Aku pun berjalan menuju mejaku dan membuka laci yang ada di sana. Ku lihat kerangka pocket watch yang belum rampung dan komponen-komponen kecil yang belum terpasang.
Dan mulai membuka buku tentang merakit pocket watch sendiri. Dengan segera, ku ambil dan bongkar lagi sehingga harus mulai dari awal.
Ku buka bagian mesin di jam itu dan memakai kacamata pembesar untuk melihat lebih detail dan mulai merangkai itu satu per satu.
***
Jujur, aku panik banget membuatku segera membawanya pulang ke rumah. Ku gendong tubuhnya dan masuk ke ruang kamarnya serta ku panggil dokter pribadinya untuk memeriksanya.
Aku khawatir dan hanya bisa mondar-mandir untuk menghilangkan rasa cemas ku. Dokter pun keluar dari kamarnya.
"Tolong di jaga baik-baik ya Dinsal ini. Keadaannya suka drop tiba-tiba."
"Terima kasih dok."
Aku pun masuk ke kamarnya begitu sudah mengantar dokter itu sampai luar. Ku duduk di kursi samping kasurnya.
Diam terpaku. Menatapnya yang tertidur lelap dan tenang sekali. Ku siapkan air minum dan obat-obatan di mejanya.
Setelah waktu yang cukup lama, ku lihat matanya bergerak-gerak meski matanya masih menutup. Perlahan ia membukanya dan memperlihatkan matanya yang berbinar.
Jujur, aku terpana menatapnya. Dia juga menatapku sendu dengan mata sayunya. Ku singkirkan helaian rambutnya yang menghalangi wajahnya.
Membuat wajahku mendekat ke arahnya. Ku lihat dia yang masih diam dan hanya menutup matanya. Aku terus mendekatinya bahkan aku bisa merasakan deru nafasnya. Hingga...
Ada tangan yang menghalangi dada bidangku untuk mendekat. Ku buka mataku. Itu Dinsal.
"Maaf kak... jangan untuk ini. Kita belum menikah."
Entah apa yang merasuki jiwaku. Membuatku mundur darinya dan menyuruhnya untuk minum obat dan air minum yang sudah ku siapkan tadi. Kami pun bercerita tentang rencana lamaran yang akan dilakukan pada H+7 lebaran.
"Bagaimana persiapan kita??"
"Aku udah menyiapkan semua hantaran yang bakal ku antar buat acara kita dan bahkan aku sudah menyewa area golf buat Garden party sesuai keinginanmu waktu kecil dulu hahaha. Nggak nyangka kita bicara pernikahan 12 tahun lalu, akhirnya terjadi sama kita."
"Ya Allah, bantu hamba mu yang bingung ini. Jujur, aku sangat mencintai Raihan-ya dan ingin hidup bersamanya. Namun, aku tak dapat menolak kak Reza karena telah mengorbankan dirinya buat aku."
"Kamu kenapa, Din??"
"Eh?! (Terkejut). Nggak papa kak."
"Aku tahu yang ada di pikiranmu itu Dinsal!? Kamu sebenarnya mencintai Raihan!! Semoga dengan menikah denganmu, aku dapat membahagiakanmu dan mulai merasakan hal yang sama sepertiku."
***
DDRRTT DDRRTT
Dering handphone berbunyi membuatku terbangun dari rebahan ku habis pulang kerja. Kulihat layarnya. Itu dari mama!! Dengan segera, ku angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You - Mark Lee
Romance230620 #1 for mininovel 290521 #1 for cerpan 290620 #2 for Rey Mbayang 290620 #2 for Ayana Jihye Moon 290521 #1 syari Hanya sebuah kisah tentang pertemuan dua insan anak pesantren. Selain itu, berisi juga tentang cinta dalam harap dan diam pada seor...