Pagi ini mata pelajaran pertama adalah bahasa Inggris. Kelas bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang paling ditunggu siswa kelas ini. Hal itu karena mereka mendapatkan guru yang sangat menyenangkan yaitu Mr. Minion. Beliau disebut demikian karena tubuhnya yang tambun dan tidak terlalu tinggi hingga menimbulkan kesan seperti minion dari film Despicable Me. Setelah waktunya lewat sekitar 15 menit, akhirnya Mr. Minion terlihat berjalan ke arah kelas XI IPA 5. Seseorang yang tidak familiar berjalan beriringan dengan Mr. Minion. Tingginya begitu kontras jika dibandingkan dengan Mr. Minion. Tubuhnya atletis, tingginya sekitar 175cm, kulitnya putih dan senyumya terlihat ramah.
"Morning." Mr. Minion memasuki kelas sambil melambaikan tangan layaknya Miss Universe.
"Morning, Mr." Seluruh siswa di kelas berbisik setelah melihat seseorang yang berjalan di belakang Mr. Minion.
"Saya akan memperkenalkan seseorang pada kalian. Beliau adalah mahasiswa magang dari salah satu universitas terbaik di kota ini dan kebetulan ia juga alumni dari sekolah ini. Saya harap kalian dapat bekerjasama dengan beliau."
Laki laki itu tidak terlihat gugup. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas sambil tersenyum.
"Perkenalkan, saya Rubiansyah. Kalian bisa panggil saya Kak Rubi. Saya mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Indonesia dan sastra. Senang berkenalan dengan kalian."
Kegaduhan mulai muncul setelah Rubi menyelesaikan kalimatnya.
"Jika ada pertanyaan, silahkan." Mr. Minion sangat paham wajah berharap siswinya yang ingin mengorek lebih banyak informasi tentang Rubi.
Dini mengacungkan tangan tinggi-tinggi. "Kenalin nama saya Dini, kakak statusnya apa ya sekarang?" Dini berdiri dengan berbagai pose yang membuat sebagian teman sekelasnya melongo keheranan.
"Status saya mahasiswa" jawab Rubi dengan tenang.
"Aduh kak, maksud saya status hubungan loh."
"Hubungan ya? Saya anak kedua dari tiga bersaudara."
"Iya deh iya" jawab Dini yang sudah kesal.
"Jadi Rubi akan bersama kalian selama 1 bulan, ia dan rekan-rekan timnya akan mengadakan sebuah penelitian dengan seluruh siswa kelas XI IPA sebagai respondennya. Apakah ada pertanyaan?"
Kelas masih riuh membicarakan tentang penelitian apa yang akan dilakukan Rubi dan rekan rekannya.
"Rubi saya tinggal ya. Anak-anak kalian harus bersikap baik."
"Siap, Pak." Seru seluruh penghuni kelas dengan kompak.
Setelah Mr. Minion meninggalkan kelas, Rubi menyiapkan berkas penelitian yang isinya akan ia sampaikan. Saat Rubi sibuk menyiapkan berkas-berkasnya, hampir seluruh anak di kelas itu sibuk mengobrol satu sama lain.
"Kece tapi ngeselin tau gak?"
"Iya bener Sri, Untung cakep kalo gak udah gue lempar tuh orang."
"Eits, no kekerasan. Apalagi buat cowo setampan itu."
Vista yang tidak sengaja mendengar percakapan Sri dan Dini jadi terpancing untuk mendiskusikan sesuatu dengan Leon.
"Susah kalo cowo semacam itu jadi guru."
"Kenapa memangnya, Vis?"
"Dari dia masuk aja gue udah gak fokus. Gimana kalo belajar?"
"Eiii model begitu ganteng? Kalo menurut gue Fras lebih ganteng malah."
"Waaah Kak Ros, thank you. Kamu orang ke 1001 yang bilang aku ganteng." Fras sangat kegirangan hingga berdiri ditempatnya sambil membentuk love dengan kedua tangannya.
"Duduk." Renzo menarik tangan Fras untuk menenangkan kondisi.
"Itu namanya gak waras. Gak ada cakep-cakepnya."
"Fras cakep kalo diem, gitu buka mulut dia mah macam kecebong. Gak bisa diem."
"Renzo, diam!" Fras melipat kedua tangannya di dada lalu mengerucutkan bibir karena melihat Renzo tertawa karena kata-kata Leon.
"Baiklah saya akan menjelaskan mengenai proyek penelitian kami." Rubi menjelaskan dengan runut dan teratur, sehingga tercipta suasana damai dimana hanya satu suara yang terdengar yaitu suara Rubi.
Seluruh siswa penghuni kelas sudah jatuh tertidur –kecuali Prana tentunya- dan seluruh siswi di kelas hanya fokus pada gerak-gerik Rubi. Jadi pada intinya tidak ada yang mendengarkan penjelasan Rubi.
Rubi yang sudah faham situasi tersebut akhirnya menghentakkan penghapus ke papan tulis untuk mengembalikan kesadaran orang-orang di kelas.
"Saya akan bagi kalian dalam kelompok kecil. Setiap kelompok akan beranggotakan 5 orang."
"Kelompok 1: Sriracha, Dini, Carratha, Anggun, Zita, Kelompok 2: Vista, Leony, Renzo, Deniandra, Jian, Kelompok 3:..., dst."
"Astaga, cobaan macam apa ini? Kita satu kelompok sama Fras." Vista protes dengan suara keras.
"Yaudah kalo lo gak mau satu kelompok sama gue, lo pindah aja sana." Fras merasa tidak terima dengan kata-kata Vista.
"Lo aja kali yang pidah." Vista meninggikan suaranya kemudian berkacak pinggang.
"Vista sudah, kita pasti bisa kerjasama kok. Fras juga pasti bantu." Renzo mencoba mendamaikan suasana.
"Tapi Renzo,..."
"Gue gak akan nyusahin kok, paling gue banyak makan aja." Fras akhirnya mengalah dan tersenyum ke arah Vista.
"Oke deh kalo gitu."
Setelah membiarkan kegaduhan terjadi selama 10 menit, akhirnya Rubi buka suara.
"Kalian bisa duduk sesuai kelompok," Rubi masih bicara dengan tenang "setelah itu saya akan menjelaskan tugas kalian."
Seluruh kelas masih riuh akhirnya Rubi kembali menghentakkan penghapus ke papan tulis sambil tersenyum. Senyum kali ini terlihat berbeda dengan senyuman sebelumnya.
"Nilai praktik bahasa Indonesia kalian ada di tangan saya. Jika kalian tidak bisa mengikuti aturan, saya dengan senang hati memberi kalian nilai di bawah KKM." Rubi menyelesaikan kalimatnya dengan suara lembut tetapi berkesan mengancam. Seluruh kelas menjadi hening seketika. Bahkan Fras yang sedang bersiap duduk menghentikan kegiatannya sehingga ia terlihat lucu dengan pose setengah duduk.
"Oke, saya fikir kalian mengerti," Rubi melihat ke seluruh kelas dan pandangannya berhenti pada Dini yang sedang sibuk memandangnya dengan kagum "mengerti Dini?"
"Oh iya kak, saya mau."
"Mau apa?"
"Jadi pacar kakak."
Seluruh kelas tertawa kecuali Dini yang masih sibuk dengan imajinasinya.
"Tugas kalian adalah membuat iklan dari suatu produk dan seluruh anggota harus menjadi model. Apakah ada pertanyaan?"
"Apakah produk yang akan kami iklankan sudah ditentukan? Apakah diizinkan jika dua atau tiga orang tidak mendapatkan dialog dalam iklan?"
"Pertanyaan bagus Pranata, kalian bebas memilih produk yang akan kalian iklankan dan untuk anggota yang tidak mendapat dialog itu diizinkan. Semua mengerti?"
"Mengerti kak."
Terima kasih sudah membaca ;)
#30DayWritingChallenge #30DWCJilid23 #Day11
KAMU SEDANG MEMBACA
LELUCHON ✓
Teen FictionLeony Adiandra Rose terjebak diantara orang orang yang memiliki kisah masa lalu yang rumit. Apakah waktu akan membantu hubungan Leony dengan orang orang itu atau justru waktu membuat segalanya menjadi lebih rumit?