ستة عشر (16)

45 24 4
                                    

Aku seperti biasa setelah kuliah langsung bekerja di cafe dan membersihkan meja. Tak lama... seorang gadis duduk di kursi sehingga membuatku harus melayaninya. Saat sampai dihadapannya...

"Rena?!"

"Aku pesan nasi campur dengan es teh manis."

"Baiklah."

Aku pun segera pergi ke dapur memberikan kertas pesanan itu. Setelah jadi, aku pun datang padanya dengan menu pesanannya tadi.

Lalu aku pun duduk dekat ruang chef memasak makanannya sambil mengajaknya mengobrol. Dapat ku rasakan Rena yang curi-curi pandang melihatku dari kejauhan sambil dia yang memakan makanannya dari tadi.

Dia pun selesai makan membuatnya menaruh uangnya di nampan kecil untuk bayar bill -tagihan-. Rena sibuk berkutat dengan handphonenya tanpa sadar kaca ada di depannya. Dengan cepat aku berlari dan...

Tass...

Suara telapak tanganku yang menabrak pintu kaca tadi membuatnya terkejut. Jarak aku dan dia menjadi dekat secara tak sengaja. Ku dapat mendengar detak jantungnya yang cepat.

"Kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang?!"

"Astaghfirullah al-azhim!!" ujarku terkejut.

Rena pun pamit, aku pun membukakan pintu untuknya dan dia pun keluar. Lalu, masuklah dua orang cowok.

Sepertinya lebih tua sedikit dariku dan... aku seperti pernah melihat salah satunya dari cowok itu namun aku lebih memilih diam dan tersenyum ramah serta mengucapkan selamat datang.

Aku pun menuntun mereka buat duduk. Mengeluarkan catatan kecil dan pena buat mencatat pesanan.

"Aku mau borong semua menu di sini serta minuman dan 3 porsinya di sajikan di sini saja."

Aku terkejut bukan main mendengarnya. Aku pun pergi menghampiri chef dan bertanya porsi yang ada.

Ternyata ada 53 porsi makanan. Aku pun mengantarkan makanan 3 porsi makanan itu ke meja mereka.

"Tuan, kesini. Kami mau bicara denganmu."

Aku bingung. Ini kenapa. Dengan cepat, aku menghampirinya dan ikut duduk serta mengajakku buat makan bersama. Aku pun duduk.

"Kamu tuan M. Willy Adriano Raihan?!"

"Iya, kalian siapa?"

"Dia sepupuku, Daniel Sanders."

"Maksud aku datang kesini tak lain ingin mempertemukan mu dengan sepupuku ini."

"Oh iya, kita belum berkenalan." ujarnya lalu mengulurkan tangannya padaku. "Namaku Reza. Muhammad Alfareza."

Seketika raut wajahku berubah saat melihatnya. Amarah dan panas akibat cemburu mungkin yang membuatku singkuh seperti ini.

Aku pun membalas uluran tangannya itu dan menampilkan senyum terbaikku.

"Aku tahu apa yang sebenarnya di antara kalian berdua??"

"Hah? Siapa?"

"Iya kamu dan Dinsal!! Kalian saling mencintai satu sama lain"

"Tidak Kak Reza!! Dia cuma sahabatku dan dia cintanya masih sama Aziz, teman kelasku."

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan ini... aku mampu melihatnya!! Rasa amarah dan cemburumu padaku karena aku dekat dengannya."

"Maaf aku menganggapnya sebagai sahabat baikku. Tak lebih kak!!"

"Sudah-sudahlah, Raihan!! Terserah kamulah. Aku kesini karena aku tak tega dengan Dinsal!! Aku dan dia akan di jodohkan. Dia tak bisa mencintaiku walaupun sebesar apa pun kebahagiaan yang ku beri untuknya dan kalian saling mencintai!! Kamulah yang di pilihnya, ingat itu!! Resapi kata-kata ini sebelum kau kan menyesali semuanya."

Dear You - Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang