Part 20

11 4 0
                                    

Hari ini dan 5 hari kedepan,
SMA Tunas Harapan melaksanakan ujian akhir untuk penaikan kelas.

Ini memang menguras tenaga untuk yang bersungguh sungguh mengerjakan nya.

Tetapi bagi yang (Ah, gampang kok)
Sepele akan ujian tentu mengerjakan nya dengan asal asalan dan tidak merasa capek.
Alhasil, nilai anjlok!

Bel berbunyi, menandakan ujian hari ini telah selesai.

Akira dan Kedua sahabatnya berjalan beriringan menuju gerbang.

"Gak terasa ya kita udah mau kelas 3 aja" kata Bella.
"Iya, padahal perasaan baru kemaren kita mendaftar di sekolah ini. Eh udah mau tamat aja" Jawab Grace.

"Iya hahaha" kata Akira.
"Btw, nanti kalian mau kuliah dimana?" Tanya Grace.

"Dikota ini aja, biar gak perlu nge kos kalo di kota lain" jawab Akira.
"Gak mau nge kos, atau gak mau jauh dari calon suami? Hayo haha" sambar Grace.

"Ih, apaan sih"
"Jujur aja sih Ra sama kita"
"Terserah Lo berdua deh"

Mereka berpisah untuk pulang ke rumah masing masing.

"Gimana ujian nya, lancar?" Tanya Rey mengagetkan Akira dengan tepukan kecil di bahu Akira.

"Eh, ASTAGFIRULLAH... Kaget tau"
"Hehe sorry, gimana ujian nya?"

"Lancar kok"
"Kamu gimana?"
"Lancar juga"

"Btw, Papa sama Mama ngajak kamu makan malam di rumah entar malam. Bisa kan?"
"Cuman aku?"
"Ya enggak lah, emang nya kamu doang yang laper"
"Ihh kan gak salah nanya"

"Iya iya, ajakin Ayah, Bunda sama kak Febrian ya"
"Iya, yaudah aku duluan ya byee"
"Byee"

Akira pulang terlebih dahulu dan disusul oleh Rey.

Sesampainya di rumah, dia memberitahu Bunda nya untuk makan malam di rumah Rey. Ayah Akira belum pulang dari kantor sedangkan Febrian, kakak Akira juga belum pulang dari kuliah sehingga Akira memberitahu nya lewat pesan.

"Bunda sama Ayah pasti bisa sayang, Ayah nanti malam tidak ada jadwal meeting. Jadi kita bisa pergi"
"Makasih Bunda" kata Akira sambil memeluk bunda nya.

"Kayaknya seneng banget, gak sabar ke rumah mertua haha"
"Ih Bunda"
"Cie malu, udah sana ganti baju terus bersih bersih, habis itu makan"
"Siap Boss" jawab Akira sambil berdiri dan mengangkat tangan kanan nya menghormat Bunda nya.
Bunda nya hanya geleng geleng kepala melihat tingkah putri nya itu.

Keluarga Rey dan Akira sudah berkumpul di satu meja untuk melaksanakan makan malam.

"Bagaimana sekolah kalian?" Tanya Ahmad Papa Rey.
"Baik baik aja Pa" jawab Akira dan Rey secara bersamaan.

"Cieee jawab nya samaan" ledek Cindy adik Rey.
"Kayaknya udah saling cinta nih" kata Sarah.

'Malahan udah lama pacaran Mah' batin Rey.

"Harus dong, pernikahan mereka kan tinggal hitung bulan" kata Sandy Ayah Akira.
"Jadi gak sabar gendong dede bayi"
Kata Febrian dengan wajah yang di imut imutkan.

Semua tertawa mendengar pernyataan Febrian.

"Ih, apaan sih Bang" jawab Akira dengan nada malu sambil memukul tangan kakak nya.
"Doain aja bang" kata Rey.
"Lampu ijo nih dek hahaha"
"Awas ya bang" ancam Akira.

"Sudah sudah, kita lanjutkan makan saja. Nanti kita ngobrol lagi di ruang tamu" kata Ahmad Papa Rey.

Mereka pun melanjutkan makan nya.
Sehabis makan, Akira, Sarah dan Viola membereskan piring kotor.

Awalnya Sarah menolak, akan tetapi Viola dan Akira tetap ingin membantu.

Setelah itu, Rey mengajak Akira ke kamar nya dan meninggalkan yang lain berbincang bincang di sofa ruang tamu.

"Ngapain ajak aku ke kamar kamu?" Tanya Akira yang sudah sampai di kamar Rey dan duduk di kasur sambil memeluk guling.

Rey mengambil gitar dan memainkan nya dengan lambat dikursi mengahadap Akira.

Petikan gitar Rey menghasilkan melodi yang sangat lembut dan indah.
Siapa pun yang mendengar nya pasti terlena dengan melodi indah itu.

"Aku bosan aja diledekin terus di bawah, jadi aku bawa aja kamu ke kamar aku" kata Rey.
"Sebenarnya aku juga malu sih" jawab Akira.
"Jadi kita ngapain nih" lanjut nya.

"Nyanyi aja gimana?"
"Lagu apa?"
"Seberkas Sinar"
"Boleh boleh"

Rey memainkan gitar nya dan Akira bernyanyi dengan merdu.
Sesekali Rey juga bernyanyi.
Lagu pun selesai dan dilanjut dengan lagu Without Me.

"Gak nyangka, suara kamu bagus juga Ra" puji Rey setelah mereka menyanyikan kedua lagu itu.
"Bagus?"
"Bagus, beneran. Gak bohong"
"Hehe makasih"
"Iya. Kenapa kamu gak ikut lomba aja?"
"Nggak ah, nanti aja kalo udah selesai sekolah" jawab Akira.

"Kapan kapan kita nyanyi bareng lagi ya. Tapi gak disini" kata Rey.
"Dimana?"
"Dijalanan terus ke Bundaran, terus ke taman yang di Monas"
"Ngamen dong"
"Emang haha... Bercanda Ra, yakali aku ngajakin kamu ngamen. Bisa bisa aku digebukin Ayah sama Bunda"
"Tuh tau juga"

Mereka pun bernyanyi lagi, sesekali tertawa karena lirik salah atau kunci gitar yang salah.

He Is My Soulmate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang