Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara tembakan yang lumayan keras membuat lo refleks menoleh dan menuju sumber bunyi, Namun lo melihat seseorang yang perutnya bersibah darah dan juga seorang pria yang tiba-tiba mengarahkan pistolnya ke kepala proa berdarah itu.
"Mati gue..." Lirih lo saat melihat seseorang pria bertubuh tinggi sedang memegang pistolnya yang diarahkan ke pada pria berdarah itu.
Namun, dia menoleh kearah samping tempat lo berada. Lo langsung terkejut dan lari sejauh mungkin dari tempat itu menuju tempat lo magang.
Sesampainya di tempat magang lo, lo langsung menyandar ditembok dengan nafas lo yang masih memburu.
"Lo ngapain?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesosok pria yang bertubuh agak tinggi dari lo tiba-tiba muncul. Lo langsung terjatuh di lantai akibat terkejut.
"Lo gapapa?" Tanyanya sambil membantu lo untuk bangun.
"Yong..." Panggil lo membuat dia menaikkan alisnya sebelah.
Tangan lo menggenggam jas putih miliknya yang membuat pria itu menatap lo lekat, "Lo pucet banget, gue ijinin ya?"
Lo menggeleng, "Nyawa gue lagi terancam yong..." Ujar lo dengan nada terengah.
Taeyong menangkup wajah lo, "Calm, kita ke meja lo aja ya? biar Jisoo jagain lo gue ambilin minum."
Lo mengangguk, Taeyong langsung membantu lo berdiri dan berjalan ke lift menuju ke meja kerja lo yang berada di lantai 5.
Saat menunggu di depan lift lo masih meremas lengan jas milik Taeyong dan menyembunyikan wajah lo di belakang tubuh Taeyong.
"Pak Presdir datang." Suara seseorang mengunterupsi semua karyawan yang menunggu didepan lift bersama lo dan Taeyong.
Lo langsung membulatkan mata lo terkejut dan agak menarik Taeyong, sementara karyawan lain menundukkan kepalanya saat melihat pria itu.
