Part 16

13 4 0
                                    

Akira dan Reyhand sedang menonton TV sekedar menghilangkan rasa bosan menunggu yang lain pulang.
Ah, sudah seperti suami istri saja haha.

"Rey, udah sore. Gue pulang yah" kata Akira seraya menggendong ransel nya.
"Gak nunggu Papa sama yang lain pulang dulu?"
"Gak usah Rey, gue pulang aja. Masih ada keperluan soalnya"
"Oh yaudah, yuk gue antar"

Reyhand mengantar Akira dan segera dia kembali ke rumah nya.
Ternyata orangtua dan adiknya sudah pulang dan sedang menikmati kue buatan Akira.

"Rey, sini deh ini kue buatan calon istri kamu beneran enak" puji Papa Rey dengan tulus.
"Iya Bang, Cindy pengen makan tiap hari wkwk"

"Siapa dulu dong, Ist- eh calon Istri Reyhand" kata Reyhand sambil mengambil sepotong kue dan memakan nya.

'Beneran enak nih, gue ketagihan' batin Rey.

"Nanti bilangin makasih sama Akira ya Rey" kata Mama Rey.
"Iya Mah"

Setelah makan malam, Rey beranjak ke kamar nya.
'Bosen banget...Ah gue telpon Akira aja sekalian bilang makasih'

"Halooo"
"Iya Rey, ada apa?"
"Makasih ya"
"Buat?"
"Buat yang tadi, Lo udah mau buat kue di rumah gue"
"Iya sama sama"

"Kata Papa sama Mama kuenya enak, Cindy juga. Dianya doyan banget sampe sampe dia bilang nya mau makan tiap hari hahah"
"Ada ada aja si Cindy. Eh Lo enggak?"
"Maksudnya?"
"Kuenya udah Lo makan belum?"
"Udah"

"Gimana?"
"Gimana apa nya?"
"Ih sengaja dilemot lemotin. Nanti lemot beneran tuh otak"
"Emang gue gak ngerti Ra"
"Enak gak kue nya?"
"Enggak"
"Oh"

"Wkwk bercanda, ya enak dong. Namanya juga masakan calon istri gue ya pasti enak. Langsung ngambek aja Lo"
"Gue gak ngambek ya"
"Jadi? Gak mood?"
"Enggak juga"

"Lo lagi ngapain?"
"Belajar, Minggu depan kan Ujian"
"Eh gue lupa" (menepuk jidat)

"Belajar sono, Lo mau gak naik kelas?"
"Ya harus naik kelas dong. Tenang, gue udah pintar dari lahir"
"Bacot Lo"
"Ya kan emang bener"

"Di iya in aja daripada kumat"
"Lo pikir gue gila?"
"Emang haha"
"Jahat Lo"
"Bodo amat. Udah ah,gue mau lanjut belajar byeee"
"Byee good night"
"Too"

***

Brukhhh
Seseorang menabrak Reyhand ketika dia berjalan di koridor sekolah untuk kekantin.

"Eh maaf, kak aku gak sengaja"
"Iya gapapa"

'Cantik' batin Rey.
'Enggak, gak Rey. Lo udah punya Akira
Lo jangan mikir macem macem' lanjutnya.

"Btw nama Lo siapa?"
"Nama ku Dinda kak, kelas 10 IPA 1"
"Oh, gue Reyhand kelas 12 IPS 2"

Mereka pun berjabat tangan, Rey segera pamit dan berlalu untuk melanjutkan jalan nya ke kantin.

"Ra, ke kantin yuk" ajak Grace.
"Enggak deh, gue masih kenyang"
"Yaudah, gue ke kantin sama Bella aja, yuk Bel" ajak Grace dan dibalas anggukan oleh Bella.

Mereka pun berlalu, Akira sedang mencatat bahan membuat kue yang akan dia beli nanti siang untuk pesanan Tante nya Bella.

Usaha kuenya sekarang hanya dia jalankan sendiri, Orangtua Bella dan Grace tidak setuju untuk bisnis mereka bertiga karena ada kesibukan yang lain. Alhasil, Akira menjalankannya sendiri dan tetap dibantu oleh kedua sahabatnya untuk promosi.

"Hallo Akira...." Sapa Dita dengan nada sombong.

Dita menghampiri Akira yang sedang seorang diri di kelas sambil menaruh tangan nya di depan dada.

