Part 6

17 6 1
                                    

Happy reading❤️

Akira bersiap siap, dia memakai dress berwarna merah maron.
Sangat indah melekat di tubuh Akira dengan sepatu pancus berwarna kulit.
Rambut nya terurai ke belakang.

Sesuai permintaan orang tua nya, mereka akan bertemu dengan teman lama Ayah Bunda nya, dan juga bertemu dengan Calon Suami nya.

"Akira" Teriak Bunda
"Iya, bentar Bun"

Akira berada di depan kaca, dia memoles sedikit bedak di wajah nya dan memakai liptint.

Dia pun segera turun, Ayah Bunda dan Kakak nya sudah selesai.
Mereka pun berangkat ke salah satu restoran tempat mereka bertemu.

                    ***
"Halo, sudah lama kita tidak bertemu" Ayah menyalami mereka, begitu juga dengan Bunda, Febrian dan juga Akira.

Tapi Akira melihat, anak teman orangtua nya masih asik dengan ponsel nya.

"Rey, salam calon mertua mu" bisik Sarah kepada Rey.

"Halo Tan, Om" sapa Rey sembari mencium tangan Sandy dan Bunda.

Keluarga Akira segera duduk dan memesan makanan.

Mulut Akira ternganga sempurna, dia melihat orang yang mungkin akan menjadi calon suami nya, dia adalah Rey musuh bebuyutan nya. Rey menoleh kepada nya.

"Lo"Ucap mereka bersamaan.

"Ternyata kalian sudah saling kenal" kata Sarah Mama Rey.

"Bukan cuman kenal lagi Tan, ini anak berdua kalo ketemu kayak Tom and Jerry, berantem terus hahaha"
Sahut Febrian.

Rey hanya nyengir dan menggaruk kepalanya.

"N-nggak Tan" jawab Akira.
'Apaan sih Bang' bisik Akira kepada Febrian.

"Bang Rey emang gitu, jahil...
Abang lucnut wkwk"
Kali ini, Cindy adik Rey yang angkat bicara.

Rey hanya menatap Cindy horor.
'Awas Lo ya dirumah' bisik Rey
"Mweee" Cindy menjulurkan lidahnya kepada Abang nya.

"Bagus deh, kalo mereka udah saling kenal, kita bisa lebih mudah untuk menjodohkan nya." Kata Ahmad.

Sandy, Viola dan Sarah mengangguk setuju.

Dugaan Akira tidak meleset. Dia benar benar ingin dijodohkan kepada musuh nya, yang dia sering sebut si anak curut.

"Ya sudah, kita makan dulu"

Mereka pun melaksanakan acara makan malam bersama.

Pandangan Rey tidak terlepas dari wajah Akira. 'Cantik' Batin nya.

Akira menoleh dan melihat Rey yang sedang memperhatikan nya.
Rey membuang pandangan nya ke sembarang arah, dengan tergesa gesa.

"Apaan Lo lihat lihat gue" kata Akira.
"Siapa juga yang lihat Lo, pede amat" sahut Rey.

"Dih, sok ngelak. Udah jelas jelas lo keciduk liatin gue"
"Dasar cicak empang, Lo kali yang liatin gue, secara kan gue tampan" kata Rey sembari menaik turunkan Alis nya.

Rey gengsi untuk jujur bahwa dia memang sedari tadi memperhatikan Akira dan memuji nya dalam hati.

"Sok diminatin Lo jadi orang, anak curut"
"Cicak empang"
"Anak curut"
"Cicak empang"
"Anak curut"
"Cicak em-" perkataan Rey terpotong karena Febrian.

"Yah Bun Om Tan, tuh lihat sendiri kan, ini anak berdua kagak pernah bisa akur, berantem mulu gak kenal tempat" kata Febrian.

"Itu tanda nya jodohhhh" sahut seorang pelayan yang tiba tiba lewat.

Akira dan Rey langsung menoleh ke arah pelayan, menatap nya dengan tatapan horor, pelayan hanya nyengir dan langsung berlalu.

Semuanya tertawa kecuali Rey dan Akira. Rey hanya nyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya, sedangkan Akira tertunduk malu.

"Pelayan aja bilang jodoh, apalagi aku hahah" kata Cindy.

Mereka pun tertawa dan segera menyelesaikan acara makan malam mereka.

'Gara gara si anak curut nih, gue jadi malu. Awas Lo anak curut, gue bakal balas lo' kata Akira dalam hati.

"Jadi, kapan kita akan melaksanakan pernikahan mereka?" Tanya Ahmad.

Deg...

Perkataan itu mampu membuat jantung Akira tiba tiba ingin melompat. Tapi dia hanya diam saja.
Sedangkan Rey santai kayak di pantai sembari menyeruput segelas minuman.

"Saya sudah mengatakan kepada Akira, bahwa mereka akan menikah setelah lulus, akan tetapi dia juga tetap kuliah karena dia ingin menggapai cita cita nya terlebih dahulu, sebelum dia menjadi seorang ibu, cita cita sebagai seorang guru yang dia impikan sejak kecil."

"Saya setuju dengan itu, bagaimana Rey?" Kata Ahmad.

"Rey setuju setuju aja Pah, Rey juga mau kuliah" jawab Rey.

'Gue kira dia mau nge batalin perjodohan ini, eh malah setuju aja, santai banget lagi. Gak ' batin Akira.

"Ya sudah kalau begitu, papa jadi senang. Akhirnya kita jadi besanan Sandy hahaha" kata Ahmad sambil tertawa.

"Iya, saya juga senang" sahut Sandy.




Jangan lupa vote dan comment🙏

He Is My Soulmate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang