Toko Alat Lukis

18 3 0
                                    

"Tapi naik angkutan umum,gapapa emang?"

"Besok bawa motor kok, naik motor aja mau?"

"Emang udah ada kartu sim?"

" Kita lewat jalan aman, Fada "

"Yaudah deh kalo maksa,"

"Enggak maksa, cuman membujuk tapi kamu mau yaudah,"

"Yaudah kalau gitu naik angkutan umum aja,biasa naik angkutan umum,"

"Coba yang enggak biasa,Fada"
Bingung ingin merespon apa,aku hanya mengangguk. Dalam artian kalau aku menyetujui pernyataannya. .

~

Di sekolah ini memang aktivitas anak-anak dalam bersosial memang paling di utamakan. Mungkin untuk menumbuhkan rasa senang dimasa remaja. Seperti biasa di hari Jumat ada kegiatan olahraga. Selepas olahraga waktu istirahat cukup lama sehingga anak-anak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain bersama teman-temannya tapi aku hanya duduk di depan kelasku bermain bersama SketchBook baru ku,dengan lukis-lukis kecil untuk persiapan ujian di hari Senin besok. Tidak sendiri, aku ditemani bersama ke empat teman ku. Memang yang paling sering ku ceritakan hanya Dinda dan Kinna, namun aku punya teman dekat lagi. Bukan,ini bukan circle. Aku tidak pernah mau menyebut ini adalah circle. Pertama ada Kinna, ia teman dari kelas tujuh ku, walaupun dekat nya di kelas delapan. Kedua ada Dinda. Ia teman dari kelas delapan. Ketiga ada Winda, ia teman ku dari kelas delapan,tapi ia sekarang sekelas dengan Kinna. Dan yang keempat ada Risha tapi biasa dipanggil Ica. Ica juga teman dari kelas delapan, dan sekarang ia sekelas sama Malik.

Ica belum tau menau tentang aku dan Malik. Aku pikir masih terlalu awal kalau aku ceritakan di waktu ini.

Ketika kami berkumpul,kami juga tidak banyak berbincang, semua punya dunia nya masing-masing. Aku bersama sketchbook ku, Kinna bersama novel yang selalu tersampul rapi, Dinda bersama ponselnya, Winda dan Ica bersama makanan nya.

"Oh ya,Fa. Mumpung inget,ini uang buat beli alat lukisnya, cat,kuas,palet,kanvas. Kalau kurang tolong talangin dulu ya,"

"Kayanya cukup Din, disana murah murah soalnya,"

"Ehiya, lui maieu boli A?" Tanya Winda yang masih penuh dengan makanan di mulutnya.

"Telen dulu telen," Timpal ku.

"Lu mau beli? Kapan?"tanya Ica.

" Nanti Ca, pulang sekolah"

"Ikut,Fa.... Mau beli juga,"

"Hmm nitip aja sini gue yang jalan,"

"Yuk rame rame aja yuk," Kata Kinna.

"Enggak bisa,gue udah janji sama temen gue,"

"Jadinya lu pergi sama siapa Fa?" Tanya Dinda yang pasti nya ia sudah mengira kalau aku akan pergi bersama Malik.

"Sama Malik, dia ngajak bareng kemarin,"

"Kok bisa?"
"Malik yang mana?"
"Ih iya?

Kecuali Dinda,mereka semua terkejut.

" Enggak sekarang ya gue cerita nya,"

Tepat sekali bel masuk berbunyi. Karena kami sudah diberitahu untuk pulang awal, jam selanjutnya nya hanya dipakai untuk membersihkan ruangan sebagai ruang ujian di hari senin nanti.
Masih mengenakan celana jogger dan kaos, aku turut membantu membersihkan ruangan kelas dengan mengelap jendela dari luar,karena persediaan sapu ijuk dikelas sudah di ambil oleh yang lain.

"Jangan lupa Fada,nanti kita ke toko alat lukis" Tentu suara Malik. Sekarang aku sudah mengenali suara nya. Aku hanya tersenyum dan mengangguk,kemudian melanjutkan mengelap kaca.

FADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang