Satu hari sebelum pengakuan Jinda.
Atha menghampiri Leon yang sedang asyik dengan novel di tangannya, "Kak, gue boleh ngomong sebentar sama lo?"
"Tumben. Ada apa?"
Atha bergerak mendekat ke telinga Leon dan berbisik, "keluar sebentar sama gue. Penting."
Leon segera menutup buku yang dibacanya dan bergegas mengikuti Atha yang berjalan ke luar kelas. Mereka memutuskan untuk duduk berdampingan pada salah satu bangku taman di pinggir kolam.
"Gue mau bahas tentang Jinda."
Leon menghela nafas kemudian menghadapkan tubuhnya ke arah Atha tanda ia mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan teman barunya ini.
"Ini menurut gue dan hanya pendapat gue, tapi gue yakin 100% kalau Jinda suka sama Renzo."
"Gak usah bercanda. Jinda pacaran sama Dika sudah 5 tahun."
"Lo gak lihat sudah hampir dua minggu dia selalu gabung sama kita? Dia ikut makan siang di kelas kita, dia ikut waktu kita kumpul sepulang sekolah bahkan dia juga ikut waktu kita latihan pensi. Gue perhatiin dia selalu ada di dekat Renzo. Lo mungkin gak sadar tapi tatapan dia ke Renzo itu beda."
"Oke, tapi gue rasa lo salah paham."
"Gue bukannya berburuk sangka tapi gue bicara berdasarkan fakta yang gue lihat. Sebaiknya lo ngomong baik-baik deh sama dia. Gue gak mau hubungan Renzo sama Dika jadi rusak karena masalah ini."
"Jadi ini alasan lo selalu menghela nafas setiap Jinda gabung sama kita?"
"Jujur iya, gue bukannya gak suka sama Jinda tapi gue gak suka cara dia."
"Oke, nanti gue coba tanya Jinda deh."
***
"Gue suka sama Renzo."
Leon yang sedang meminum teh gelas seribuan tersedak dan batuk-batuk hingga mengeluarkan air mata. Jinda menepuk pelan punggung Leon.
"Lo gak bercanda?" Leon memastikan kembali apa yang didengarnya bukan sebuah kesalahan.
"Gue suka sama Renzo."
Leon tidak bisa berkata-kata. Rasanya ia ingin lenyap dari hadapan sahabatnya ini sekarang juga. Jika Leon yang disuruh memilih mana yang lebih penting sahabat atau kekasih, jelas Leon akan memilih sahabat karena ia belum pernah merasakan memiliki kekasih. Tapi hari ini Leon dihadapkan dengan pilihan sahabat atau sahabat.
"Gue sudah lelah sama Dika yang terlalu posesif. Dika baik dan perhatian tapi dia selalu melihat semua hal dari sudut pandang dia, dia gak pernah pertimbangkan perasaan gue."
"Hmm..." Leon menjawab sekenanya. Pikirannya masih melayang-layang membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.
"Gue suka Ren karena dia terlihat dingin tapi perhatian. Waktu kita di rumah Ren, dia tunjukin perhatiannya dengan ambilin gue buah yang mau di potong, ambilin gue gelas yang sudah dia isi dengan es jeruk, dia juga beberapa kali mendekatkan duduknya dengan gue. Dia juga keren, apalagi kalau sudah memimpin rapat, auranya misterius tapi juga hangat. Lo tahu kan?" Jinda menjelaskan dengan sangat antusias.
"Tunggu, gue butuh waktu untuk berpikir." Leon memijit keningnya yang sudah berkerut sejak tadi, Leon benar-benar tidak menyangka apa yang dikatakan Atha benar adanya.
"Lo bisa bantu gue buat dekat sama Renzo kan? Gue lihat lo yang paling dekat sama dia." Jinda membisikkan kalimat pertama dengan penekanan yang membuat Leon tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
LELUCHON ✓
Teen FictionLeony Adiandra Rose terjebak diantara orang orang yang memiliki kisah masa lalu yang rumit. Apakah waktu akan membantu hubungan Leony dengan orang orang itu atau justru waktu membuat segalanya menjadi lebih rumit?