Risalatul Mahid

59 9 2
                                    

"Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya menjadi pemandu untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera kehidupannya."

♡Ali bin Abi Thalib

☆☆☆

Afwan, sepatah kata yang di ucapkan berulang-ulang kali oleh Syauqi, entah sejak kapan kata-kata itu menjadi hobi baru Syauqi. Berulang-ulang kali aku mencoba menghentikan kata itu untuk di ucapkan. Nihil aku tidak bisa membuat dia berhenti mengucapkan maaf padaku. Dengan cara apa lagi aku memberikan alasan untuk dia berhenti meminta maaf tanpa harus menyakiti.

"Kamu tahu?? Kesalahan adalah hal wajar yang pernah di lakukan banyak orang. Kamu tahu siapa dari mereka yang beruntung?" pertanyaan yang aku lontarkan, semoga saja bisa menghadirkan dia untuk berfikir dari sudut pandang berbeda.

"Siapa.???"
Syauqi merasa telah berfikir jika aku ni sedang berusaha keras meluluhkan hatinya.

"Kamu,,," jeda, "kamu adalah orang yang beruntung bahkan sangat beruntung telah mengakui kesalahan yang aku sendiri tidak pernah merasakan buliran kesalahan darimu, dan keberuntungan telah berpihat padamu atas maafmu. Tidak semestinya kamu meminta maaf padaku, mintalah permohonan maaf pada yang memberi maaf, tanpa harus aku jelaskan kau akan mengerti, seharusnya kata ini tidak aku ucapkan kalau kamu sendiri lebih mengetahui"

Sepertinya aku berhasil membuat dia berfikir lebih  luas, untuk menangkap jawabnku dia sangat menerima dengan sangat baik.

"Sukron katsiron Zaujah, kata yang terus aku ucapkan karen aku tidak akan pernah memberi lagi luka untuk meminta maaf, berjanjilah padaku!!!"

"Berjanji untuk apa??"

"Untuk semua, semua yang kau miliki dari hati, perasaan, dan sikap manismu hanya untuku"

"Tanpa kau meminta sudah ku berikan semuanya untuk kau miliki, harusnya kamu?"

"Aku??"
Kali ini Syauqi tersenyum melihatku, bibir mungil yang mengucapkan kata yang tidak perlu untuk Syauqi jawab. Tentu saja  jawaban yang tidak berbeda dengan pertanyaan yang telah di lontarkan Syaqui untuk aku jawab.

"Berjanjilah kepadaku!!! Untuk menetapkan satu nama di hatimu!! aku takut jika hatimu telah di curi orang lain, sedangkan kamu dengan rasa tenang menerima, aku tidak mau sekecil apapun mendengar kamu mengucap kata perempuan lain saat bersma ku"

"Sepertinya bukan waktu yang tepat untuk aku bicarakan dengan istriku, dia telah menerima maafku dan dia juga tidak mau aku mengucapkan kata maaf itu lagi" hancur batinku berdialog sendiri.

"Mass,,, mas,,, maassssss,,,,," kali ini aku menepuk punggung dan berintonasi lebih keras sedikit untuk membangunkan Syauqi dari  lamunan yang berkepanjangan.

Berintonasi tinggi bukan kebiasaanku, tapi harus aku lakukan saat ini, dia terlalu hanyut dalam fikiran yang membuatku bertanya-tanya.

QUINNNNNNN......
Hanyut dalam lamunan tentang diriku, itulah yang terbesit dalam fikiranku saat ini, saat dia sadar kata yang pertama terucap adalah namaku.

"Quina, mas akan selalu menjaga hatimu dan tidak akan pernah membiarkan hatimu tersentuh hati laki-laki lain"
Jawaban yang tidak terlalu sinkron dengan pertanyaanku, tidak menjadi masalah jika dia akan selalu menjaga segala sesuatu yang akan terjadi padaku.

Quwwatul Hub Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang