اثنتا عشر (12)

41 27 4
                                    

Jam pulang pun tiba. Terlihat cewek-cewek yang mengejar kak Reza yang sedang berjalan disana. Sonia pamit duluan karena sudah dijemput oleh ojek jemputannya. Reza berjalan mendekatiku.

"Ayo pulang!! Aku antar!!"

Aku menganggukkan kepalaku. Kami pun berjalan menuju parkiran dan betapa terkejutnya aku saat ia membukakan pintu kiri mobil Ferrari merahnya untukku agar masuk ke dalam.

Aku membuka handphoneku dan nge-scroll seluruh isi galeri foto. Kulihat foto-fotoku saat bersama Vika dan Raihan serta Firzah.

"Itu siapa ya, Din??"

"Ini sahabat baikku Raihan, dan dua orang lagi Vika dan Firzah, adkelku waktu di ponpes."

"Oh... kayaknya kamu lapar. Ayo ku ajak kau makan siang dulu."

Mobil kami pun berhenti di Savory cafe dan kami memesan makanan yang sama. Lalu tak lama, pelayan datang ke kami dengan membawa pesanan kami.

Kami pun makan bersama dan memutuskan untuk pulang. Terlihat dia yang keluar duluan dan membukakan aku pintu agar keluar.

"Makasih ya buat tumpangannya dan makan siang ini."

"Iya, sama-sama."

Saat aku akan berjalan masuk rumah. Uh... sakit. Melihat itu, Reza dengan panik menghampiriku dan mengambil obatku yang ada di tas kuliah.

Aku pun segera meminumnya dan langsung jatuh lemas dihadapannya. Ku dapat merasakan dekapannya yang hangat. Dan suara sebelum aku mulai hilang sadar.

"Aku kan menjagamu Dinda!! Takkan ku pergi dari kamu lagi seperti dulu"

***

Sementara disisi lain, aku tengah terduduk di kost milikku dan tiba-tiba pikiranku melayang ke dalam bayang-bayang masa disaat ku masih bersamanya.

Jujur, aku jadi aneh semenjak kehadirannya waktu ke pondok putra berhasil membuat hatiku bergerak cepat tak terkontrol oleh logikaku.

Ini kurasa setelah sekian lama setelah dulu aku merasakannya saat aku mencintai Azizah dulu.

Namun ini lebih dari perasaan aku padanya dulu. Aku bodoh dan gila!! Dengan tak pantas ku pergi meninggalkan tanpa ada sepatah katapun untuknya walau hanya kata pamit.

Aku mulai jatuh cinta pada Dinsal-ya!!

Namun rasanya untukku sangat mustahil untukku karena aku tahu, dia sangat mencintai Aziz!! Ah... dengan kesal ku remas-remas bantalku dan memilih untuk berbaring.

Aku harus siap dengan resiko dari pilihanku ini. 5 tahun tanpa memberi kabar dengannya.

Sedikit berat. Tapi kan ku coba. Ku lihat handphone dapat terlihat langsung wallpaper handphoneku yang adalah fotonya yang ku diam-diam potret waktu aku jalan-jalan ke rumah pohon waktu itu.

Dia sangat manis dan berbeda dari cewek-cewek yang lainnya termasuk Azizah hingga aku bakal rela ngasih seluruh hati dan jiwaku padanya.

Namun, aku takut membuat anak orang terluka hatinya olehku. Aku mencintainya dalam diam dan juteknya diriku karena aku tahu bagaimana tuk mengungkapkan rasa ini padanya.Hingga akhirnya aku lebih memilih tidur.

***

Eungg... eungg...

Aku terkejut saat kak Reza tepat di sampingku dan tertidur menungguku hingga sadar. Mungkin ia merasa tubuhku bergerak, membuatnya terbangun dan dia menatapku penuh khawatir dan ia memberiku segelas air.

Dear You - Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang