Ada yang bilang punya seorang sahabat adalah keberuntungan dalam hidup. Menurut Atha kata sahabat tidak semudah itu disematkan pada seseorang yang mungkin sudah berteman lama dengannya. Atha tidak akan percaya jika ada seseorang yang menganggapnya sebagai sahabat. Atha memiliki banyak teman, mungkin karena sifatnya yang ceria dan mudah berteman dengan orang baru. Salah satu teman Atha adalah Sri. Atha sudah cukup lama mengenal Sri, mungkin 3 tahun. Meskipun saat SMP sekolah mereka berbeda tapi Atha sudah mengenal Sri dengan baik karena mereka memiliki beberapa teman yang sama.
"Gue perhatikan muka lo gak enak mulu setiap ada Jinda, kenapa?" Sri yang duduk di motor maticnya menghampiri Atha yang memang sudah ia tunggu.
Atha yang tidak terlihat terkejut menghela napas kemudian menjawab, "gak suka aja gue."
"Seorang Atha gak suka sama seseorang bukannya hal aneh ya? Biasanya lo selalu positif."
"Bukan gitu Sri, gue rasa Jinda suka sama Renzo makanya gue gak nyaman kalo dia gabung sama kita."
"Karena dia punya pacar atau karena lo khawatir sama Leon?"
"Dia punya pacar dan kelihatannya dia mulai mendekati Renzo lewat Kak Ros, gue cuma takut bakal ada keributan setelah Jinda dan Dika bubar."
"Lo butuh bantuan?" Sri berbisik pelan.
"Gue butuh informasi tentang hubungan antara Jinda, Dika dan Leon."
"Oke. Besok laporannya akan gue kasih."
"Kalian memang bisa diandalkan."
"Itu gunanya lo punya teman."
***
Keesokan harinya Atha menerima laporan dari Alya salah satu teman Sri. Atha sebenarnya tidak terlalu peduli tentang Jinda yang menyukai Renzo tapi ia merasa ada sesuatu yang salah dengan hubungan Jinda dan Leon. Benar saja, setelah Atha mendengarkan cerita Alya ia akhirnya mengerti. Sepertinya Leon adalah tipe orang yang akan terus mempercayai orang yang sudah lama dekat dengannya. Leon terlihat sangat menghargai sebuah hubungan yang ia akui sebagai persahabatan. Atha tentu tidak bisa diam saja melihat salah satu temannya mendapat masalah.
Gawai Atha berdering ketika ia baru selesai mengikuti latihan, "Kebetulan banget nih anak." Atha dengan cepat mengusap tombol hijau di layar.
"Halo, lo dimana?"
"Di lapangan, baru selesai latihan."
"Bisa ngobrol sebentar?"
"Mau ketemu dimana? Gue lagi sama Renzo juga nih."
"Jangan ajak Renzo, please."
Atha tertawa mendengar Leon yang panik, sambil terkekeh ia berkata, "gue mencium bau-bau konspirasi."
"Di kafe depan lapangan, setengah jam lagi."
"Oke." Atha tersenyum setelah panggilan berakhir.
Atha sebenarnya tidak tahu alasan ia ikut campur dalam masalah ini, tapi ia memutuskan untuk tetap menemui Leon.
***
Sudah menjadi kebiasaan bagi Renzo dan teman-temannya makan siang bersama dengan empat meja yang disatukan. Hari ini mereka makan bertujuh tanpa Jinda yang sudah dua minggu bergabung dengan mereka.
"Tumben nenek lampir gak datang?" Fras menutup tempat bekalnya dengan asal hingga membuat Renzo kesal.
Renzo mengambil tempat bekal itu kemudian menutupnya dengan benar. "Siapa nenek lampir?"
"Ya siapa lagi?" Fras menggidikkan bahu.
"Ndak boleh gitu loh Fras, dia teman kita." Ardi menegur Fras sambil menepuk pundaknya.
"Abisan berisik banget dia. Akhirnya kita bisa makan dengan tenang karena dia gak datang."
"Dia memang suka ngobrol Fras, lo juga kan gitu. Gak asik loh kalo Fras diam, begitu juga dengan Jinda. Dia memang suka ngobrol random." Leon menjelaskan sambil membagikan buah jeruk yang ia bawa.
Fras menguliti jeruk kemudian membagi patongan jeruk di tangannya dengan kasar "bukan gitu loh, dia tuh ngobrolnya cuma sama Renzo doang. Gue, Atha, Ardi mana pernah diajak ngobrol panjang kaya sama Renzo."
Leon yang menyadari sesuatu langsung melihat kearah Atha, Atha hanya membalasnya dengan senyuman.
"Jadi lo cemburu? Jinda sudah punya pacar loh." Sri menggoda Fras sambil tersenyum jahil.
"Amit-amit, ogah gue sama nenek lampir."
Mereka semua tertawa melihat Fras yang sedang menggeliat seperti cacing kepanasan.
"Nanti siapa yang bisa tebengin gue balik?" Leon menatap pada Fras, Atha dan Renzo yang kebetulan rumahnya searah dengannya.
"Kok gak bareng Vista?"
"Vista ada latihan hari ini." Tidak sadar Ardi menjawab pertanyaan Renzo.
Atha melirik bergantian ke arah Vista dan Ardi kemudian ia tersenyum. "Sama gue aja."
"Nah, pas tuh soalnya gue sama Renzo gak bisa langsung balik karena rapat untuk acara minggu depan."
"Rapat terus bapak ketua humas Rohis ini." Sri menepuk-nepuk kepala Fras.
Fras bergerak cepat untuk menghindari tepukan berikutnya dari Sri, "bukan muhrim."
Akhirnya Leon dan Atha pulang bersama. Setelah mereka memasuki gang rumah Leon, Atha mulai mengajaknya bicara.
"Lo sadar kan kalo Fras merasa Jinda tertarik sama Renzo? Dia gak bilang secara langsung tapi gue bisa tangkep tatapan lo tadi."
"Iya, gue tahu. Bahkan gue belum menghubungi dia dari kemarin. Kalau Yessa dan Indra tahu masalah ini pasti mereka marah besar."
"Sama Jinda kan? Ingat lo gak salah apa-apa."
"Gue masih belum berani cerita sama mereka."
"Kan gue sudah bilang, lo harus pura-pura gak tahu dan bersikap biasa aja. Oke."
Setelah sampai di depan rumah Leon, Atha tidak langsung pulang karena ia tiba-tiba mengingat sesuatu. "Lo sadar ada yang beda sama Ardi dan Vista gak sih Kak?"
"Vista dan Ardi? Sepertinya gak ada yang berbeda."
"Tadi Ardi menjawab pertanyaan Renzo secara gak sadar." Atha memelankan suaranya hingga informasi tersebut terdengar seperti hot news terbaru.
"Tentang jadwal latihan Vista?"
"Iya. Gue curiga ada sesuatu di antara mereka."
"Vista sih belum cerita apapun."
"Kalau ada info terbaru kabarin gue ya?"
"Atha, lo bukan bagian dari Lovely kan?" Leon memincingkan matanya, menatap Atha dengan curiga.
"Bukan lah, tapi lumayan berita ini bisa jadi tanda terima kasih gue buat Sri. Kurang keren apa lagi kalo mereka sampai jadian. Gosip utama hari ini adalah Ardi Ketua OSIS terpilih ternyata berkencan dengan Vista salah satu dancer kebanggan sekolah." Atha tertawa puas setelah menyelesaikan kalimat yang ia ucapkan dengan nada bak presenter gosip di televisi.
Terima kasih sudah membaca ;)
#30DayWritingChallenge #30DWCJilid23 #Day21
KAMU SEDANG MEMBACA
LELUCHON ✓
Teen FictionLeony Adiandra Rose terjebak diantara orang orang yang memiliki kisah masa lalu yang rumit. Apakah waktu akan membantu hubungan Leony dengan orang orang itu atau justru waktu membuat segalanya menjadi lebih rumit?