• 02

1.3K 98 45
                                    

Mina tidak berhenti tersenyum sepanjang hari. Mengingat ia akan segera bertemu dengan Jimin- begitu cepat.

"Jangan terus menyunggingkan senyuman menjijikkan seperti itu, Mina-ya. Aku mual melihatnya." Cibir Sana kembali.

Mina mendengus. Kakak perempuan nya ini benar-benar mengatai nya setiap hari, ada saja hinaan yang keluar dari mulut pedas nya itu.

"Jangan terus mengomentari ku dengan kalimat menjijikan mu itu, unnie. Aku mual mendengarnya." Balas Mina membalikkan perkataan Sana.

"Ya! Kau ini. . ." Jika Mina bukan adiknya, Sana sudah menendang gadis itu jauh-jauh.

"Kau tahu tidak, kak?" Mina mendekati Sana dengan antusias.

Padahal tadi Mina memberikan Sana beragam sumpah serapah, tapi sekarang tampaknya mood gadis itu sudah membaik.

"Tidak." Sana memalingkan wajah nya dan kembali menulis jurnal.

Mina memutar bola mata nya malas, "Dengarkan dulu! Kau akan terkejut."

Sana menatap Mina heran, memang nya apa yang mengejutkan? Mina terlihat tidak ada beda nya dengan biasanya.
Semakin gila iya.

"Adik mu yang cantik ini akan segera bertemu dengan calon suami nya di masa depan!" Pekik Mina senang kemudian berputar-putar kecil di karpet berbulu nya.

"Mwo!? Apa kau meminta ku mendengar omong kosong mu lagi?" Sana jengah melihat kelakuan aktif Mina jika itu berkaitan dengan Jimin BTS.

Mina kembali duduk di hadapan Sana setelah berputar- "Kak. Itu bukan omong kosong! Dulu nya memang iya, tapi siapa sangka? Omong kosong ku menjadi kenyataan!"

Sana tertawa renyah. "Kau tidak sakit? Um, apakah kita perlu ke dokter? Sekedar untuk memeriksa kesehatanmu saja. Aku rasa-"

"Unnieeee! Aku tidak bercandaa," Rengek Mina sembari menendang kecil.

Sana memukul pelan kaki Mina, "Jangan bersikap seperti anak kecil. Jimin bisa kabur saat melihatnya."

Mina terkadang memang tidak tahu umur, mungkin efek berteman dengan Nayeon membuat gadis itu ketularan.

Mina mempoutkan bibirnya, kesal.
"Abis nya kau tidak percaya padaku, unnie. Besok aku akan ke Fanmeeting bersama-"

"Bersama ketiga sahabatmu itu?" Sela Sana cepat.

Mina mengangguk, "Benar! Lagipula, aku bisa kesana karena Tzuyu."

Sana sudah tidak kaget ataupun heran lagi dengan teman dekat Mina yang satu spesies dengan Mina. Sama-sama tinggi halusinasi nya.

Sana kadang berpikir, bagaimana bisa mereka tergabung menjadi satu kelompok seperti itu? Untung saja, member yang disukai mereka berbeda. Karena jika tidak, Sana pastikan mereka akan bermusuhan.

"Memang Tzuyu melakukan apa?" Sana mengernyit; semakin penasaran dengan pembicaraan Mina kali ini.

"Dia dekat dengan Taehyung dari BTS."

Sana melotot. Apa!?
Baru kali ini Sana tertarik dengan topik BTS yang hampir setiap hari Mina katakan tapi tidak pernah Sana dengar dengan baik.

"Jinjja!? Kau bercanda? Ah. Mungkin Tzuyu membohongimu, bodoh. Bagaimana bisa orang biasa dekat dengan artis ternama seperti Taehyung? Bagaimana bisa, Mina-ya!?"

Mina menatap sinis Sana, mengapa gadis ini terlihat berlebihan? Dia juga memekik. Membuat Mina harus mendengarkan suara cempreng si Kakak.

"Ya, unnie! Kau tidak tahu seberapa cantik nya Tzuyu, eoh? Aku yang perempuan saja sangat mengakui kecantikan nya. Apalagi Kim Taehyung pria normal?!"

Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang