Hurting Cause Your Mine

1.8K 194 20
                                    

"Mom, aku tidak bisa"

"Apa yang kau tidak bisa sayang? Dia adalah teman mom dan bahkan dari kecil kau sudah dekat dengannya"

"Itu saat ku masih kecil, sekarang akan berbeda suasananya. Itu akan terlihat canggung"

"Sudahlah sayang, ikuti saja kemauan ibumu. Lagipula kapan lagi kau di Korea? Kau pasti sibuk dan mengutamakan pekerjaanmu. Sekarang istirahatlah di kamarmu. Nanti malam kau harus sudah siap, paham"

Dan disinilah Lisa sekarang. Meringkuk kesakitan di atas kasurnya. Beberapakali memegangi atau memukul dadanya yang terasa sesak. Tangisnya dia redam dengan bibirnya yang digigit. Bukan tidak mungkin Lisa akan canggung saat bertemu kembali dengan sahabat ibunya itu. Tiffany, ibu dari seorang Jeon Jungkook.

Bukankah manusia itu egois? Mereka ingin di mengerti tanpa mau mengerti orang lain. Lisa, Lalisa Kim adalah peran antagonis di dunia ini. Rasa perih di dadanya semakin timbul dengan tangisnya yang kian menjadi. Itulah kenapa dirinya egois. Karena dunia lebih egois. Tak mengerti yang sebenarnya Lisa rasakan. Lisa hanyalah seorang yang di babukan oleh peran lainnya.

Dirinya terlihat kuat oleh dunia tanpa mengetahui bahwa jiwanya kacau dan berantakan. Air mata yang bahkan sudah mengering tetap memberikan luka yang cukup dalam. Luka ada tanpa bicara karena air mata jatuh tanpa suara.

Lisa hanya ingin di pahami. Tapi Lisa juga tidak ingin berbagi kisah. Jalan ceritanya bukan untuk dipertontonkan. Lisa adalah orang besar yang memiliki banyak musuh diluar sana.

Akhirnya Lisa memilih untuk melangkahkan kakinya ke toilet. Berharap air hangat dan aroma vanilla dapat membuatnya tenang meski hanya sekejap. Karena bohong jika Lisa mengatakan dirinya sudah dapat hidup dengan bahagia. Lisa sendiri belum mengetahui apa arti atau definisi spesifik dari kata bahagia. Meskipun bahagia termasuk kedalam kosakata hidupnya, tapi rasa bahagia itu terlampau abu abu bagi Lisa.

***

Atmosfir terasa canggung bagi Lisa dan Jungkook. Meskipun Lisa terlihat sesantai biasanya, tapi sorot kebencian tercetak jelas dari tatapannya.

Berdua di sisi kolam karena Jungkook memaksa Lisa untuk berbicara berdua, membuat Lisa tidak bisa menolak karena dihadapan orang tua mereka. Bisa bisa Yoona menegur Lisa karena tidak mengikuti kemauan Jungkook, sudah pernah dikatakan bukan kalau mereka adalah sahabat dimasa kecil. Orang tua mereka akan seperti tertukar.

Yoona yang lebih sering membela Jungkook. Dan Tiffany yang akan membela Lisa.

Jungkook dan Lisa sama sama menatap langit di luar rumah Jungkook. Langit yang menggelap ditaburi cahaya cahaya dari para bintang, meskipun sang rembulan tak menampakkan dirinya di malam ini.

"Apa aku masih punya kesempatan?"
Jungkook membuka suara berusaha mencairkan suasana yang berat.

"Jika masih adapun aku tidak akan memberikan kesempatan itu padamu Jungkook"

Keduanya masih belum menatap satu sama lain. Lebih tepatnya Lisa yang enggan menatap Jungkook.

"Sebegitu bencinya dirimu padaku Lalisa Kim? "

Lisa tersenyum pahit. Dengan brengseknya, bisa bisanya Jungkook bertanya perihal benci.

"Lebih besar dari rasa benci yang kau utarakan seperti enam tahun lalu"

"Tapi aku benar benar menyesal Lisa"

Tangan Jungkook membawa wajah Lisa untuk menghadapnya. Mencoba menatapnya dalam dalam dan berusaha memecahkan kaca benci yang ada di dalam diri Lisa. Jungkook menggenggam tangan Lisa sebelum berkata, "Perlukah aku pergi ke gereja dan bersumpah disana? Berkata bahwa aku memang mencintaimu sebegitu dalamnya"

"Hahaha..., Jeon Jungkook. Bukankah kisah ini terdengar begitu klasik? Aku mencintaimu Jungkook! Tapi itu dulu"

Lisa tersenyum menertawakan takdirnya. Benar, takdir mempermainkan hidup nya. Betapa terlihat idiot seorang Lalisa.

"Dengar Jeon! Jangan membawa agama untuk manusia yang kotor seperti kau dan aku. Kau kembali setelah sekian lama dengan alasan kau mencintaiku dan menyesal. Setelah kau dan aku melewatkan malam yang panas. Bukan kah aku terlihat bodoh jika aku menerima mu? "

"Kau bahkan egois Lisa"

"Ya! Aku egois Jeon. Aku egois karena aku sadar dan berkaca pada masa lalu yang pernah ku alami. Yang bahkan terkesan bodoh. Hahahaha, benar bukan? Lalisa Idiot Kim. Terdengar lebih pantas"

"Lihat disini siapa yang berbicara hm, Lalisa Kim! Bahkan kau bukan lagi seperti orang yang ku kenal. Kau bukanlah orang yang merendahkan dirimu sendiri"

Jungkook mendekap Lisa dalam pelukannya. Ini belum merupakan awal bagi mereka. Hubungan mereka kandas menyisakan luka dan air mata di enam tahun lalu.

"Aku muak Jung"
Suara Lisa terdengar sendu walaupun masih ada penegasan dalam kosakata nya.

"Aku muak dengan semua ini. Aku tak akan pernah lupa apa yang telah kau perbuatan, dan... terimakasih! "

 terimakasih! "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Girl With Hate  |  Lizkook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang