku bergegas menuju kamar mandi untuk menjalankan ritual mandi ku, dan setelahnya aku ke dapur untuk membantu Bunda ku menyiapkan sarapan.

"Pagi Bun"
"Pagi juga sayang"
"Masak apa Bun?"
"Bunda mau masak Sop ayam sayang"
"Ku bantu ya Bun"
"Iya sayang, itu sayuran nya kamu potong potong terus dicuci ya" Ujar bunda ku sambil memotong bawang.
"Oke Bun"

30 menit, aku dan Bunda ku telah selesai memasak, Bunda menyuruh ku kembali ke kamar untuk mengganti pakaian sekolah ku.
Aku segera turun untuk makan.
"Pagi Yah,Bun,Kak" Sapa ku seraya duduk disamping kakak ku untuk serapan.
"Pagi juga Akira" Ucap mereka serempak dan tersenyum kepadaku.

Aku telah selesai serapan dan segera menyambar kunci mobil ku di meja ruang keluarga dan bergegas ke sekolah.

"Berangkat dulu ya,Yah,Bun,Kak"
Ucapku mencium tangan mereka.
"Iya nak, hati hati" Ucap Ayah dan Bunda
"De... Woi calon istri orang
Hahaha.... nanti jadi kan?"

Aku menatap nya sinis karna ucapan nya barusan.
"Kalo ga jadi, yaudah..."
"I-iya kak, jadi kok, nanti tunggu aja dirumah"
"Okee, jangan telat lu yah"
"Iyaaaa bosss"

Aku berlalu, dan segera berangkat ke sekolah mengendarai mobil ku dengan santai.

Skip
Aku berjalan di koridor kelas menuju kelas ku yang berada di lantai 2.
Jalan ku seperti tidak ada semangat untuk hidup hari ini.
Lemassss tidak bertenaga.
Aku berjalan dan melihat lihat, mata ku terhenti saat aku melihat 2 orang sedang duduk berpegangan tangan di bangku depan kelas.
Lebih tepatnya, dia adalah mantan ku, si penghianat, dia bersama dengan pacar nya, tertawa bersama seperti tidak punya dosa.
Aku sangat membencinya.
Ingin rasanya aku berjalan dari arah lain, tapi sia sia, ini adalah satu satunya jalur menuju kelas ku.
Aku berjalan secepat mungkin sambil tertunduk.
Dan... Duar
Aku tersontak kaget, ada yang memegang tangan ku dengan kasar,
Aku meringis kesakitan dan berbalik badan.

"Ada apa?"
"Berlaga sok lugu lo, Lo sirik kan sama kami berdua?" Ucap Jessica
Yang tak lain adalah pacar leo, mantan ku.
"Ngapain gw sirik?"
"Lo sirik karna gw romantis sama Leo bukan kayak waktu Lo pacaran sama dia"

Leo hanya duduk diam di tempat
Tidak membelaku...
Berarti dia sudah benar benar melupakan ku. Setelah semua kenangan yang kami ukir selama satu tahun lebih, dan dia dengan gampang nya melupakan itu?
Ingin rasanya aku berteriak dan menangis akan semua perlakuan ini.
Tapi aku berkata dalam hati, supaya aku tidak menangis disini hanya gara gara manusia penghianat.
(Akira,Kamu kuat dan kamu bisa)

"So?" Ucapku seraya meletakkan tangan ku di depan dada.
"Pasti Lo bakal punya rencana buat misahin kami kan? Jangan mimpi deh Lo, Lo itu cuman mantan yah... Jadi jangan belagu, ganjen dan sok cantik"

Dia menunjuk nunjuk wajah ku dengan jari nya.
Hatiku terasa sangat sakit akan ini semua, tapi aku tidak mau terus terusan begini, aku harus melawan dan secepatnya pergi dari sini.

"Oh ya? Gw gak sebejat Lo yah. Bukan nya Lo yg sok belagu dan ganjen? Lo juga yang nge rebut Leo dari gw, dan Lo juga sok cantik dan sok ngartis di depan banyak orang, sadar gak sih Lo?
Kalo udah mantan, dan dia udah jadi penghianat, mana ada yg mau pertahanin atau ngerebut balik.
Gw gak ada urusan lagi sama Lo berdua, kalo Leo lebih milih Lo
Lebih tepatnya selingkuhan nya, ya terserah dia. Gw gak akan gangguin hubungan lo sama dia kayak yg Lo lakuin ke gw.
Buang buang waktu, tau gak!
Permisi!!"

He Is My Soulmate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang