• 20

620 74 13
                                    

Mina melompat kegirangan di atas kasur setelah membaca sederet pesan yang baru saja Jimin kirimkan pada nya.

Tidak lupa, Mina terus menampar dan mencubit diri nya sendiri; untuk memastikan hal ini nyata dan bukan mimpi.

"Mina-ya! Apa yang kau lakukan di dalam?! Berisik sekali!" Teriak Sana merasa terganggu.

Mina turun dari kasur nya dengan antusias, "Bukan apa-apa, unnie!" Ujarnya membalas pertanyaan Sana.

Sana berdecak didepan pintu. "Memiliki adik perempuan gila seperti mu benar-benar menyusahkan."

Mina hanya menggidikkan bahu nya tidak peduli, biarkan Sana mengatainya sesuka hati. Hal itu sama sekali tidak mengurangi rasa senang Mina.

Mina membuka lemari baju nya, "Kira-kira pakaian apa yang cocok untuk kencan?" Gumam Mina sendiri.

Mina tidak memiliki begitu banyak gaun mewah atau baju-baju fashion-able.
Hoodie, t-shirt polos dan baju crop sering menjadi andalan Mina di hari-hari biasa,

Namun sekarang berbeda. Hari ini; pertama kali nya Mina berkencan dengan seorang pria dan itu Park Jimin. Tentu saja harus spesial!

Mina berdecak sebal.
"Tidak ada yang menarik disini." Gadis itu menutup lemari nya pelan dan berniat meminjam pakaian Sana untuk digunakan.

Mina bahkan baru sadar, ia tidak memiliki gaun cantik atau pakaian feminim manis seperti gadis lain nya.
Mina terlalu cuek pada penampilan nya, Mina akan memakai apapun yang membuatnya nyaman tanpa melihat model,

Tok. Tok.

Mina mengetuk pintu kamar Sana pelan tetapi kaki nya menghentak antusias,
"Sana unnie. . apa kau di sana?" Panggil Mina sedikit keras.

"Masuk lah. ." Sana menyahut dari dalam.

Mendengar hal itu, tentu saja Mina langsung mendorong pintu kamar Sana.
"Unnie, aku membutuhkan bantuan mu!"

Sana memandang Mina aneh, adik semata wayang nya ini terlihat lebih heboh daripada biasa nya. "Apa? Kenapa?"

Mina duduk di kasur Sana, "Pinjamkan aku gaun terbaik mu, boleh?" Mina mengatupkan kedua jari nya memohon.

Sana mengalihkan atensi nya ke arah Mina, "Untuk apa? Tumben." Ujarnya sambil mengernyit.

Mina tampak berpikir sejenak, "Um. . kalau aku beritahu alasan nya--- apa kau percaya?" Tanya Mina polos.

"Tergantung. Kau kan kadang-kadang suka halusinasi berlebihan," Balas Sana yang sudah hafal kebiasaan Mina.

Mina mendengus. "Park Jimin mengajak ku berkencan. BER-KEN-CAN." Tekan Mina pada setiap kata nya.

Sana memandang Mina tak percaya, sedetik kemudian ia terbahak-bahak.
"HAHAHAHAHAH! Mina, apa ini salah satu dari halusinasi mu?" Balas Sana mengejek.

Mina mendelik, suara cempreng Sana saat tertawa mengejek terdengar dua kali lipat lebih menyebalkan.

"Percaya tidak percaya, terserah. Kau pinjamkan saja gaun mu." Mina beranjak lalu membuka lemari Sana tanpa izin. 

Sana menatap pergerakan Mina, tampaknya gadis itu cukup serius dengan ucapan nya.
"Mina-ya, kau tidak berbohong?"

Mina menolehkan kepala nya ke arah Sana malas, "Apa wajah ku tampak seperti pembohong?" Tanya Mina kesal.

"Ti-tidak sih. . Tapi apa buktinya?" Sana beranjak mendekati Mina; mulai penasaran.

Mina merogoh ponsel nya dari saku celana kemudian menunjukkan sebuah chat dari kontak bernama Mochi.

Yours Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang