Hari ini adalah hari pertama kelas XI IPA 5 menerima pelajaran seni. Guru seni di kelas ini adalah guru yang sangat tegas dan disegani, karena itu banyak siswa yang gugup menantikan kelas pertama ini. Setiap tahun, mata pelajaran seni dan bahasa Indonesia bekerja sama untuk membentuk Pentas Seni kelas XI. Tidak lama setelah lonceng berbunyi, sosok yang dikenal dengan panggilan Bunda tersebut memasuki kelas dengan pesona yang membuat beberapa orang terpana. Tatapan tajam dari matanya menyusuri seluruh bagian kelas. Prana yang telah bersiap memimpin teman-temannya untuk memberi salam kembali harus duduk dengan canggung setelah Bunda langsung menyapa kelas saat beliau belum duduk di bangkunya.
"Selamat pagi, saya akan langsung membagi kalian dalam beberapa kelompok untuk pentas seni di akhir semester ini. Kelompok akan dibagi menjadi tiga yaitu, musik, drama dan tari. Silahkan dipikirkan." Bunda menjelaskan tanpa jeda sehingga beberapa anak masih tercengang dan terkejut atas tugas yang tiba-tiba harus mereka selesaikan.
"Astaga, gue harus tampil apa ya?" Sri mengetuk meja dengan jari-jarinya.
"Gue pilih musik atau drama ya?" Renzo bertanya pada Fras yang saat ini sedang menopang dagunya dengan kedua tangan.
"Gue pilih tari deh. Lo gimana Leon?"
Leon menanggapi Vista dengan bahu yang terangkat dan kerutan di alisnya. Akhirnya Leon memilih untuk bertanya pada Bunda, meskipun ia harus mengumpulkan banyak keberanian sebelum bertanya.
"Saya mau bertanya, Bu. Apakah pembagian kelompok dilakukan berdasarkan minat atau ada proses seleksi?"
"Tentu berdasarkan seleksi. Saya beri kalian waktu 10 menit untuk mempersiapkan penampilan yang akan mendukung pilihan kelompok mana yang akan kalian pilih. Waktu 10 menit dimulai dari sekarang." Bunda mengatur stopwatch di telepon pintarnya kemudian tersenyum melihan kegaduhan yang terjadi.
"Gue galau, musik atau drama ya?" Sri masih sibuk dengan ketukan jari di mejanya.
"Gue masuk tim mana ya?" Anggun yang merupakan ketua ekstrakulikuler dance bertanya pada Vista yang duduk di seberang bangkunya.
"Ini pertanyaan macam apa? Lo pasti tari dong. Udah gak perlu pusing-pusing."
Vista kemudian memanggil Prana yang berada cukup jauh dari tempat duduknya.
"Prana, Prana, Prana." Vista memelankan suaranya saat Prana sudah melihat ke arahnya. "Lo mau coba kelompok mana?"
"Gue pilih drama." Tidak terduga, Prana menjawab pertanyaannya dengan cukup keras sehingga menyebabkan ia menjadi pusat perhatian seluruh kelas.
"Waktu kalian habis. Saya akan memenggil nama kalian secara acak. Semua harus siap."
Debaran jantung seluruh siswa yang ada di kelas ini semakin cepat ketika Bunda meraih buku presensi kelas yang berada di atas meja.
"Kita punya Ketua OSIS di kelas ini, kan? Silahkan Ardi maju. Kira-kira apa yang akan kamu tampilkan?"
"Saya pilih drama, Bu." Ardi dengan percaya diri maju ke depan kelas. Beberapa hari yang lalu ia baru saja dilantik menjadi ketua OSIS setelah melalui pemilihan yang berlangsung cukup sengit. Ardi menjadi salah satu siswa kebanggaan yang dimiliki kelas ini.
"Drama? Ardi kan jago musik dan tergabung di tim tari sekolah, kenapa pilih drama?" Sri yang penasaran langsung menghujani Ardi dengan pertanyaan.
"Saya mau mencoba hal baru." Ardi menjawab dengan logat khasnya.
"Pilihan menarik, silahkan Ardi waktumu 2 menit."
Ardi menampilkan potongan adegan dari drama Malin Kundang. Akting Ardi sungguh menjiwai, seluruh kelas terhanyut akan penampilannya. Penampilan Ardi ditutup dengan tepuk tangan meriah dari seluruh kelas. Bunda memutuskan Ardi masuk ke kelompok drama.
"Sriracha Anggraeni. Silahkan."
Dengan percaya diri, Sri menampilkan potongan adegan drama bawang merah dan bawang putih. Tentu Sri memilih peran antagonis. Penampilannya sangat mengesankan sehingga Bunda memasukkan sri ke kelompok drama.
"Vista Aulia Putri. Silahkan."
Vista menampilkan sebagian koregrafi dari tari daerah Lampung yaitu Tari Sembah. Vista yang memang tergabung dalam ekstrakulikuler dance dengan mudah masuk ke tim tari.
"Renzo Laberdo, saya harap kamu masuk kelompok tari."
Pada semester lalu Renzo bergabung bersama tim tari tradisional asuhan Bunda, tentu Bunda berharap Renzo dapat menampilkan keahlian dalam hal menari pada pentas seni.
"Pilih musik aja Ren." Kiki mencoba memberi masukan untuk Ren dengan berteriak dari sudut kelas. Beberapa anak yang sudah masuk ke kelompok musik menatap Renzo dengan tatapan berharap, hal ini dikarenakan kemampuan bermain gitar Renzo yang sudah diakui banyak orang.
"Saya pilih drama, Bu."
"Wah, pangeran pasti." Dini berseru antusias.
"Pilihan tak terduga, padahal gue yakin dia gak akan mempertimbangkan buat ikut drama. Ketemu gue lagi dong." Leon menggerutu kesal sambil menatap Ren dengan tajam.
Renzo menampilkan potongan adegan dari drama Keong Mas. Tentu seperti dugaan, ia memilih karakter pangeran. Penampilannya membuat Bunda terkesan dan akhirnya ia masuk dalam kelompok drama.
"Leony Adiandra Rose."
Leon memilih drama dan ia memerankan karakter protagonis dengan monolog yang ia buat sendiri. Kemudian Bunda meminta Leon untuk memerankan karakter antagonis dan ia dapat melakukannya dengan baik.
"Saya rasa kalian sudah punya sutradara. Apakah kamu tidak keberatan jika tidak tampil di panggung?"
Kelas menjadi riuh oleh sorakan, siulan dan dukungan semangat.
"Jika teman-teman tidak keberatan, saya bersedia." Leon menjawab dengan percaya diri.
"Bagaimana anggota drama?" Bunda bertanya kepada anak-anak yang sudah tergabung di kelompok drama.
"Setuju." Seluruh anggota menjawab dengan suara yang bulat.
Proses pembagian kelompok dilanjutkan. Anggun menampilkan tari modern, kualitas tariannya tidak diragukan lagi dan ia masuk kelompok tari. Dwi yang merupakan kapten tim basket putri memilih menampilkan tari tradisional yang menyebabkan beberapa orang di kelas tercengang karena tari dan Dwi adalah dua hal tidak terduga yang dapat berdampingan dalam satu kalimat. Kemudian Dini, Vita, Dian dan Rida juga tergabung dalam kelompok tari.
Berlanjut ke penampilan Atha yang sebelumnya sudah diketahui pernah menjadi vocalist band saat SMP. Seluruh anggota kelompok musik jelas sudah menyiapkan posisi untuk Atha sebagai vocalist band kelas. Namun jawaban tak terduga keluar dari mulut Atha.
"Saya pilih drama, Bu."
Berkat penampilan memukau dari Atha akhirnya ia bergabung bersama kelompok drama. Fras, Bayu, Hiyo dan beberapa orang lainnya juga tergabung dalam kelompok drama yang akan dipimpin oleh Leon.
Waktu berlalu begitu cepat, penampilan tidak terduga dari beberapa orang membuat suasana semakin meriah. Kelompok musik juga telah terbentuk, kemudian mereka mengadakan pemilihan ketua kelompok. Sebelumnya kelompok drama sudah dipimpin oleh Leony sebagai sutradara dan kelompok tari dipimpin oleh Anggun sebagai koreografer utama. Leony kembali terpilih menjadi penanggung jawab kelas untuk penampilan Pentas Seni.
Terima kasih sudah membaca ;)
#30DayWritingChallenge #30DWCJilid23 #Day14
KAMU SEDANG MEMBACA
LELUCHON ✓
Teen FictionLeony Adiandra Rose terjebak diantara orang orang yang memiliki kisah masa lalu yang rumit. Apakah waktu akan membantu hubungan Leony dengan orang orang itu atau justru waktu membuat segalanya menjadi lebih rumit?