"Ada apa?"
"Lo bilang ada apa? Hah! Lo bodoh atau emang dibodoh bodohin?"
"Gue emang gak ada keperluan sama Lo"

Plakkk

Sebuah tamparan keras dari tangan Dita mendarat di pipi kanan Akira.

"Ini peringatan buat Lo! Karna Lo udah rebut Rey dari gue"
"Gue gak ada rebut siapa siapa dari Lo"

Plakkk

Satu tamparan lagi mendarat di pipi Akira, dia meringis kesakitan.

"Reyhand punya gue, dan Lo nge rebut dia dari gue"
"Gue gak ada rebut Rey dari Lo"
"Masih mau ngelak Lo"

Brukhhh

Dita mendorong Akira ke tembok hingga tersungkur di lantai.

"Aww sakit" dia berusaha menahan air mata nya.
"Sekali lagi gue peringatin Lo!
Kalo Lo masih deket deket sama Rey, gue bakal lakuin yang lebih kejam dari ini! Ngerti gak Lo"

"Gue gak ada rebut Rey dari Lo! Bukannya dulu Lo yang hianatin dia?"
"Berani Lo"

Dita ingin menampar Akira lagi, tapi seseorang menghalangi nya.

"Lo kehabisan akal ya Dit?
Gara gara cinta Lo tega sakitin Akira"
Kata Ilham sambil menarik tangan Akira. Akira langsung memeluk Ilham dan menangis di dada bidang nya.

"Tenang Akira, dia gak bakal sakitin Lo lagi" kata Ilham.

"Itu pelajaran buat orang yang gak tau diri! Oops ada pahlawan nya ternyata, gue pikir Rey yang bakal datang"

Hati Akira terasa sakit, memang dia mengharapkan Rey yang menghampiri nya dan menenangkan nya dalam pelukan.

"Gak tau diri Lo ya! Lo ngaca gak? Ngotak dong, jangan dipajang doang tuh otak. Udah dewasa tapi masih kayak anak anak"
"Jaga mulut Lo ya"
"Sekarang Lo pergi, atau gue laporin ke BK"
"Gue gak takut"

"Udah debat nya?" Tanya Rey yang sudah lama di ambang pintu menyaksikan mereka bertiga sambil memasukkan kedua tangan nya ke saku celana.

Dia berlari dari kantin karena disuruh oleh teman sekelas Akira untuk menghampiri Akira yang sedang di bully oleh mantan nya Dita.

Akan tetapi, dia melihat pemandangan yang tidak mengenakkan.
Akira dan Ilham sedang berpelukan.

"Rey?" Kata Akira serak, dia melepas pelukan nya dari Ilham.

Dita keluar dari kelas.

Tiba tiba Rey menahan nya.
"Dasar gak tau malu! Gue keluarin Lo dari sekolah ini akibat ulah bejat Lo, baru tau rasa"
"Siapa Lo seenaknya ngeluarin gue dari sekolah ini" jawab Dita.

"Eh Dita, Papa Rey kan pemilik sekolah ini. Lo gak tau?" Jawab Rahmat sahabat Rey yang sudah berdiri di samping Rey.

Dita terlihat ketakutan dan dia menunduk.

"Udah denger sendiri kan?" Tanya Rey kepada Dita.

"Akiraaaa" teriak Grace dan Bella secara bersamaan.

Dita segera berlalu menuju kelas nya dengan wajah takut.

Grace dan Bella langsung memeluk Akira.
Reyhand pergi dari kelas Akira tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Akira.

'Reyhand pasti marah' batin Akira.

"Lo gak papa kan?" Tanya Grace
"Gue gak papa kok, tenang aja" jawab Akira.

Ilham pamit kepada mereka bertiga dan kembali ke kelas nya.

"Gue pikir Lo mau samperin Akira dan peluk dia" kata Rahmat kepada Rey yang sudah duduk di kursi kelas nya.
"Bener tuh" kata Fadil.

"Udah ada si Ilham, gue ngapain lagi"
"Setidaknya Lo itu harus usaha nenangin dia, dia kan calon istri Lo.
Lo gak tau seberapa down dia tadi" kata Rahmat.

'Dan dia gak tau seberapa cemburu nya gue' batin Rey.

Rey hanya diam saja, menoleh pun enggan, dia tidak menanggapi perkataan sahabatnya.

He Is My Soulmate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang