3. Kejutan terasa pahit

1.7K 172 76
                                    

Kamu harus tahu, aku sangat berharap kamu datang. Tetapi Tuhan belum mengabulkan apa yang aku panjatkan.

Selamat membaca.

Putar lagu : Done for me - Punch🎵

Di harapkan putar mulmed di atas⬆️

°°°

Selesai kuliah Adrienne langsung pulang, ingat ya hari ini ia benar-benar masuk kelas tanpa adanya bolos-bolos lagi. Entah ada setan apa yang masuk ke dalam tubuh Adrienne, hingga Adrienne menjadi rajin hari ini. Kalian mau tahu apa jurusan yang Adrienne pilih saat masuk dalam dunia perkuliahan. Adrienne mengambil manajemen bisnis, jika di tanya alasannya kalian jangan kaget. Alasan Adrienne bukan untuk menata masa depan dengan menjadi seorang penerus perusahaan, wirausaha atau apapun.

Adrienne mengambil jurusan itu hanya untuk 'iseng' dari pada tidak kuliah sama sekali. Wah jangan tanya bagaimana dengan para sahabatnya, yang di tambah Carla sudah menetap kembali di Jakarta.

Mereka mengambil jurusan yang sama, bahkan kelasnya sama. Kecuali Ronald, Ronald mengambil jurusan kedokteran, Ronald juga mengikuti, Program Pendidikan Dokter Spesialis karena Ronald ingin menjadi psikiater. Tetapi masih di universitas yang sama. Hanya berbeda gedung saja.

"Kak, aku pinjam motor boleh gak?" Kata Afriel menatap Adrienne dengan takut-takut.

Jujur saja Afriel sekarang sangat takut, meski ia sekarang menjadi anak yang duduk di bangku kelas XI awal. Afriel ngeri karena perubahan Adrienne yang sangat drastis ini. Afriel hanya takut jika ia mengubah mood Adrienne menjadi buruk.

"Boleh, kemana?"

"Hah?" Afriel tidak mengerti kata singkat yang keluar dari bibir Adrienne.

Adrienne menghela nafas, jujur ia juga rindu akan Adik kesayangannya ini. "Adek mau kemana?"

"Oh-eh itu ada tugas kelompok."

"Jangan anggap ngomong sama Kakak kayak ngomong sama setan, Dek." Kata Adrienne panjang.

Afriel membeku di tempatnya. "Maksud Kakak?"

"Kenapa kamu takut ngomong sama Kakak? Kamu kira Kakak serem kayak setan?"

Afriel menggeleng cepat. "Enggak! Aku-aku cuma takut ganggu mood Kakak aja."

Adrienne tersenyum tipis. "Enggak, tuh kuncinya." Adrienne menunjuk kunci berbandul huruf K. "Kalau ada yang nanya Kakak tidur."

"Iya, Kak." Afriel mengambil kunci itu. Lalu kembali menoleh pada Adrienne dengan ragu. "Kak? Aku boleh peluk Kakak?"

Adrienne bergeming, lalu merasakan tubrukan dari Afriel yang memeluknya sangat erat. "Kakak boleh cerita apapun yang menggangu pikiran Kakak, aku kan udah besar. Aku ngerti dan bisa rasain apa yang Kakak rasain."

Adrienne mengedip-ngedipkan matanya ke atas agar cairan bening tidak tumpah. "Iya, Dek. Sana gih nanti telat."

Adik yang kini lebih tinggi darinya itu melepaskan pelukannya. "Aku jalan dulu ya." Afriel mencium pipi Adrienne, lalu berjalan menutup pintu kamar Adrienne.

COOL GIRL 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang