Part 17

12 3 0
                                    

Akira sedang berada di parkiran.
Sedari tadi dia tidak disapa oleh Rey,
Akira memilih diam saja untuk sementara waktu.

Dia memang salah, telah memeluk
orang lain didepan pacar, eh salah didepan calon suami.
Akan tetapi, itu bukan sepenuhnya salah dia, diwaktu itu dia sangat butuh sandaran untuk meluapkam emosi nya lewat menangis akibat perlakuan buruk kepada nya.

Ilham lah yang pertama kali menolong nya, dan Ilham dijadikan Akira sebagai sandaran untuk meluapkam emosi nya. Dia sungguh takut dengan ancaman wanita tidak punya perasaan itu.

Akira sangat berterimakasih kepada Ilham, dia tidak tau bagaimana nasip nya jika tidak ada dia waktu itu.
Mungkin dia akan babak belur ditempat.

Rey berjalan ke arah nya, ketempat dia berdiri. Eh, bukan melainkan melanjutkan jalan nya menuju parkiran dan hendak melewati Akira begitu saja.

Ketika tepat di hadapan nya, Akira memanggil Rey.

"Reyy..."

Reyhand berhenti di depan Akira tanpa menoleh sedikit pun.
Ego nya terlalu tinggi untuk tidak menyapa Akira atau bahkan hanya sekedar senyum.

'Kayaknya Rey masih marah' batin Akira.

"Rey, Lo masih marah sama gue?" Tanya Akira, tapi Rey diam saja seperti orang bisu.

"Gue gak bermaksud peluk peluk Ilham di depan Lo Rey, gue cuman butuh sandaran buat keluarin emosi gue lewat menangis. Gue bener-bener takut sama ancaman Dita Rey, Ilham yang nolongin gue. Gue mohon, Lo ngertiin gue ya... Gue min-"Ucapan Akira berhenti.

"STOPPP" Bentak Rey.

Akira langsung menunduk takut, dia bungkam seribu bahasa. Dia paling tidak bisa dibentak, hati nya sungguh rapuh. Didepan banyak orang memang dia adalah seseorang yang kuat, tapi sebenarnya dia itu sangat rapuh jika dibentak, apalagi dibentak oleh orang yang sangat dia sayangi.

Memang Akira belum bisa membuka hati nya untuk Rey, dia tetap mencoba untuk sayang dan peduli kepada Rey.
Dia mencoba membuka hati nya pelan-pelan seiring berjalannya waktu.

Tidak terasa, air mata nya meleleh begitu saja, dia mengusapnya dengan kasar.

Rey berlalu dari hadapan Akira dan segera melajukan mobilnya untuk pulang.

"Lo jahat Rey... hikss... hikss... Lo gak bisa ngertiin posisi gue" Kata Akira disela sela tangis nya.

Dia segera beranjak dari tempat nya untuk pulang. Mengingat dia akan membuat 2 pesanan kue untuk nanti malam. Dia harus cepat cepat pulang ke rumah.

"LO BODOH! LO BODOH REY!" Kata Rey berbicara sendiri.

Dia menarik rambut nya frustasi akibat perlakuan nya ke Akira tadi ketika di parkiran. Ego nya yang terlalu tinggi.

"Bisa bisa nya gue nge bentak Akira!
Gue emang bodoh. Dia pasti sedih dan sangat rapuh, dia kan paling tidak bisa dibentak. Kok gue bodoh banget sih! Seharusnya gue ngetiin posisi dia dan meluk dia ketika dia lagi ada masalah. Bukanya cuek seakan akan gue yang lebih sakit. ARGHHHH...!" Rey kembali menjambak rambutnya.

"Dia dibully juga karna gue. Karna Dita mantan gue! Kok gue gak sadar! Sadar Rey sadar! Gue goblok...
Gue harus minta maaf"

Rey merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel dan mengirim pesan untuk Akira.

Reyhand
Ra... Gue minta maaf. Seharusnya gue ngertiin posisi Lo. Seharusnya gue gak bersikap seperti tadi sama Lo dan
seharusnya gue gak bodoh untuk bentak Lo kayak tadi. Gue bener bener nyesel. Gue minta maaf Ra.

Akira
Hmmm

Reyhand
Gue mau ketemu sama Lo di cafe biasa. Gue mau minta maaf sama Lo Ra. Lo bisa kan? Gue jemput jam 4.

Akira
Gk

Reyhand
Gue bener bener minta maaf Ra, gue nyesel.

Akira
Biarin gue sendiri!

Reyhand
Yaudah deh, gue bakal tunggu sampe Lo maafin gue. Jangan lupa makan ya, jaga kesehatan. Byee...

Rey merasa sangat bersalah, dia memilih untuk tidur menenangkan pikiran nya. Kepala nya sungguh pusing.

Akira hanya ngeread pesan Rey, air mata nya kembali turun.

'Gue gak habis pikir Rey nge bentak gue kayak tadi' batin nya.

Akira masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih, dia harus membuat 2 kue untuk diantarkan malam ini.
Dia segera beranjak berbelanja ke mini market terdekat.

***

"Huh... akhirnya siap juga. Sekarang tinggal ngantar ke tujuan" kata Akira lega sambil mengemasi kue ke dalam kotak.

Akira pamit kepada kedua orangtua dan kakak nya untuk mengantarkan pesanan kue itu.

Dia segera beranjak ke garasi untuk mengambil mobil nya.
Jarak nya hanya 2 KM, dia mengendarai dengan lambat dan sambil bersenandung kecil.

He Is My Soulmate [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang