Apa yang kalian inginkan jika cuaca hari ini matahari bersinar terik, suhu udara yang sangat panas, dan tubuh yang berkeringat? Es krim? Pantai? Ya, itu yang dipikirkan Ciana saat duduk diatas sofa besar itu.
"Daddy?" tanya Ciana menatap netra Ivan dengan berbinar. Jari-jari mungilnya meraih ujung kemeja Ivan dan menariknya perlahan.
Membuat kepala Ivan menoleh kearahnya dan tersenyum kecil. Ciana melompat ke pangkuan Ivan dan memeluk badan besar Ivan dengan erat.
"Cia-" Lelaki tampan itu mengatur nafasnya karena terkejut dengan beban diatas pangkuannya dan mengusap punggung Ciana. Ia tersenyum.
"Kenapa, hm?" tanya Ivan memeluknya dan kembali mengerjakan tugasnya yang berserakan diatas meja. Tangan kirinya mengusap lembut punggung Ciana hingga membuat gadis itu menguap.
"Pa-nas." keluh Ciana mulai rewel dan mengusapkan pipi kiri nya dipundak Ivan. Membuat lelaki itu tertawa geli.
Ia menuliskan beberapa catatan diatas kertas dengan pena dan tangan kirinya masih mengusapi punggung Ciana dengan lembut. Lelaki itu menopangkan dagunya diatas pundak Ciana dan bergumam pelan.
"Cia mau apa?" tanya Ivan memicingkan matanya dan kembali menulis diatas kertas berukuran B5 itu.
Ivan menoleh ke dinding rumah besar itu. Kedua netra cokelatnya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul, 14:00 Siang. Pantas gadis ini mulai rewel.
"Daddy, ayo ke pantai.." rengek Ciana sedikit menarik kerah baju Ivan dan menatapnya penuh harap. Ia merubah posisinya menjadi memunggungi Ivan dan memainkan ujung bajunya.
"nanti aja ya? Daddy masih banyak tugas, sayang." tutur Ivan mengusap rambut Ciana dan menutup bukunya.
Ivan mengangkat badan Ciana untuk kembali menghadapnya dan tersenyum. Ciana menunduk. Memainkan kedua jari telunjuknya.
"Cia, daddy masih banyak tugas. Kamu mau makan es krim?" tawar Ivan mengecup kening Ciana gemas. Ciana menelan ludahnya dan menatap Ivan sayu.
"K-ke pantainya?" tanya Ciana mengedipkan matanya pelan.
Ivan menggeleng. "Nanti ya sayang? Daddy tadi baru pulang, masa udah mau ke pantai lagi?" tanya Ivan memeluk Ciana erat dan mengecupi pipi gadis manis itu.
"U-um... Iya, daddy." jawab Ciana mengangguk dan kembali mengusapkan pipinya di leher Ivan.
Ciana menghela nafas. Ia memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya diatas pundak kokoh Ivan.
"Daddy, ponsel..." gumamnya menatap Ivan dengan tidak sabaran. Ia merasa panas juga bosan hari ini.
Ivan merogoh saku celananya dan memberikan ponsel pintar itu ke tangan mungil Ciana. Ia tersenyum.
"Mau ngapain, hm?" tanya Ivan kembali menulis dengan pena di tangannya dan mengusap kepala Ciana dengan tangan kirinya.
"Youtube.." jawab Ciana tersenyum. Ia menekan tombol berwarna merah di ponsel itu dan membuka youtube.
"T-tunggu dad.." resahnya. Ivan melonggarkan pelukannya. Membuat Ciana dapat kembali membalikkan badannya. Dan, oh!
Ivan memundurkan wajahnya yang terkena tamparan dari rambut Ciana saat ia berputar. Ivan terkekeh pelan.
Ia memeluk pinggang Ciana dan mendaratkan kembali dagunya ke pundak Ciana.
Gadis itu menatap layar ponsel Ivan dengan serius. Sesekali ia mebgganti channel youtube karena bosan.
Merasa menemukan channel yang pas, Ciana menyandarkan tubuhnya ke dada bidang Ivan dan menontonnya dengan serius.
"You're my Honeybunch..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Girl
Novela Juvenil"Kamu itu, gemesin. Daddy ngga bisa gini terus, daddy bisa gila kalau kamu gemesin begini. Kamu harus janji, jangan pernah berhubungan sama laki-laki brengsek. Paham?" - Alexander Ivan Rowland. "Daddy, k...