Setelah keluar dari ruangan komputer, Fras dan Renzo duduk di ruang keluarga. Awalnya mereka membicarakan hal-hal biasa seputar kegiatan organisasi sampai Renzo menanyakan perubahan sikap Dika terhadapnya. Tanpa terduga Fras justru menjawab pertanyaan Renzo dengan jawaban tidak terduga.
"Bisa diulangi, maksudnya Jinda suka sama gue?" Renzo terlihat kebingungan kemudian ia mengarahkan jari telunjuk di depan wajahnya untuk menunjuk dirinya sendiri.
Fras menepuk kepala Renzo dengan majalah. Ternyata tindakan itu tidak membuat Renzo sadar terhadap situasi yang sedang ia hadapi.
"Jinda itu pacar Dika, gimana ceritanya bisa suka sama gue?"
"Sepertinya gue gak bisa jelasin ini semua. Ajak anak-anak kumpul deh besok. Kebetulan ayah sama bunda mau ke luar kota untuk menghadiri pernikahan anak temannya jadi besok rumah kosong."
"Anak-anak yang mana maksud lo?" Renzo bertanya dengn wajah polos.
Fras menghela nafas kemudian memelankan suaranya, "kalo aja lo bukan abang gue. Ya Leluchon lah siapa lagi?" Fras menyebutkan nama kelompok mereka dengan pengucapan huruf 'h' secara berlebihan.
"Atha gak diajak?"
"Astaga Renzo, lo gak usah ngomong lagi sama gue. Lemot deh, percuma lo ganteng. Ya Leluchon itu kan lo, gue, Leon, Vista, Ardi, Atha, sama Sriracha harusnya sih 8 kalo lo mau anggap Jinda bagian dari Leluchon."
"Sejak kapan Atha sama Sri masuk Leluchon?" Renzo bertanya dengan mulut penuh nastar.
"Bodo amat." Fras beranjak dari duduknya kemudian meninggalkan Renzo.
"Mau kemana lo?"
"Jangan ikutin gue!" Fras berteriak kepada Renzo. Jika Renzo bukan sepupunya mungkin sejak lama Fras sudah memutuskan untuk tidak berteman dengan Renzo. Renzo adalah sosok yang sering mengejutkan, kadang ia bisa bersikap sangat manis dan perhatian tapi ia juga bisa terlihat sangat kasar. Renzo seringkali menanggapi masalah dengan sudut pandang yang menurut Fras lebih dewasa dibandingkan dengan usianya namun kadang Renzo bisa jadi sosok yang sangat lambat menanggapi sesuatu.
Fras memasuki kamarnya kemudian ia menutup pintu dengan cepat dan mengunci pintu tersebut. Hal itu dilakukan untuk mencegah oknum bernama Renzo Laberdo yang berkemungkinan dapat memasuki kamarnya secara bar-bar. Fras merebahkan tubuhnya di atas ranjang, lalu ia menyentuh gawainya untuk membuat grup obrolan baru dengan Leluchon, tanpa Jinda tentunya. Setelah selesai mengundang semua orang, Fras menuliskan pesan.
Halo masyarakat Leluchon, terima kasih sudah bergabung. Kita akan melakukan rapat darurat mengenai hal yang tidak bisa dibicarakan melalui pesan. Rapat dilakukan esok hari pukul 10.00 WIB di rumah saya Deniandra Frasetiadi. Mohon kehadirannya karena ini situasi darurat. Terima kasih.
Sri yang sedang rebahan diatas kasur empuknya sempat mengucek mata beberapa kali karena membaca pengumuman dari Fras. Setelah bangun dari posisi rebahan, dengan cepat Sri menghubungi nomor Fras.
"Halo, Fras."
"Kenapa ndoro?"
"Lo mau bahas masalah apa besok?"
"Lo gak akan tahu kalau gak datang. Bye."
Sri sempat dibuat tercengang karena Fras memutuskan sambungan telepon dengan tiba-tiba.
Tidak lama setelah Fras memutuskan sambungan telepon, gawai Sri kembali berbunyi. Ada beberapa pesan yang masuk. Tangan Sri menyentuh layar gawainya kemudian ia tersenyum membaca balasan dari para penghuni grup yang dengan kompak menjawab pesan dari Fras. Mereka menyatakan dengan senang hati mengunjungi rumah Fras. Terutama Atha yang terlihat sangat antusias karena kata Renzo kulkas di rumah Fras penuh dengan es krim, makanan ringan dan makanan beku yang sudah siap dieksekusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LELUCHON ✓
Teen FictionLeony Adiandra Rose terjebak diantara orang orang yang memiliki kisah masa lalu yang rumit. Apakah waktu akan membantu hubungan Leony dengan orang orang itu atau justru waktu membuat segalanya menjadi lebih rumit?