ستة و عشرون (26)

43 20 8
                                    

"Maafkan aku my -san hiks... hiks... hiks..."

Aku sangat menyesali perbuatanku dulu. Reza pun memberi foto itu padaku. Aku pun pamit dan pulang ke rumahku. Begitu sampai, aku sudah di sambut kakakku yang pertama dan dua adikku yang lucu yang tanpa terasa telah beranjak dewasa. Adikku Vika yang lulus S1 bidang psikologi, Aisyah yang sebentar lagi kelas 12, Abang Hanif yang bekerja menjadi seorang guru besar di instansi agama.

...

Sedangkan aku??

...

Aku telah di juluki profesor oleh seluruh dunia karena penemuanku tentang teori relativitas Einstein berabad-abad lalu tentang perjalanan waktu memungkinkan untuk di lakukan dan aku telah menciptakan perangkat mesin waktu yang lebih mirip dengan pocket watch abad 18-19 dan membuat kehidupan dunia berubah.

"Aku kan kembali sesuai janjiku..."

Aku pun pergi keluar hanya bersama Vika dengan mobil yang otomatis tanpa perlu di supiri. Orang cukup duduk manis dan mobil akan melaju karena di lengkapi sensor juga, membuatnya tahu keadaan jalan.

Hingga mobil itu pun berhenti di tempat tujuan kami. Aku pun turun bersamanya. Sebelum masuk, kami sempat membeli beberapa bucket bunga, bunga tabur dan juga air. Kami berdua pun masuk, menyusuri daerah itu melewati lebatnya pepohonan dan kamboja serta... nisan-nisan milik orang lain.

Aku dan dia pun telah berdiri di depan dua makam itu... di sinilah tempat istirahat mereka untuk terakhir. Makam itu terlihat bersih karena sebelumnya ku suruh orang pemakaman buat membersihkan makam orang yang ku anggap seperti 'malaikat'.

Ku taruh bucket bunga di dua nisan itu dan air mataku jatuh lagi berlinang begitu kami membacakan do'a buat mereka. Vika mengelus punggungku dan dapat ku rasakan kalau ia pasti juga sedang menangis sekarang.

...

"Maafkan aku ma... bakti ku padamu belum tertuntaskan hingga mama meninggal, aku tak dapat menjaganya juga hingga ia menyerahkan diri pada-Nya." -2027

...

"Mama, ku harap kita dapat di pertemukan kembali di suatu hari nanti... aku sayang mama hiks... hiks... hiks..." -2027

...

Kami pun menaburi dua pusara makam itu dengan bunga dan mengguyurinya dengan air. Vika pun berdiri dan aku entah kenapa sangat betah. Sebelum pergi, ku kecup kedua pusara bertuliskan nama dua malaikat itu.

"Aku kan kembali..."

Kami pun meninggalkan pekarangan itu dan pergi dengan langkah sedikit berat untuk pergi. Namun, hidup harus berlanjut begitulah kehidupan mengajariku. Yang bertahan harus lanjut, yang pergi telah bahagia tanpa harus merasakan pedih dan sakitnya.

***

Dan...

Waktu kembali terasa bergerak... satu tahun pun berlalu lagi dan ini tahun ketiga. Dinsal dan Reza telah di nyatakan lulus dan akan di wisuda.

Telah dua tahun, aku menjalin hubungan dengan Reza sebagai tunangannya. Reza tadi menelponnya untuk mengajaknya pergi karena ingin membicarakan sesuatu.

Reza datang ke rumah Dinsal. Mereka pun pergi ke rumah pohon milik Dinsal. Reza mengajaknya untuk duduk di dekat danau kecil dekat situ.

Dear You - Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang